Tunggak Gaji, Semen Padang & Tira-Persikabo Kena Embargo Transfer

3 Desember 2019 18:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laga Liga 1 yang mempertemukan Persija dan Semen Padang. Foto: Dok. LIB
zoom-in-whitePerbesar
Laga Liga 1 yang mempertemukan Persija dan Semen Padang. Foto: Dok. LIB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kelalaian membayar gaji yang dilakukan oleh dua klub Liga 1, Semen Padang dan PS Tira-Persikabo, berbuah embargo transfer tiga periode dari FIFA.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, FIFA juga pernah menjatuhi hukuman kepada klub Indonesia akibat kasus penunggakan gaji. Pada 2018, PSMS Medan disanksi pengurangan poin karena kasus tersebut.
Kali ini, FIFA mengambil langkah yang lebih tegas. Lewat surat yang dikirimkan kepada PSSI, mereka menyampaikan sanksi terhadap Semen Padang dan Tira-Persikabo.
Federasi sepak bola dunia itu menginstruksikan PSSI untuk menjalankan putusan FIFA Dispute Resolution Chamber (FIFA DRC) tertanggal 4 Juli 2019 kepada Tira-Persikabo.
Osas Saha (dua dari kanan) merayakan gol untuk Tira-Persikabo. Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Sementara untuk Semen Padang, FIFA ingin PSSI menjalankan putusan di sidang FIFA Players Status Committee (FIFA PSC) pada 24 September 2019.
Ada tiga poin yang ditegaskan FIFA terkait sengketa ketenagakerjaan Elio Bruno Martins dengan PS Tira-Persikabo dan Tristan Koskor dengan Semen Padang.
Pertama, klub dilarang melakukan perpindahan atau mendaftarkan pemain baik tingkat nasional maupun internasional selama paling lama tiga periode pendaftaran pemain atau kurang lebih satu setengah musim.
ADVERTISEMENT
Poin kedua, FIFA menginginkan ancaman pada poin pertama tersebut disebar ke seluruh klub yang berpartisipasi di Liga 1 dan 2 (di bawah naungan PT Liga Indonesia Baru).
Terakhir, PT LIB diinstruksikan untuk memblokir pendaftaran pemain yang dilakukan klub (Semen Padang dan PS Tira-Persikabo) sampai kewajiban diselesaikan.
Karl Max (kanan), penyerang Semen Padang. Foto: Dok, Liga Indonesia
Dengan kata lain, FIFA memakai cara halus untuk menegaskan bahwa kedua klub tidak akan bisa berkompetisi pada musim berikutnya jikalau kewajiban pemain belum terpenuhi.
“Kasus ini berulang. Hukuman sekarang sebetulnya lebih dahsyat. Kalau tidak boleh merekrut dan mendaftar pemain, bagaimana nanti mainnya. Tidak ada pemain dan tidak bisa main, dong?" ujar Asep Saputra, Manajer Kompetisi PT LIB, saat dihubungi kumparanBOLA, Selasa (3/12/2019).
"Dari lokal, akademi, dan asing juga tidak bisa. Percuma mau beli pemain, tapi tidak bisa didaftarkan. Intinya, tidak bayar kewajiban, ya, tidak main (di musim berikutnya),” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Asep tak sembarang mengatakan hukuman kali ini lebih berat. Menurutnya, bila cuma sanksi pengurangan poin, klub masih bisa mengejar dan tidak memberikan efek jera.
Sanksi yang dijatuhkan kepada Semen Padang dan Tira-Persikabo seharusnya menjadi pembelajaran semua klub. Sudah berulang kali kasus serupa muncul.
Pemain Tira Persikabo Osas Saha (kiri) berebut bola dengan pemain Persebaya dalam lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Peserta kompetisi tak boleh lagi bermain-main dengan kontrak pesepak bola. Apalagi menyangkut pemain asing, yang pastinya didampingi kuasa hukum dan berani maju untuk mengadu langsung ke FIFA.
Berkaca dari kasus sengketa pemain yang terus berulang, PT LIB dan PSSI tak ingin kecolongan lagi. Surat edaran berdasarkan perintah FIFA pun sudah disampaikan ke klub.
“PT LIB dapat instruksi dari PSSI untuk menginformasikan keputusan FIFA berikut penjelasannya. Terkait Semen Padang dan PS Tira-Persikabo, kami sudah melakukan pemblokiran," terang Asep.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah melunasi kewajiban sebetulnya pemblokiran dicabut. Namun, membuka blokir itu juga harus melalui instruksi PSSI. Itu ranah mereka. Hukuman FIFA ini efeknya luar biasa,” tandasnya.