news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ada Alessandro Nesta dalam Diri Alessio Romagnoli

31 Agustus 2018 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Legenda Milan, Alessandro Nesta. (Foto: AFP/Filippo Monteforte)
zoom-in-whitePerbesar
Legenda Milan, Alessandro Nesta. (Foto: AFP/Filippo Monteforte)
ADVERTISEMENT
Mudah saja bagi Alessandro Nesta untuk menunjuk tim mana yang dia jagokan tatkala Milan dan Roma bersua di San Siro, Sabtu (1/9/2018) dini hari WIB. Sebagai mantan kapten Lazio dan bintang Milan, Nesta tentu saja ingin agar Rossoneri bisa menundukkan Giallorossi. Namun, bukan cuma itu yang membuat pelatih Perugia itu ingin agar Milan menang. Bagi Nesta, ada sosok spesial pada pertandingan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sosok spesial itu bernama Alessio Romagnoli. Saat ini, dia adalah kapten Milan setelah Leonardo Bonucci memutuskan untuk mudik ke Juventus. Dalam diri Nesta dan Romagnoli ada sebuah kesamaan: Mereka adalah Laziali yang bermain untuk Milan.
"Aku ingin dia menang dan aku berharap dia bisa melakukan lebih dari yang kulakukan dulu," kata Nesta kepada Sky Italia.
Sebenarnya, kesamaan antara Romagnoli dan Nesta bukan cuma itu. Seperti halnya Nesta, Romagnoli juga mengenakan kostum bernomor punggung 13. Selain itu, gaya bermain kedua orang ini pun mirip. Mereka sama-sama merupakan bek tengah elegan yang piawai dalam mengolah bola serta mengirim umpan. Lalu, Milan pun, ketika memberi jabatan kapten kepada Romagnoli, tak segan menyamakan pemain kidal itu dengan sang legenda.
ADVERTISEMENT
"Alessio sama serius dan berdedikasinya seperti Sandro dulu. Ini bukan komparasi secara teknikal, melainkan dari segi karakter. Inilah mengapa, memberikan ban kapten kepada Alessio adalah hal bagus," tulis Milan dalam pernyataan resminya.
Meski punya banyak kesamaan, Romagnoli dan Nesta juga memiliki sejumlah perbedaan. Pertama, soal bagaimana mereka dibesarkan. Nesta, sebagai seorang Laziale, cukup beruntung bisa dibesarkan oleh akademi Biancocelesti. Sementara itu, Romagnoli punya jalan berbeda. Di usia sembilan tahun, dia bergabung dengan akademi Roma dan delapan tahun kemudian, dia melakoni debut Serie A bersama I Lupi.
Perbedaan kedua, tentunya, adalah bagaimaa kondisi mereka kala bermain untuk Milan. Bersama 'Iblis Merah', Nesta lagi-lagi cukup beruntung karena bisa bermain dengan pemain-pemain hebat yang di kemudian hari menjadi legenda, seperti Paolo Maldini, Cafu, Gennaro Gattuso, Andrea Pirlo, Andriy Shevchenko, Clarence Seedorf, dan Kaka.
ADVERTISEMENT
Romagnoli, sementara itu, adalah pionir bagi era baru Milan. Berakhirnya era Nesta cs., bagi Milan, adalah berakhirnya sebuah era kejayaan. Setelah sempat mengalami masa-masa kelam, Milan kini mulai menatap masa depan dengan optimistis di bawah Elliott Management dan Romagnoli merupakan pemimpin Milan di era ini.
Kapten Milan, Alessio Romagnoli. (Foto: AFP/Giuseppe Cacace)
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Milan, Alessio Romagnoli. (Foto: AFP/Giuseppe Cacace)
Saat ini, Romagnoli mengomandoi lini belakang yang berisikan Mateo Musacchio, Davide Calabria, serta Ricardo Rodriguez. Pada pertandingan pertama menghadapi Napoli, kinerja lini belakang tersebut masih belum begitu optimal. Selain karena Milan kemasukan tiga gol, mereka juga secara umum masih kewalahan menahan gempuran para pemain Napoli yang sanggup melepas 24 tembakan.
Menghadapi Roma, ujian untuk lini belakang yang dipimpi Romagnoli itu tidak lebih mudah. Dalam dua pertandingan pertama, Roma sudah melepas 40 tembakan. Kemudian, empat gol yang sudah dicetak Roma sejauh ini menunjukkan bahwa mereka tidak cuma bergantung pada satu orang untuk membobol gawang lawan. Sebab, empat gol itu dicetak oleh empat pemain berbeda.
ADVERTISEMENT
Romagnoli sendiri, pada laga melawan Napoli, tidak terlalu tampil bagus. Hanya ada 5 aksi defensif yang dibuatnya pada laga tersebut dan kesemuanya adalah sapuan. Tidak ada tekel atau intersep yang berhasil dia bukukan. Walau begitu, untuk urusan mengumpan, pemain berpostur 185 cm ini sama sekali tidak buruk dengan 60 umpan yang akurasinya mencapai 93,3%.
Dari statistik itu, bisa dilihat bahwa Romagnoli masih perlu membenahi penampilannya kalau ingin membawa Milan merangkak naik. Apalagi, saat ini dia adalah kapten, seorang pemain yang jadi contoh bagi pemain-pemain lain. Jika Romagnoli pada laga melawan Roma nanti bisa tampil lebih baik, tak menutup kemungkinan Milan akan bisa memaksa tamunya tersebut pulang dengan tangan hampa.
ADVERTISEMENT