news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa, Sih, Bedanya Madrid-nya Solari dan Madrid-nya Lopetegui?

1 November 2018 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Solari pada sesi latihan Real Madrid. (Foto: Susana Vera/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Solari pada sesi latihan Real Madrid. (Foto: Susana Vera/Reuters)
ADVERTISEMENT
Santiago Solari berhasil melalui laga perdananya sebagai arsitek Real Madrid. Tak tanggung-tanggung UD Melilla dilibas empat gol tanpa balas di babak 32 besar Copa del Rey.
ADVERTISEMENT
Catatan itu sekaligus jadi kemenangan terbesar El Real sejauh musim ini berjalan. Melihat langkah awal Solari yang berakhir manis, tak ada salahnya untuk membandingkannya dengan pendahulunya, Julen Lopetegui.
Proyeksi Pemain Muda
Well, sebetulnya masih terlalu dini untuk menentukan kebijakan Solari dalam memilih pemain. Toh, baru satu laga yang dilakoninya bersama Madrid. Namun, tidak ada salahnya menilik beberapa poin.
Di satu sisi, kemenangan atas UD Melilla tersebut merepresentasikan beberapa hal. Salah satunya, ya, tentang keberaniannya memunculkan muka-muka baru macam Sergio Reguilon, Alvaro Odriozola, dan Vinicius Junior sebagai starter di laga perdananya.
Padahal, ketiga nama di atas cenderung minim mendapatkan jam terbang di era kepemimpinan Lopetegui. Terhitung cuma Odriozola yang mengecap menit bermain tertinggi dengan 226 di La Liga.
ADVERTISEMENT
Sementara Vinicius yang dibeli dengan mahar 45 juta euro itu cuma tampil 12 menit pada ajang yang sama. Reguilon masih lebih baik karena tampil penuh saat Madrid keok dari CSKA Moscow di pentas Liga Champions.
Namun, justru keempat gol Madrid lahir dari para pemuda di atas, khususnya Odriozola dan Vinicius. Nama yang disebut belakangan sukses mencetak sepasang assist. Odriozola lebih hebat lagi, karena berhasil menugkir satu gol dan dua assist.
Oh, ya, Cristo Gonzalez jadi satu nama lain yang terpampang di papan skor Stadion Alvarez Claro. Perlu diketahui, pemain berusia 21 tahun itu sebelumnya belum pernah tampil bersama tim senior setelah menimba ilmu di Castilla tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Vinicius Jr. diperkenalkan sebagai pemain baru Real Madrid. (Foto: Susana Vera/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Vinicius Jr. diperkenalkan sebagai pemain baru Real Madrid. (Foto: Susana Vera/Reuters)
Regenerasi memang jadi problem utama Madrid saat ini. Skuat mereka tak mengalami perubahan signifikan nyaris dalam lima musim ke belakang. Cuma Marco Asensio muka baru yang sukses menembus skuat utama. Sementara Dani Ceballos tak kunjung mendapatkan kepercayaan untuk tampil reguler. Nasib mantan penggawa Real Betis itu masih mending ketimbang Theo Hernandez, Achraf Hakimi, Borja Mayoral, dan Jesus Vallejo yang dipinjamkan ke klub lain.
Satu laga memang belum cukup untuk dijadikan tolok ukur kebijakan Solari nantinya. Namun, setidaknya cukup memberikan secercah harapan untuk para pemain muda Madrid. Lagipula soal mengelola pemain muda, Solari juga sudah memiliki pengalaman yang cukup saat membesut tim junior Madrid sejak 2013 silam.
ADVERTISEMENT
Memulangkan Antonio Pintus
Salah satu langkah mengesankan Solari adalah dengan menggaet kembali Antonio Pintus yang tersisih setelah kedatangan Lopetegui. Namanya mungkin asing, akan tetapi pria asal Italia itu adalah sosok penting di balik kesuksesan Zidane di Madrid.
Nyatanya Zidane ngotot untuk memboyongnya Pintus dari Olympique Lyon. Padahal, saat itu pelatih kebugaran tersebut masih memiliki kontrak tiga tahun bersama Les Gones.
Selain dari metode kebugaran yang dicanangkan, Pintus berperan penting atas pengambilan keputusan Zidane soal rotasi pemain. Kebugaran para pemain dan durasi istirahat Pintus amat membantu Zidane dalam menjaga konsistensi skuat. Terlebih dengan padatnya jadwal mentas Madrid di panggung domestik dan Liga Champions.
Toleh saja konsistensi Madrid di pengujung La Liga musim 2016/2017. Bukannya melemah, Madrid malah kian menggila. Enam kemenangan beruntun jadi bukti keberhasilan Pintus dalam menjaga kebugaran skuatnya.
ADVERTISEMENT
Nah, hal ini yang nantinya bakal meberikan dampak signifikan. Bila dirunut lebih jauh, rotasi adalah pangkal catatan negatif Madrid. Tepatnya akhir September lalu, jelang transisi matchday kedua Liga Champions.
Rotasi yang kurang tepat tak hanya berdampak pada hasil yang buruk, tetapi juga cedera yang kemudian melanda para pilar Madrid, Gareth Bale serta Isco. Dari sanalah inkonsistensi Los Blancos tercipta.
Faktor Kedekatan
Last but not least, adalah bagaimana Solari membangun kedekatan dengan timnya. Terkesan klise, akan tetapi justru hal demikian yang membuat pelatih kelahiran Rosario itu diangkat Madrid sebagai pelatih utama.
Konstelasi pemain yang mumpuni sudah dipunyai, kedalaman skuat juga oke, tinggal bagaimana mereka mampu membangkitkan kepercayaan diri tim. So, tak sulit untuk mengatakan bahwa yang dibutuhkan Madrid saat ini adalah figur yang mampu mengayomi, mengerdilkan ego para pemain, dan memiliki kedekatan dengan klub. Ya, seperti Solari ini.
ADVERTISEMENT
Dia pernah hidup di sekeliling superstar macam Zinedine Zidane, David Beckham, Luis Figo, dan Ronaldo saat masih bermain untuk Madrid. Itu jadi dasar penting untuk menyembuhkan penyakit yang menjangkit Madrid saat ini.
Komentarnya pasca-kemenangan atas UD Melilla juga menunjukkan penekanan terhadap semangat bermain anak asuhnya. Cara kerja demikian yang membuat Solari berbeda dengan Lopetegui. Secara taktik, Lopetegui memang lebih teruji. Namun, beda cerita untuk kemampuan memotivitasi anak asuhnya.
Sergio Ramos mengungkapkan pentingnya figur pelatih yang mampu mengakomodir atmosfer ruang ganti ketimbang urusan taktik. Cukup membuktikan kegagalan Lopetegui dalam mendongkrak semangat juang anak asuhnya.
Santiago Solari (kanan) dan Zinedine Zidane (kiri) ketika masih aktif memperkuat Real Madrid. (Foto: HO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Santiago Solari (kanan) dan Zinedine Zidane (kiri) ketika masih aktif memperkuat Real Madrid. (Foto: HO / AFP)