Survei: 4 Hal yang Paling Dicemaskan dan 7 Perilaku Baru Konsumen di Masa Corona

20 April 2020 4:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga antre berbelanja saat pemberlakuan pembatasan pengunjung supermarket di Tiptop, Depok, Jawa Barat, Senin (30/3/2020). Foto:  ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Warga antre berbelanja saat pemberlakuan pembatasan pengunjung supermarket di Tiptop, Depok, Jawa Barat, Senin (30/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi virus corona COVID-19 yang meluas, memunculkan kecemasan di masyarakat. Pada sisi lain, hal ini juga memunculkan perubahan perilaku baru di kalangan konsumen, khususnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Survei yang dilakukan SurveySensum menangkap setidaknya ada 3 hal yang paling dicemaskan masyarakat, sehingga memunculkan 6 perilaku baru di kalangan konsumen. Sentimen ini tercermin pada hasil riset SurveySensum COVID-19 Consumer Behavior Track pada 20-27 Maret 2020.
SurveySensum adalah AI-Enabled Customer Experience Management Platform, yang membantu dalam mengumpulkan umpan balik secara realtime.
CEO Surveysensum, Rajiv Lamba, mengatakan konsumen di Indonesia mencemaskan dampak COVID-19 terhadap kehidupan sehari-hari mereka. Di sisi lain, mereka optimis bahwa situasi tidak menguntungkan ini hanya berlangsung hingga akhir Mei 2020.
“Konsumen Indonesia tentu cemas dengan situasi akhir-akhir ini. Sekitar 90 persen konsumen merasa kehidupan sehari-harinya terganggu sejak merebaknya COVID-19. Namun 45 persen di antaranya yakin bahwa situasi ini akan segera membaik. Mereka yakin dalam 2 bulan kita akan kembali normal. Ini artinya konsumen berharap pada akhir Mei 2020 situasinya sudah terkendali,” kata Rajiv melalui pernyataan tertulis yang diterima kumparan, Minggu (19/4).
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran terbesar di kalangan konsumen adalah apabila ia atau keluarganya terserang COVID-19. Setidaknya ada 70 persen konsumen yang mengkhawatirkan hal tersebut. Kekhawatiran ini bukan saja menyangkut kesehatan konsumen dan keluarga besarnya, tetapi juga stigma sosial yang harus diterima.
Dalam survei yang dilakukan terhadap 500 konsumen ini juga menangkap kepanikan 59 persen konsumen apabila toko-toko yang biasa mereka kunjungi kehabisan stok makanan dan kebutuhan pokok.
Empat Hal yang Paling Mencemaskan:
“Kekhawatiran tersebut mendorong perubahan perilaku konsumen secara signifikan. Konsumen kini lebih fokus pada gaya hidup dasar yang mengutamakan kesehatan dan higienitas,” lanjut Rajiv.
ADVERTISEMENT
Perubahan terbesar di masa pandemi virus corona, adalah meningkatnya jumlah konsumen yang membeli cairan pembersih tangan. Angkanya melonjak hingga 85 persen. Orang-orang kini jauh lebih perhatian dengan higienitas tangannya dengan mengaplikasikan cairan pembersih tangan berkali-kali dalam sehari.
Selain itu, dari survei itu juga terungkap 55 persen konsumen yang disurvei oleh SurveySensum menyatakan lebih sering minum air dibandingkan sebelum COVID-19 merebak di Indonesia.
Mereka pun kembali ke prinsip dasar kesehatan dengan lebih sering mengkonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayur, dan vitamin. Konsumen yakin bahwa dengan mengkonsumsi makanan sehat dan vitamin dapat meningkatkan imunitas tubuh sehingga mereka terhindar dari COVID-19.
Yang tak kalah menarik, 18 persen konsumen justru lebih sering berolahraga.
ADVERTISEMENT
“Konsumen memang menghindari pergi ke gym karena pembatasan sosial. Sebagai gantinya, mereka berolahraga di rumah atau di sekitar lingkungan rumahnya. Ini merupakan kesempatan bagi produsen perlengkapan olahraga untuk memfasilitasi konsumen berolahraga di rumah,” papar dia.
Ilustrasi hand sanitizer, masker, dan sabun cuci tangan untuk dibawa saat bepergian Foto: Dok. Pegipegi
Menurutnya, sementara aktivitas terkait kesehatan meningkat, aktivitas lain yang berhubungan dengan kegiatan sosial, hiburan di luar rumah, transportasi, dan jalan-jalan menurun drastis. Konsumen mengurangi aktivitas di luar rumah, keramaian, dan berkerumun untuk menghindari penularan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dengan berkurangnya berbagai kegiatan di luar rumah, perilaku konsumen terhadap penggunaan alat transportasi pun ikut menurun. Pada akhir Maret 2020 lalu 66 persen konsumen lebih jarang menggunakan jasa transportasi online baik Gojek maupun Grab, dan 65 persen konsumen mengurangi penggunaan transportasi umum. Sementara itu terdapat 39 persen konsumen yang lebih jarang menggunakan kendaraan pribadinya.
Sejumlah pengendara melintasi jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (31/3). Foto: Dok. Suhada/pembaca kumparan
Di sisi lain dengan banyaknya konsumen yang bertahan di rumah merupakan kesempatan bagi industri digital untuk lebih berkembang lebih cepat. Konsumen lebih terbuka dengan dunia digital dan aktivitas online. Selama masa darurat COVID-19, 70 persen responden SurveySensum COVID-19 Consumer Behavior Track menjajal setidaknya 1 kategori digital baru.
SurveySensum menanyakan lebih lanjut apa saja kategori yang baru pertama kali dicoba oleh para konsumen. Hasilnya, 38 persen konsumen mengatakan baru mencoba berkonsultasi dengan tenaga medis secara online. Konsumen layanan pendidikan online juga ikut naik 34 persen mengingat para siswa harus belajar di rumah. Dalam hal ini layanan digital HaloDoc dan Ruang Guru meraup ceruk yang lebih besar dibanding sebelum COVID-19 merebak.
ADVERTISEMENT
Tujuh Perilaku Konsumen di Masa COVID-19:
Teknologi yang mendukung konsumen bekerja di rumah turut mengalami peningkatan. Sebanyak 27 persen konsumen mencoba aplikasi dan perangkat lunak untuk bekerja seperti Microsoft, Zoom, Skype, dan sejenisnya.
Semakin banyaknya waktu di dalam rumah mendorong konsumen bereksplorasi dengan pilihan hiburan. Misalnya, dari survei ini terungkap 25 persen konsumen untuk pertama kalinya menonton siaran hiburan digital seperti Netflix, Viu, dan sebagainya. Tak hanya hiburan, aplikasi belanja online dijajal oleh 20 persen konsumen sedangkan aplikasi fitness 13 persen konsumen.
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap dalam menghadapi pandemi corona dalam Pusat Informasi Corona. Sebuah inisiatif yang dirancang kumparan untuk membantu masyarakat Indonesia.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!