Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Gary Cahill dan Nasibnya yang Tak Menentu di Chelsea
22 September 2018 8:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Awal musim 2018/19 ini berjalan begitu mulus untuk Chelsea. Ya, mereka memang menelan kekalahan pada laga resmi pertama di ajang Community Shield. Akan tetapi, setelah itu mereka melaju kencang dan meraih enam kemenangan beruntun di Premier League dan Liga Europa.
ADVERTISEMENT
Rentetan kemenangan itu tentu saja tak bisa dipisahkan dari kehadiran Maurizio Sarri sebagai pelatih. Dengan 'Sarriball' yang mengandalkan umpan-umpan pendek cepat dan pergerakan pemain tanpa henti, Chelsea betul-betul berbeda jika dibandingkan dengan era Antonio Conte.
Cara bermain yang segar ini membuat beberapa pemain Chelsea merasa gembira. Eden Hazard salah satunya. Winger asal Belgia itu, pada awal September lalu, mengatakan bahwa dia menyukai ide bermain Sarri.
"Aku suka bermain dengan bola. Tidak di daerah permainanku sendiri, tetapi di 30 meter terakhir. Sekarang, kami lebih banyak menguasai bola, sehingga menurutku ini cukup menyenangkan," kata Hazard seperti dikutip dari London Evening Standard.
Akan tetapi, tak semua pemain Chelsea menikmati rezim Sarri. Sebab, tak semua pemain yang ada di skuat memang cocok untuk bermain dengan gaya khas pelatih asal Italia tersebut. Salah satu pemain yang merasa gelisah adalah kapten tim, Gary Cahill .
ADVERTISEMENT
Ini ironis, memang. Sebagai kapten, Cahill semestinya menjadi andalan baik di dalam maupun di luar lapangan. Namun, kenyataan tak memihak dirinya. Sebab, sampai sejauh ini pemain 32 tahun tersebut sama sekali belum pernah bermain untuk tim besutan Sarri. Ban kapten Chelsea pun selama ini berpindah-pindah dari lengan Cesar Azpilicueta, Willian Borges, serta Hazard.
Inilah mengapa, Cahill merasa bahwa sudah saatnya dia pergi dari Chelsea. Terlebih, kontraknya bakal habis pada musim panas 2019 mendatang.
"Aku tidak ingin gegabah, tetapi kalau situasinya begini terus, mau bagaimana lagi," kata Cahill seperti dikutip dari Reuters. "Aku bukan sosok yang mau begitu saja tidak dimainkan."
"Karierku tidak panjang. Aku menaruh rasa hormat setinggi-tingginya kepada semua orang di sini, para fans, dan pemain. Tetapi, terkadang kita harus membuat keputusan sulit agar karier kita tak terhambat."
ADVERTISEMENT
"Saat ini, aku sama sekali tidak menikmati apa yang kualami. Sebelumnya, selama tujuh tahun aku sudah menjadi bagian penting klub ini, bukan cuma sebagai pelapis. Itulah kenapa, sangat sulit bagiku menghadapi situasi seperti ini," imbuh Cahill.
Cahill kemudian menyebut kasus Petr Cech sebagai contoh. Tiga musim lalu, Chelsea memutuskan untuk melepas Cech ke Arsenal karena kiper asal Republik Ceko itu kalah bersaing dengan Thibaut Courtois. Di Arsenal, Cech sampai sekarang masih jadi pilihan utama.
"Dalam kasus Pete, kupikir mereka melihat bahwa dia tidak bermain sesering yang seharusnya dan mereka memberi hadiah atas profesionalismenya itu dengan melepas dirinya," tutur Cahill.
"Dia bisa saja bermain sewaktu-waktu. Akan tetapi, yang dia inginkan adalah bermain secara rutin dari pekan ke pekan. Itulah mengapa aku menggunakan dirinya sebagai contoh. Aku merasa bahwa aku berada dalam situasi serupa," tutup jebolan akademi Aston Villa tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak cuma tangguh di belakang, Cahill juga terhitung cukup produktif untuk ukuran bek tengah di mana dia mampu mencetak 25 gol. Total, enam gelar sudah dikumpulkannya, termasuk satu trofi Liga Champions dan dua gelar Premier League.