Perusahaan Tambang Batu Bara Hary Tanoesoedibjo Siap Dilego Seharga Rp 2 Triliun

2 Desember 2021 6:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengusaha Hary Tanoesoedibjo, pemilik kelompok usaha MNC Group. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengusaha Hary Tanoesoedibjo, pemilik kelompok usaha MNC Group. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan tambang batu bara milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo, PT Bhakti Coal Resources (BCR), siap dilego seharga USD 140 juta atau sekitar Rp 2 triliun. Hal ini setelah PT MNC Investama Tbk (BHIT) selaku pemilik mayoritas saham BCR, meneken perjanjian jual-beli bersyarat atau Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) dengan PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA).
ADVERTISEMENT
Head of Investor Relations Indonesia Transport and Infrastructure, Natassha Yunita menjelaskan, rencana transaksi senilai Rp 2 triliun itu digelontorkan IATA untuk mengambil alih 99,33 persen saham BHIT di PT Bhakti Coal Resources (BCR).
BCR sendiri memiliki dua anak perusahaan tambang batu bara yang sudah berproduksi, yakni PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC).
"Karena akuisisi dianggap material transaksi, IATA harus memenuhi semua persyaratan diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan terkait regulasi lain terutama untuk mengalihkan izin usaha penerbangan IATA ke anak perusahaan baru," kata Natassha dalam pernyataan tertulis, dikutip Kamis (2/12).
Ilustrasi tambang batu bara Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Berdasarkan penilaian KJPP Kusnanto & Rekan, valuasi gabungan dua anak usaha BCR mencapai USD 181,9 juta. Sehingga jika transaksi ini terwujud, IATA memperoleh harga 23 persen lebih rendah dari valuasi BSPC dan PMC. IATA akan membiayai akuisisi tersebut melalui rights issue dan seluruh proses transaksi harus diselesaikan pada semester I/2022.
ADVERTISEMENT
Akuisisi tersebut juga termasuk tujuh IUP lainnya, mengingat Bhakti Coal Resources merupakan induk perusahaan dari sembilan perusahaan tambang batu bara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang berlokasi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Di bawah BCR juga terdapat PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE), yang dipercaya memiliki cadangan batu bara melimpah. IBPE dan APE akan mulai memproduksi batu bara pada 2022.
Untuk mendapatkan momentum dari kenaikan harga batu bara, perusahaan akan melakukan eksplorasi penambangan lebih lanjut untuk menemukan lebih banyak sumber daya dan cadangan batu bara.