Everton dan Masalah Transfer Mereka yang Selalu Angker

24 September 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain-pemain Everton merayakan gol Sigurdsson. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Everton merayakan gol Sigurdsson. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Everton mengawali musim 2019/2020 dengan penuh persiapan. Dana 119,9 juta euro mereka gelontorkan untuk mendatangkan lima pemain baru. Sebut saja Fabian Delph, Andre Gomes, Alex Iwobi, Moise Kean, dan Jean-Philippe Gbamin.
ADVERTISEMENT
Tiga nama yang disebut belakangan itu bahkan usianya tak lebih dari 23 tahun. Well, cukup menggambarkan visi pasukan Marco Silva tersebut di lantai transfer.
Sayangnya, Everton belum menampakkan performa meyakinkan sejauh ini. Alih-alih mengancam supremasi Big Six, The Toffees malah terjerembap ke posisi 14 klasemen Premier League.
Baru sepasang kemenangan yang mereka raih dalam enam laga awal. Hasil negatif versus Sheffield United jadi yang terbaru. Parah, sih, sebab mereka kalah dua gol tanpa balas dari klub promosi yang ongkos transfernya di musim ini nyaris sepertiga dari mereka.
Everton memang punya rekam jejak suram soal mendatangkan pemain. Pada musim lalu, misalnya, mereka telah menggelontorkan dana 99,80 juta euro. Hasilnya? Zonk. Klub yang bermarkas di Goodison Park itu cuma nangkring di urutan kedelapan klasemen akhir Premier League.
ADVERTISEMENT
Edisi 2017/18 lebih parah lagi karena mereka tercatat telah merogoh kocek sebesar 203,20 juta euro dan cuma finis di posisi delapan. Sebagai gambaran, angka pengeluaran tersebut jauh lebih banyak ketimbang jumlah Manchester City dan Real Madrid di musim ini.
Faktanya, Everton masih belum mampu memutus paceklik gelar mereka sejak menjuarai Charity Shield pada 1995. Terhitung dari musim 2012/13, mereka selalu gagal untuk menyentuh setidaknya posisi enam besar di klasemen akhir Premier League.
Moise Kean, pemain anyar Everton di musim panas 2019. Foto: Twitter / @Everton
Silva tak memungkiri buruknya performa Everton saat ini. Arsitek asal Portugal itu mengakui bahwa perlu penguatan mental bertanding dari anak asuhnya.
"Ini bukan saatnya bagi siapa pun untuk bersembunyi. Saya mengatakannya di dalam ruang ganti juga (setelah kekalahan Sheffield United) tidak ada tempat untuk bersembunyi, kami harus menunjukkan karakter yang lebih kuat, kepribadian," kata Silva seperti dilansir Sky Sports.
ADVERTISEMENT
Dalam perspektif lain, catatan Silva bersama Everton sebenarnya tak jelek-jelek amat. Ia membantu Everton memenangi 20 laga, 11 kali imbang, dan menelan 18 kekalahan. Persentase kemenangannya pun menyentuh 40,8%.
Meski masih kalah tipis dari Ronald Koeman yang mengukir rasio 41,4%, torehan Silva masih lebih baik ketimbang dua arsitek Everton sebelumnya, Sam Allardyce dan David Unsworth.
"Ini adalah saat bagi kami untuk bangkit dan bermain sepak bola dengan penuh bertanggung jawab ... Saya selalu di sini untuk para penggemar kami, saya tidak akan bersembunyi, tidak ada yang bisa bersembunyi," kata Silva.
Marco Silva di laga Huddersfield vs Everton. Foto: Reuters/Carl Recine
Laga melawan Sheffield Wednesday pada Rabu (25/9/2019) dini hari WIB bisa menjadi momentum bagi Everton untuk bangkit. Lagipula, 12 tahun yang lalu mereka pernah menaklukkan The Owls 3-0 di ajang yang sama.
ADVERTISEMENT
See? Di atas kertas Everton sudah seharusnya bisa mengalahkan kontestan Championship tersebut. Yah, hitung-hitung persiapan sebelum berhadapan dengan City pada pekan ketujuh Premier League.