Bisa Terbang Setinggi Apa Valencia di Musim 2018/19?

17 Agustus 2018 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Striker Valencia, Santi Mina, dalam pertandingan persahabatan menghadapi Everton. (Foto: Reuters/Ed Sykes)
zoom-in-whitePerbesar
Striker Valencia, Santi Mina, dalam pertandingan persahabatan menghadapi Everton. (Foto: Reuters/Ed Sykes)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Triumvirat itu, di La Liga, sudah tak bisa lagi diganggu gugat, setidaknya untuk saat ini. Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid dalam beberapa musim terakhir selalu berada di tiga besar. Mereka bergantian menjadi juara. Tak cuma itu, mereka juga begitu dominan di Eropa, terbukti dengan keberhasilan Real dan Atletico Madrid menjuarai Liga Champions dan Liga Europa musim 2017/18.
ADVERTISEMENT
Kini, persaingan sengit hanya tinggal memperebutkan slot keempat. Sejak musim 2012/13 -- musim di mana Atletico untuk pertama kalinya menjadi bagian dari triumvirat tadi --, sudah ada lima klub yang pernah menduduki tempat keempat klasemen akhir liga. Real Sociedad, Athletic Club, Sevilla, Villarreal, dan Valencia adalah klub-klub yang dimaksud. Dari kelima nama tersebut, hanya Valencia yang berhasil melakukannya dua kali, yakni pada musim 2014/15 dan 2017/18.
Ketika Valencia finis di urutan empat musim 2014/15, mereka boleh dikatakan cuma beruntung. Sebab, itu adalah awal dari kehancuran mereka di dua musim berikutnya. Inkonsistensi jadi kawan karib mereka sampai-sampai klub berjuluk Los Che itu harus mengganti pelatih sampai tiga kali. Dari Nuno Espirito Santo ke Gary Neville, lalu ke Pako Ayesteran, sampai akhirnya Claudio Cesare Prandelli. Voro, sebagai pelatih interim, menjadi penjeda pada pergantian-pergantian itu.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa, Valencia yang finis di urutan empat musim 2017/18 itu berbeda. Mereka punya visi yang lebih jelas dengan identitas bermain yang jelas pula. Di bawah bimbingan direktur olahraga Jose Ramon Alesanco dan pelatih Marcelino Garcia Toral, Valencia jadi lebih muda, lebih bertenaga, dan tentunya, lebih berbahaya.
Pada bursa transfer musim panas 2018 ini Valencia sukses mendatangkan sejumlah pemain berpengalaman seperti Kevin Gameiro, Cristiano Piccini, Daniel Wass, Michy Batshuayi, serta Denis Cheryshev. Tak lupa, nama-nama muda macam Mouctar Diakhaby dan Uros Racic juga diangkut demi masa depan. Selain itu, Geoffrey Kondogbia pun dipermanenkan setelah musim lalu cuma berstatus sebagai pemain pinjaman.
Transfer-transfer yang dilakukan Valencia ini dilakukan betul-betul sesuai kebutuhan. Ketiadaan tandem sepadan untuk Rodrigo Moreno diselesaikan dengan perekrutan Batshuayi dan Gameiro. Kepergian Andreas Pereira dan Goncalo Guedes yang mudik ke klub pemiliknya diakali dengan peminjaman Cheryshev.
ADVERTISEMENT
Lalu, kepindahan Martin Montoya kini tak lagi dipusingkan karena sudah ada Piccini sebagai bek kanan baru. Berikutnya, ada Diakhaby yang jadi penantang sekaligus pelapis Ruben Vezo, Jeison Murillo, Gabriel Paulista, dan Ezequeil Garay.
Terakhir, di pos gelandang tengah, Valencia mendaratkan Racic dan Wass untuk menjadi pelapis Dani Parejo serta Kondogbia. Segala rekrutmen ini masih ditambah dengan keputusan manajemen mempromosikan Ferran Torres dari akademi. Torres sendiri merupakan seorang pemain sayap dan dia bakal jadi pelapis bagi Carlos Soler serta Cheryshev.
Apiknya transfer Valencia ini juga bisa dinilai dari keberhasilan mereka melepas pemain-pemain yang sudah tidak produktif lagi. Selain Maksimovic, ada Fabian Orellana, Zakaria Bakkali, serta Nani yang disingkirkan. Valencia yang sudah segar itu tampak semakin segar saja.
ADVERTISEMENT
Gelandang Valencia asal Denmark, Daniel Wass. (Foto: Reuters/Ed Sykes)
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang Valencia asal Denmark, Daniel Wass. (Foto: Reuters/Ed Sykes)
Dengan arahan yang tepat dari Marcelino, Valencia yang sekarang di atas kertas seharusnya bisa mempertahankan status sebagai klub terhebat keempat di La Liga. Apalagi, tim-tim pesaing seperti Villarreal dan Sevilla justru kehilangan beberapa pemain andalan. Villarreal, misalnya, kehilangan Roberto Soriano dan Samu Castillejo yang hijrah ke Italia serta Rodri yang menyeberang ke Atletico. Sedangkan, Sevilla takkan diperkuat Steven N'Zonzi di musim 2018/19 ini.
Artinya, Valencia punya modal. Apalagi, pemuda-pemuda lokal macam Soler, Jose Luis Gaya, Toni Lato, serta Santi Mina sudah seharusnya semakin matang seiring bertambahnya tahun. Namun, meragukan kapasitas skuat Valencia sebenarnya sah-sah saja. Misalnya, apakah Batshuayi bakal jadi tandem yang pas untuk Rodrigo atau bisakah Cheryshev mereplikasi kreativitas Guedes dan Pereira?
ADVERTISEMENT
Waktu seharusnya bisa menjadi penjawab. Sialnya, waktu pulalah yang tidak dimiliki oleh Valencia. Sebab, pada pertandingan pembuka La Liga, Selasa (21/8/2018) dini hari WIB, mereka sudah akan langsung berhadapan dengan lawan berat bernama Atletico.
Los Rojiblancos sudah melewati tes pertama mereka dengan menundukkan Real Madrid di Piala Super Eropa. Musim lalu pun mereka tidak pernah kalah melawan Valencia (satu menang, satu imbang). Oleh karenanya, Atletico adalah ujian yang sangat berat untuk Valencia. Musim memang baru akan dimulai, tetapi apa yang terjadi pada Valencia nanti akan bisa dilihat pertandanya pada laga menghadapi Atletico tersebut.