Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Program Biodiesel B35 Semula Dijadwalkan Besok, ESDM: Kemungkinan Ditunda
19 Juli 2022 20:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Program B35 masih perlu pembahasan dengan kementerian terkait. Terutama terkait aspek teknis, misalnya spesifikasi biodiesel dan juga kemungkinan dampaknya terhadap mesin,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM , Dadan Kusdiana, seperti dilansir Reuters, Selasa (19/7).
Sebelumnya pemerintah terus mendorong kandungan minyak nabati, khususnya berbahan baku sawit, karena merupakan produsen terbesar di dunia untuk komoditas itu. Biodiesel dengan kadar bahan bakar nabati berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) dari minyak sawit yang makin besar, akan mengurangi impor minyak Indonesia.
Apalagi, Indonesia sempat memberlakukan larangan ekspor CPO dan seluruh produk turunannya selama hampir sebulan, yakni medio April-Mei 2022 lalu. Larangan ekspor membuat stok minyak sawit melimpah, sehingga program Biodiesel B35 diharapkan dapat menyerap stok tersebut.
ADVERTISEMENT
Program mandatory Biodiesel 35 ini semula ditargetkan meluncur pada Rabu (20/7) besok. Tapi dengan adanya rencana penundaan program Biodiesel B35 ini, Dadan tak memastikan jadwal barunya.
Sementara itu, meski ekspor CPO sudah kembali dibuka, namun petani mengeluhkan rendahnya harga tandan buah segar (TBS) yang masih di kisaran Rp 1.400-Rp 1.600 per kg. Meski mulai merangkak naik, harga itu masih di bawah yang dijanjikan pemerintah yakni melampaui Rp 2.000 per kg.
Padahal sebelumnya Kementerian ESDM memperkirakan peralihan dari B30 ke B35, akan menciptakan tambahan permintaan minyak sawit sebanyak 727.804 kiloliter tahun ini. Dengan tambahan tersebut, konsumsi Biodiesel setahun penuh diproyeksi jadi 10,88 juta KL.
ADVERTISEMENT