Udara Jakarta Buruk, Pemerintah Perlu Kembangkan Transportasi Publik EBT

14 Agustus 2023 11:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Jakarta difoto dari atas gedung Perpusnas terlihat samar karena polusi udara, Selasa (25/7/2023).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Jakarta difoto dari atas gedung Perpusnas terlihat samar karena polusi udara, Selasa (25/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kualitas udara Jakarta dan kota-kota sekitarnya memburuk dalam beberapa waktu terakhir hingga masuk kategori 'Tidak Sehat untuk Semua Orang". Hal itu mendorong Dewan Proper Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Agus Pambagio, meminta pemerintah untuk mengembangkan transportasi publik dengan bahan bakar energi baru terbarukan (EBT).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pemerintah dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk mengembangkan infrastruktur transportasi yang menggunakan sumber energi terbarukan, sebagai upaya mengatasi polusi udara.
"Seperti kendaraan listrik (electric vehicle/EV), biodiesel, dan biofuel yang efisien dan terjangkau seperti kereta api, bus, dan moda transportasi umum lainnya," kata Agus Pambagio melalui pernyataan resmi, Senin (14/8).
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa sumber polutan yang memenuhi udara di Jakarta berasal dari sektor transportasi. Polusi udara Jakarta menurutnya telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan di Jakarta, bahkan termasuk dalam salah satu kondisi paling buruk di dunia.
Jumlah kendaraan bermotor khusus di DKI Jakarta mencapai sekitar 21,8 juta unit pada akhir 2022. Data tersebut tercatat dalam laporan Statistik Indonesia 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Pada periode 2020-2022 jumlah mobil penumpang di Jakarta sudah bertambah sekitar 1,6 juta ​unit.
ADVERTISEMENT
Agus mengatakan kendaraan berbahan bakar minyak saat ini menjadi kontributor besar dalam polusi udara di Jakarta, selain sektor industri.
Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
"Dalam situasi saat ini, kendaraan bermotor menjadi penyebab signifikan dari polusi udara di Jakarta, mencakup sekitar 57 persen dari total polutan," ujarnya pula.
Dari persentase 57 persen polutan yang dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar minyak, kata dia pula, hampir 98 persen berasal dari kendaraan pribadi yang beroperasi di jalan-jalan ibu kota.
Dalam hal pencemaran udara, Agus pun menepis isu pembangkitan listrik yang dijadikan penyebab meningginya polusi udara di Jakarta. "Masalahnya adalah transportasi," ujar Agus.