RI Punya Pabrik Bahan Baku Ban yang Gunakan PLTS Atap, Pertama di Asia Tenggara

23 November 2022 19:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manajemen PT Indokordsa Tbk (BRAM) berfoto di PLTS atap milik pabrik tersebut bersama pejabat Kementerian ESDM dan Kemenperin. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Manajemen PT Indokordsa Tbk (BRAM) berfoto di PLTS atap milik pabrik tersebut bersama pejabat Kementerian ESDM dan Kemenperin. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia punya pabrik bahan baku ban pertama di Asia Tenggara, yang memanfaatkan pasokan listrik dari PLTS Atap. Implementasi energi baru terbarukan (EBT) dari PLTS Atap itu dilakukan di PT Indokordsa Tbk (BRAM), di pabrik mereka di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Indokordsa yang didirikan pada 1981, memproduksi kain ban, benang nylon dan polyester, benang serat industri atau benang filament buatan. Produksi bahan baku ban itu membutuhkan pasokan listrik yang cukup besar.
"Kini kami punya pasokan listrik dari PLTS Atap dengan kapasitas 4,8 MegaWatt. Ini juga merupakan kontribusi kami untuk mengurangi emisi karbon sebesar 3 persen per tahun. Pengembangannya bekerja sama dengan Kementerian ESDM," kata Presiden Direktur Indokordsa, Omur Mentes, di peresmian PLTS Atap di pabriknya, Rabu (23/11).
"Perusahaan kami jadi produsen kain ban pertama yang menggunakan tenaga surya di Asia Tenggara," lanjutnya.
Menurut dia, pengembangan PLTS Atap di pabrik Citeureup ini merupakan proyek Kordsa terbesar, di antara bisnis mereka yang tersebar di enam negara. Namun Omur tak mengungkap nilai investasi yang ditanamkan.
ADVERTISEMENT
Manajemen PT Indokordsa Tbk (BRAM) berfoto di PLTS atap milik pabrik tersebut bersama pejabat Kementerian ESDM dan Kemenperin. Foto: Dok. Istimewa
PLTS Atap ini, lanjutnya, sejalan dengan strategi keberlanjutan Kordsa Group untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Diharapkan hal ini bisa berkontribusi untuk menahan kenaikan pemanasan iklim global di maksimal 1,5 derajat selsius per tahun.
Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan (AEBT) Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna, menilai kontribusi Indokordsa mengembangkan PLTS Atap bisa mendukung peningkatan program bauran EBT yang pada 2025 sebesar 23 persen.
"Ini merupakan salah satu upaya kita dalam meningkatkan bauran EBT. Kita punya target sangat besar 23 persen di tahun 2025. Dan kalau melihat capaiannya saat ini masih 11,7 persen kan masih di bawah ya. Dari yang kita harapkan, untuk itu kita mendorong salah satunya PLTS atap ini di sektor industri," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk menghasilkan listrik 4,8 MW dari PLTS Atap ini, telah terpasang 8.800 modul di atap enam fasilitas produksi Indokordsa, dengan sistem tenaga PV sebesar 4,8 megawatt-peak (MWp). Fasilitas tersebut bisa menghasilkan sekitar 6.800 megawatt-jam (MWh) listrik terbarukan.
Setiap tahunnya, pabrik bahan baku ban tersebut bisa memperoleh penghematan biaya yang signifikan, sekaligus dapat mengurangi jejak karbon sekitar 5.400 ton emisi CO2.