Final Coppa Italia: Atalanta Diunggulkan, Lazio Lebih Berpengalaman

15 Mei 2019 16:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemelut di pertandingan Serie A antara Lazio dan Atalanta. Foto: AFP/Vincenzo Pinto
zoom-in-whitePerbesar
Kemelut di pertandingan Serie A antara Lazio dan Atalanta. Foto: AFP/Vincenzo Pinto
ADVERTISEMENT
18 Mei 1996, di hadapan lebih dari 25 ribu suporter yang memadati Stadio Atleti Azzurri d'Italia, Atalanta Bergamasca Calcio harus merelakan gelar Coppa Italia melayang ke tangan Fiorentina. Dalam laga yang dipimpin wasit Pierluigi Pairetto itu Atalanta tak kuasa membendung kehebatan Fiorentina yang memiliki sosok Gabriel Batistuta di lini depan.
ADVERTISEMENT
Final Coppa Italia saat itu masih dilangsungkan dalam dua leg. Pada leg pertama di Stadio Artemio Franchi, Atalanta sudah dipaksa menyerah 0-1 akibat gol Batistuta. Di leg kedua, Batistuta kembali mencetak satu gol untuk melengkapi gol pembuka yang dilesakkan Lorenzo Amoruso. Di akhir cerita, Atalanta kalah agregat 0-3 dan kembali gagal menambah koleksi trofi level tertinggi di kabinetnya.
***
Sudah hampir seperempat abad berlalu sejak seri pertandingan itu digelar. Sudah 23 tahun tepatnya. Selama itulah Atalanta harus menunggu untuk kembali mencapai babak final Coppa Italia. Pada Kamis (16/5/2019) dini hari WIB, Atalanta akan berhadapan dengan Lazio dalam partai final di Stadio Olimpico, Roma.
Jika terakhir kali Atalanta bisa sampai ke final Coppa Italia adalah pada 1996, terakhir (dan pertama) kali mereka menjadi juara adalah pada 1963. Menghadapi Torino di San Siro, Milan, La Dea keluar sebagai juara berkat kemenangan 3-1 yang memunculkan Angelo Domenghini, si pencetak trigol, sebagai bintang muda potensial Italia.
ADVERTISEMENT
Dari sini, bisa ditarik kesimpulan bahwa Atalanta bukannya tidak memiliki pengalaman sama sekali berlaga di Italia. Hanya, pengalaman mereka memang tidak sebanyak Lazio yang punya koleksi enam trofi Coppa Italia dan terakhir lolos ke final dua musim lalu.
Kendati demikian, untuk pertemuan edisi 2019 ini, Atalanta sedikit lebih diunggulkan daripada Lazio. Pertimbangannya, tak lain, adalah tren performa secara keseluruhan musim ini.
Di Serie A, Atalanta berada di posisi yang lebih tinggi dari Lazio. Mereka duduk di urutan empat alias empat tingkat di atas Lazio. Kemudian, di Coppa Italia, Atalanta juga menunjukkan kehebatannya dengan keberhasilan menundukkan Juventus dan Fiorentina. Mereka mengalahkan Juventus 3-0 dan menyingkirkan Fiorentina yang sebelumnya sukses menghajar Roma dengan skor 7-1.
ADVERTISEMENT
Tak boleh dilupakan pula bahwa Atalanta saat ini tengah berada dalam rentetan nirkekalahan yang sudah berlangsung sejak akhir Februari. Semenjak kalah secara beruntun dari Milan dan Torino, Atalanta tak pernah lagi tersentuh kekalahan. Dalam rentetan nirkekalahan itu, Atalanta sempat menjadikan Lazio sebagai korban. Dalam pertandingan Serie A pekan ke-35, 5 Mei silam, Atalanta menang 3-1 atas Lazio.
Pertandingan tersebut masih sangat relevan untuk jadi gambaran bagaimana laga final Coppa Italia nanti akan berjalan. Di situ Lazio unggul cepat lewat Marco Parolo. Akan tetapi, Atalanta kemudian bangkit. Lewat aksi Duvan Zapata, Timothy Castagne, serta gol bunuh diri Wallace, Atalanta mampu meraup tiga poin dari Olimpico.
Duvan Zapata merayakan gol bersama Papu Gomez. Foto: AFP/Tiziana Fabi
Tak heran apabila dalam konferensi pers jelang laga pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, berani mengungkapkan optimismenya, meski optimisme tersebut tetap dia balut dengan kerendahan hati.
ADVERTISEMENT
"Tidak pernah ada favorit di sebuah laga final. Memang benar bahwa kami mengalahkan mereka sepuluh hari lalu dan kemenangan itu membuat kami lebih percaya diri. Akan tetapi, laga nanti hasilnya tidak bisa diprediksi," kata Gasperini.
"Begini, jika kalian ingin memilih unggulan, aku bersedia menyandang status itu. Aneh, memang, karena kami bakal berhadapan dengan Lazio, tetapi kami punya kesempatan untuk menang dan kami sudah membuktikan itu di sepanjang musim," tambahnya.
