Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Beto Goncalves Kecewa Pembatasan Pemain Naturalisasi: Tak Hormati Kami
7 Maret 2023 7:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Salah satu poin dari sarasehan sepak bola Indonesia yang dilaksanakan di Surabaya pada 4 Maret lalu menjadi kontroversi, yakni pembatasan jumlah pemain naturalisasi dalam sebuah klub di liga. Pemain Madura United , Beto Goncalves, mengutarakan kekecewaannya.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir, mendorong agar sebaiknya jumlah pemain naturalisasi dalam sebuah klub cukup dua. Beto menjadi salah satu pemain naturalisasi yang bereaksi terkait hal ini. Striker berdarah Brasil itu mengaku kecewa.
"Menurut saya, itu kurang baik karena saya pikir enggak hormat dengan kami yang sudah lama di Indonesia, yang sudah proses lama untuk jadi WNI. Kami dari negara asal kami pindah ke sini, sudah 17 tahun jauh dari keluarga, untuk pilih negara Indonesia," katanya kepada kumparan, Selasa (7/3).
"Untuk sekarang, mereka bilang kami bukan WNI, tetapi naturalisasi. Kalau di KTP enggak ada 'WNI Naturalisasi', di KTP adalah Warga Negara Indonesia, titik, itu saja. Jadi, apa yang sudah kami buat untuk timnas, sepak bola Indonesia, berapa kali top skor, ini semua enggak dihargai," lanjut Beto.
ADVERTISEMENT
Beto Goncalves merasa bahwa pemain naturalisasi harus disamakan seperti pemain lokal pada umumnya. Ia berharap kontribusi mereka di klub dan Timnas Indonesia selama ini bisa dihargai.
"Sekarang, orang yang dinaturalisasi itu juga mereka ada pilihan, mereka tinggal di negara dan pilih Indonesia, dapat istri Indonesia, anak Indonesia, jadi kami butuh kerja di Indonesia," tutur Beto.
"Namun, sekarang ada batas. Waktu kami main di timnas, bela timnas, enggak ada yang bilang naturalisasi, di sana adalah lokal. Kami main di timnas, sekarang waktu di kompetisi, jadi harus ada naturalisasi dan kuota."
"Itu enggak enak karena kami berusaha sekali untuk dapat WNI. Jadi, kami kerja lama di sini untuk jadi Warga Negara Indonesia. Saya pikir cuma perlu dihargai. Jadi, kami enggak ada beda kalau memang Warga Negara Indonesia, itu jadi lokal, enggak ada naturalisasi, saya pikir kita sama," tandasnya.
ADVERTISEMENT