Tutup Seluruh Gerai Giant, Kerugian Hero Supermarket Membengkak 2,5 Kali Lipat

2 Agustus 2021 8:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas pegawai di Supermarket Hero Mall Taman Angrek. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas pegawai di Supermarket Hero Mall Taman Angrek. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
ADVERTISEMENT
Penutupan seluruh gerai Giant oleh PT Hero Supermarket Tbk (HERO) berlaku efektif 1 Agustus 2021 ini. Seiring dengan langkah bisnis strategis itu, emiten sektor ritel berkode HERO tersebut melaporkan kerugian di semester I 2021 membengkak 2,5 kali lipat dari periode sama 2020.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari keterbukaan informasi, PT Hero Supermarket Tbk melaporkan rugi bersih pada semester I 2021 sebesar Rp 551 miliar (unaudited). Angka itu membengkak dari periode sama tahun lalu yang mencatatkan rugi bersih Rp 202 miliar.
Padahal Perseroan mencatatkan penurunan utang usaha sebesar Rp 217,3 miliar atau 31 persen. Tapi penurunan utang itu juga dipicu menurunnya pembelian volume persediaan, meskipun juga ada peningkatan pembayaran utang usaha yang dilakukan di tahun 2021.
Sementara penutupan toko menyebabkan kenaikan utang lain-lain yang melonjak hingga 59 persen. "Utang lain-lain mengalami kenaikan Rp 181 miliar atau sebesar 59 persen dikarenakan biaya bangunan dan pemeliharaan terkait dengan penutupan toko," demikian dijelaskan manajemen Hero Supermarket, dikutip Senin (2/8).
Pengunjung usai berbelanja di Supermarket Giant Ekspres Mampang Prapatan, Jakarta, Minggu (23/6). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Manajemen ritel itu menjelaskan, kinerja keuangan dari sektor bisnis utamanya yakni groseri, tergerus oleh dampak pandemi dan langkah restrukturisasi yang mereka lakukan. Terkait dampak pandemi, kebijakan Pembatasan sosial yang ketat, larangan perjalanan domestik, serta penutupan atau pembatasan bisnis mal, telah mengubah pola belanja masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Saat ini konsumen Indonesia sudah mulai meninggalkan format hypermarket, sebuah format yang sempat melejit dalam beberapa tahun terakhir. Pergeseran perilaku konsumen inipun juga terjadi secara global," tulis manajemen Hero Supermarket.
Tapi pada sisi lain, penjualan produk kesehatan dari unit bisnis Guardian yang juga milik Hero Supermarket, mencatatkan peningkatan. Demikian juga total penjualan IKEA tumbuh, terutama karena pembukaan toko ketiga IKEA di Bandung pada kuartal pertama. Profitabilitas IKEA dipengaruhi oleh biaya pra-pembukaan yang lebih tinggi.
Hal ini juga yang menjadi alasan manajemen memfokuskan bisnis ritel groserinya hanya di Hero Supermarket, dan menutup seluruh 395 unit Giant. Kemudian Perseroan akan fokus pada bisnis Guardian, IKEA, dan Hero Supermarket.