Presiden Biden dan Ketua DPR Hampir Sepakat, AS Terhindar dari Kebangkrutan?

26 Mei 2023 9:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Joe Biden berbicara kepada wartawan setelah dugaan ledakan rudal Rusia di Polandia, di Bali, Indonesia, 16 November 2022. Foto: Kevin Lamarque/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Joe Biden berbicara kepada wartawan setelah dugaan ledakan rudal Rusia di Polandia, di Bali, Indonesia, 16 November 2022. Foto: Kevin Lamarque/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy hampir mencapai kesepakatan untuk memotong anggaran belanja dan menaikkan batas utang pemerintah senilai USD 31,4 triliun.
ADVERTISEMENT
Perkembangan tersebut jika terwujud jadi kesepakatan resmi, bisa mencegah negara Paman Sam itu dari kebangkrutan, akibat gagal bayar obligasi negara. Negosiasi keduanya terus dilakukan, di tengah waktu yang makin terbatas.
Mengutip Reuters, Jumat (26/5), upaya mencapai kesepakatan itu akan menentukan jumlah total anggaran yang dapat dibelanjakan pemerintah untuk program diskresioner seperti perumahan dan pendidikan, tetapi tidak membaginya ke dalam kategori individu.
Menurut sumber lain, kesepakatan kedua belah pihak hanya berselisih USD 70 miliar dengan jumlah total lebih dari USD 1 triliun.
Warga AS memprotes tingkat pengangguran Foto: AFP/Joe Raedle
Joe Biden dan McCarthy bertemu secara virtual pada Kamis (25/5). Biden mengatakan mereka masih tidak setuju di mata anggaran mana pemotongan harus dilakukan. "Saya tidak percaya seluruh beban harus jatuh kembali ke kelas menengah dan kelas pekerja Amerika Serikat," katanya, dilansir Reuters.
ADVERTISEMENT
Belum bisa dipastikan, kapan DPR AS akan menyerahkan usulan anggaran. Tapi sebelumnya Menteri Keuangan Janet Yellen harus memenuhi tenggat untuk menutup semua kewajiban kepada pemegang obligasi pada 1 Juni 2023.
Kesepakatan apa pun harus melewati DPR yang dikendalikan oleh Partai Republik dan Senat yang dikuasai Partai Demokrat. Itu bisa jadi rumit, karena beberapa Republikan sayap kanan dan banyak Demokrat liberal mengatakan bahwa mereka kecewa dengan prospek kompromi.
"Saya tidak berpikir semua orang akan senang pada akhirnya. Itu bukan cara kerja sistem ini," kata McCarthy.