Bagi Madura United, Menyetop Kompetisi Adalah Cara Menghargai Sepak Bola

28 Mei 2020 12:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jaimerson (kiri) dibayangi Aldino Herdianto. Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana
zoom-in-whitePerbesar
Jaimerson (kiri) dibayangi Aldino Herdianto. Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana
ADVERTISEMENT
Klub-klub Liga 1 sudah menyampaikan suaranya terkait nasib kompetisi dalam rapat virtual dengan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) pada Rabu (27/5/2020).
ADVERTISEMENT
Sebanyak 12 klub menginginkan liga musim 2020 disetop. Lima tim lain masih mau kompetisi lanjut dan satu sisanya abstain.
Salah satu klub yang menolak kompetisi musim 2020 berlanjut ialah Madura United. 'Laskar Sape Kerap' menjadi pihak yang paling keras menyuarakan agar liga disetop.
Seperti kata Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, alasan kesehatan dan keselamatan pemain menjadi dasar keinginan tak melanjutkan kompetisi.
“Mereka boleh teriak liga dilanjutkan. Namun, sepanjang kurva COVID-19 masih naik, Madura United tak akan pernah setuju melanjutkan kompetisi. Madura menghargai kesehatan dan keselamatan pemain serta yang lainnya,” kata Achsanul.
“Jangan pernah menganggap enteng virus ini. Sebelum ada vaksin dan antivirusnya. Sebelum grafik turun dan melandai, jangan pernah berfikir melanjutkan liga," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Achsanul tak salah dalam menilai risiko. Walaupun muncul wacana liga digelar tanpa penonton, tetap ada risiko besar yang menghantui.
Pemain, pelatih, ofisial, perangkat pertandingan, dan panitia penyelenggara dikorbankan hanya untuk hiburan semata.
Presiden Madura United, Achsanul Qosasi. Foto: Helmi Afandi/kumparan
“Sudah dipikirkan belum bahwa klub tak cuma sekali terbang naik pesawat. Pastinya ada banyak laga tandang. Bagaimana soal kamar hotel? Apakah bisa menjamin kesterilannya? Saat bermain, siapa yang menjamin tak tertular virus?" ujar Achsanul.
“Kalian boleh usul tanpa penonton. Kalian enak menonton di TV sambil tiduran tanpa risiko. Bagaimana dengan pemain? Kami juga ingin menonton bola, tapi kami lebih memikirkan yang bermain bukan hanya yang ingin nonton,” sambungnya.
Bagi Madura United, menyetop kompetisi adalah cara menghargai sepak bola. Pemain, pelatih, dan ofisial tetap sehat dan selamat dari virus corona. Sekaligus, membantu pemerintah Indonesia menghentikan penyebaran virus.
ADVERTISEMENT
“Inilah cara kami menghargai nyawa dan kesehatan pemain. Cara kami menghargai sepak bola. Sudahlah, kita tahan diri dulu. Kita hentikan penularan virus ini dengan menjaga diri dari kegiatan yang berisiko. Kita mencintai kesehatan demi sepak bola. Jangan mengorbankan kesehatan (nyawa) demi sepak bola,” tutup Achsanul.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.