Target Pertumbuhan Ekonomi 2019 5,2 Persen Diprediksi Sulit Tercapai

5 November 2019 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KADIN Rosan P. Roeslani (kedua kiri) di Jakarta, Selasa (5/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KADIN Rosan P. Roeslani (kedua kiri) di Jakarta, Selasa (5/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengaku pesimistis menghadapi kondisi perekonomian dalam negeri. Kadin Indonesia memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun hanya bisa menyentuh angka 5,1 persen.
ADVERTISEMENT
“Kalau pengusaha sih sudah memperkirakan. As predicted lah kita bilangnya. Dan kita juga melihat ya tahun ini pertumbuhan paling 5 koma 0 something lah,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani, saat ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (5/11).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2019 sebesar 5,02 persen. Sementara akumulasi dari kuartal I 2019, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,04 persen. Itu masih jauh dari proyeksi pemerintah sebesar 5,2 persen hingga akhir tahun.
Rosan mengakui bahwa kondisi perekonomian dunia saat ini sedang tidak begitu baik, terbukti dari sejumlah lembaga internasional yang memangkas pertumbuhan ekonomi dunia dan negara-negara lain.
Ketua KADIN Rosan P. Roeslani (kedua kiri) di Jakarta, Selasa (5/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Kita lihat memang perlambatan pertumbuhan dunia, semua negara dikoreksi, pertumbuhan dunia dikoreksi baik oleh IMF, World Bank, semua lakukan koreksi," katanya.
ADVERTISEMENT
Kondisi yang ada di dunia ini tentunya akan berpengaruh ke Indonesia juga. Dampaknya ini terlihat dari akselerasi pertumbuhan ekonomi yang cuma di kisaran 5 persen hingga kuartal III 2019.
Namun, dia menambahkan bahwa dampak pelemahan ekonomi dunia terhadap Indonesia tidak sesignifikan negara lain. Itu karena Indonesia belum menjadi bagian dari rantai pasok perdagangan dunia.
"Otomatis ya pasti ada dampaknya ke kita," tutupnya.