Gasperini memang punya hak untuk menyatakan demikian karena hasil yang dia dapatkan sejauh ini memang mendukung. Apalagi, pada pertandingan final nanti dia hanya akan kehilangan satu pemain: Rafael Toloi. Absennya Toloi itu pun diprediksi tidak akan berpengaruh banyak karena masih ada Jose Luis Palomino yang bisa mengawal lini pertahanan Atalanta dengan baik bersama Gianluca Mancini dan Andrea Masiello.
ADVERTISEMENT
Dengan stok pemain yang dia miliki, Gasperini kemungkinan besar tidak akan melakukan perubahan apa-apa. Formasi 3-4-2-1 bakal kembali dia gunakan dengan Zapata sebagai ujung tombaknya. Di belakang Zapata, Papu Gomez dan Josip Ilicic menjadi kreator. Lalu, di lini tengah, Castagne dan Hans Hateboer sebagai wing-back akan mengapit Marten de Roon dan Remo Freuler.
Cara bermain mereka pun rasanya tidak akan berubah. Atalanta akan tetap bermain dengan intensitas tinggi, dengan pressing dan marking yang bertujuan mencekik permainan lawan. Lazio pun harus waspada sepenuhnya. Terlebih, Sergej Milinkovic-Savic kemungkinan akan bermain dalam kondisi tidak fit seratus persen.
Sama halnya dengan Atalanta, Lazio juga akan turun dengan formasi tiga bek. Namun, ada perbedaan fundamental antara dua tim ini. Lazio biasa bermain dengan formasi 3-5-1-1 dan jauh lebih rigid ketimbang Atalanta. Mereka mengandalkan kerapatan dalam bertahan dan aksi-aksi individual dalam menyerang.
ADVERTISEMENT
Walau sepintas terlihat inferior, cara bermain Lazio ini sebetulnya bisa merepotkan Atalanta. Kedisiplinan dalam bertahan itu bakal membuat ruang gerak para pemain Atalanta menyempit. Apalagi, kedua tim punya jumlah pemain sama di area lebar lapangan. Kemudian, Lazio juga bisa memanfaatkan celah yang diakibatkan agresivitas permainan Atalanta tadi lewat keunggulan teknikal Milinkovic-Savic, Luis Alberto, Joaquin Correa, dan Ciro Immobile.
Selain dari segi taktikal, Lazio pun memiliki keuntungan dari segi venue pertandingan dan motivasi. Laga bakal digelar di Stadio Olimpico yang notabene merupakan kandang Lazio. Suporter mereka pun diprediksi bakal lebih banyak dari suporter Atalanta yang berjumlah 21 ribu orang. Lalu, karena saat ini Lazio berada di urutan delapan, menjuarai Coppa Italia adalah jalan tersingkat mereka untuk lolos ke kompetisi Eropa musim depan.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, satu hal yang tak boleh dilakukan Lazio adalah membuat kesalahan individual. Dua kali sudah mereka kalah dari Atalanta musim ini dan di sana kesalahan individual terlihat menonjol. Pada kekalahan pertama di Bergamo, sapuan buruk Stefan Radu membuat mereka harus kebobolan pada menit pertama. Lazio tak mampu membalas dan akhirnya kalah 0-1.
Lalu, pada kekalahan kedua yang baru saja terjadi itu, dua gol Atalanta berasal dari kesalahan pemain Lazio sendiri. Gol Castagne, yang merupakan gol kedua Atalanta, awalnya lahir berkat blunder Bastos dalam mengumpan. Kemudian, gol ketiga Atalanta yang berasal dari bunuh diri Wallace makin menegaskan kelemahan Lazio. Kecerobohan-kecerobohan inilah yang harus dihindari Lazio di final Coppa Italia nanti.
ADVERTISEMENT
***
Final Coppa Italia 2018/19, seperti kata Gasperini, adalah laga yang tidak biasa karena di sana ada tim miskin gelar seperti Atalanta sebagai salah satu finalis. Lebih aneh lagi karena saat ini mereka lebih diunggulkan ketimbang Lazio. Padahal, Lazio adalah langganan final Coppa Italia. Dalam enam tahun terakhir mereka lolos ke final empat kali dan sekali keluar sebagai pemenang.
Alasan Atalanta diunggulkan adalah karena mereka saat ini memang lebih baik daripada Lazio. Mereka ada di posisi klasemen yang lebih tinggi dan dalam dua pertandingan Serie A mereka selalu berhasil meraih kemenangan atas lawannya itu. Akan tetapi, Lazio pun memiliki berbagai keuntungan, mulai dari masalah venue sampai motivasi lolos ke kompetisi Eropa.
ADVERTISEMENT
Hanya, Lazio sendiri merupakan tim yang ceroboh dan Atalanta adalah tim yang mampu memaksa lawan bertindak ceroboh seraya mengeksploitasi kecerobohan tersebut. Dengan situasi demikian, jangan heran jika Atalanta nanti akhirnya bisa memutus dahaga gelar Coppa Italia yang sudah berlangsung selama 56 tahun.
=====
*) Atalanta dan Lazio akan bertemu dalam final Coppa Italia 2018/19 di Stadio Olimpico, Roma, Kamis (16/5/2019) dini hari pukul 02:00 WIB.