Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjawab komentar yang disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo soal rencana ekspor benih lobster . Edhy mengklaim bahwa benih lobster apabila tidak dibesarkan atau dibudidaya, dia akan mati.
ADVERTISEMENT
Lantas apa jawaban Susi Pudjiastuti?
"Benarkah? Ya pasti benar. Kita semua juga akan mati," ungkap Susi Pudjiastuti dalam cuitannya via Twitter miliknya @susipudjiastuti seperti dikutip, Kamis (12/12).
Tidak hanya itu, Susi Pudjiastuti juga aktif berbicara mengenai rencana ekspor benih lobster . Misalnya Vietnam yang memang sukses membudidayakan benih lobster. Tapi benih lobster yang didapat Vietnam selama ini berasal dari Indonesia dengan cara diselundupkan. Negara lain yang memiliki benih lobster, tidak ada yang mau menyuplai ke Vietnam.
"Belajar baru omong! Lobster belum bisa dibreedingkan in house, semua bibit alam. Vietnam budi daya hanya membesarkan dan hanya dari Indonesia mereka bisa dapat, lewat Singapura atau yang langsung. Negara lain yang punya bibit tidak mau jual bibitnya kecuali kita, karena bodoh," jelasnya.
Sebelumnya, Edhy Prabowo memiliki rencana untuk membuka ekspor benih lobster dengan menggunakan sistem kuota. Salah satu negara tujuan ekspor benih lobster adalah Vietnam.
ADVERTISEMENT
Edhy mengakui bahwa rencananya ini menimbulkan polemik dan gaduh. Tapi dia punya alasan mengapa ada ide untuk membuka ekspor benih lobster. Edhy mengklaim bahwa benih lobster apabila tidak dibesarkan atau dibudidaya, dia akan mati.
"Benih lobster ini kalau tidak kita budidayakan, tidak kita besarkan sendiri, kita tidak lakukan pemanfaatannya, dia secara alamiah yang hidup itu maksimal 1 persen," kata Edhy di gedung KKP, Gambir, Jakarta, Kamis (12/12).
Untuk itu, solusi yang bisa dilakukan adalah dengan mengekspor benih lobster dengan sistem kuota. Mengapa dengan kuota? karena sebagian besar benih lobster nantinya tetap akan dibesarkan di alam. Sedangkan sebagian lain didistribusikan untuk budi daya di dalam negeri.
"Apakah solusinya ekspor 100 persen? Saya tidak setuju, kalau saya ditanya sikap saya, saya maunya dibesarkan 100 persen di Indonesia, karena itulah potensi kita dan akan mendapatkan nilai tambah yang besar. Kalau tidak dibesarkan, tidak dibudidayakan, lobster ini akan mati. Tapi kalau dibudidayakan dibesarkan oleh kita, dia bisa punya peluang sampai 70 persen hidupnya, yang beberapa lobster hanya 40 persen," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Edhy menyatakan banyak nelayan yang menggantungkan hidupnya dengan mencari benih lobster. Sehingga apabila dilarang seperti sekarang, maka mereka kehilangan pekerjaan.
"Ada masyarakat kita yang hidupnya tergantung nyari benih lobster itu, supaya dia bisa dapat uang, dapat hidup. Kalau tiba-tiba kita larang perdagangan lobster ini, benih lobster ini, jadi pekerjaannya apa? Saya hanya memutus bagaimana mereka bekerja itu lho. Ribuan orang tergantung dalam ini, ini dulu yang harus dicari jalan keluarnya. Sudah terjadi beberapa tahun, ini tugas saya mencari jalan keluarnya yang memang simulasinya banyak," jelasnya.
Sebagai catatan, Susi Pudjiastuti, telah melarang perdagangan benih lobster atau lobster di bawah ukuran 200 gram atau yang berupa benih. Susi juga meminta lobster bertelur tidak dijual-belikan keluar Indonesia. Beleid yang menaunginya adalah Peraturan Menteri Nomor 56 Tahun 2016 tentang Penangkapan Lobster.
ADVERTISEMENT