Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Semen Padang dan PS Tira-Persikabo mendapat hukuman langsung dari FIFA terkait kelalaian membayar gaji pemain asing mereka.
ADVERTISEMENT
Kedua klub terlibat kasus sengketa ketenagakerjaan. Jika Elio Bruno Martins bersengketa dengan PS Tira-Persikabo, Tristan Koskor bersengketa dengan Semen Padang.
FIFA kali ini memberi sanksi lebih berat, yaitu pemblokiran perpindahan dan pendaftaran pemain. Dengan kata lain, FIFA ingin menyampaikan dengan halus bahwa kedua klub Liga 1 tersebut tak akan bisa berkompetisi musim depan—tak bisa mendaftar pemain—sebelum melunasi kewajibannya.
Keputusan tersebut langsung diinstruksikan kepada PSSI. PS Tira-Persikabo harus menjalankan putusan FIFA Dispute Resolution Chamber (FIFA DRC) tertanggal 4 Juli 2019. Sementara Semen Padang kudu menjalankan putusan di sidang FIFA Players Status Committee (FIFA PSC) pada 24 September 2019.
Insiden sengketa tersebut tak lepas dari sorotan Kemenpora . Gatot S. Dewo Broto—Sekretaris Menpora (Sesmenpora)—meminta pertanggungjawaban PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) lantaran kasus penunggakan gaji terus berulang.
ADVERTISEMENT
“Sebetulnya tidak perlu sampai FIFA turun tangan. Lebih baik ribut-ribut saja internal di Indonesia daripada terkuak di FIFA. Jadi malu ‘kan malu, apalagi kita mau tuan rumah Piala Dunia U-20 2021," jelas Gatot, Selasa (3/12/2019).
"Layer pertama harusnya PT LIB. Dulu mereka bilangnya masalah ini gampang selesai, yang penting kompetisi bergulir. Ternyata, masalah itu terungkap lagi,” ujar Gatot.
Gatot juga menyasar BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) yang menjadi pengawas soal ikatan ketenagakerjaan antara pemain dan klub. Menurutnya, BOPI sebagai layer kedua seharusnya proaktif agar tidak kecolongan.
“Saya akan meminta tanggung jawab dari BOPI. Pengawasan kewajiban pembayaran gaji itu urusan BOPI. Mereka seharusnya berkoordinasi aktif dengan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) atau sejenisnya,” kata Gatot.
ADVERTISEMENT
Nasi sudah menjadi bubur. Kemenpora ingin kasus penunggakan gaji tidak terulang lagi di kompetisi liga musim depan.
BOPI sebagai badan bentukan Kemenpora dituntut lebih aktif dan tidak boleh percaya sepenuhnya kepada PT LIB dan PSSI.
“BOPI harus bawel. Istilahnya ini BOPI jebol. Ini pelajaran. BOPI tidak boleh percaya sepenuhnya kepada PT LIB. Sebagai pengawas, PT LIB selaku operator kompetisi harus dimintai pertanggungjawabannya. Ini ‘kan berarti ada yang tidak rapi,” tutur Gatot.
Sejauh ini, BOPI belum memberikan konfirmasi. kumparanBOLA belum mendapat jawaban ketika menghubungi pihak BOPI.