Kasus Pemain Telat Digaji: BOPI Tagih Komitmen PSSI dan PT LIB

4 Desember 2019 22:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PS Tira-Persikabo lawan PSS Sleman di ajang Liga 1 2019. Foto: Dok. Media Tira-Persikabo
zoom-in-whitePerbesar
PS Tira-Persikabo lawan PSS Sleman di ajang Liga 1 2019. Foto: Dok. Media Tira-Persikabo
ADVERTISEMENT
Sengketa ketenagakerjaan antara pemain dan klub kembali terjadi. Sebelum Liga 1 musim 2019 kelar, dua kasus kelalaian pembayaran gaji menyeruak.
ADVERTISEMENT
Semen Padang menunggak gaji Tristan Koskor. Sementara PS Tira-Persikabo tak membayar hak Elio Bruno Martins.
Tak berhenti di situ, penelantaran pemain juga dilakukan Kalteng Putra atas David Carlos Teles Veloso (David Bala). Pemain asal Brasil itu tak diberikan fasilitas medis setelah mengalami cedera lutut saat membela Kalteng Putra pada laga melawan PSIS Semarang. Terlebih, gaji David Bala tak dibayar sepeser pun.
Satu kasus sengketa pemain yang tak kalah penting ialah tak daibayarnya gaji 10 pemain Martapura FC (Liga 2). Kemenpora mendapat surat sengketa Martapura FC pada Rabu (4/12/2019) untuk menelaah penyelesaian kasus tersebut.
Kemenpora langsung melempar insiden tersebut kepada BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) yang berfungsi sebagai pengawas dari kubu pemerintah. BOPI langsung mengeluarkan rilis bernada ultimatum bahwa semua klub ditekan untuk tidak melanggar peraturan perundang-undangan.
ADVERTISEMENT
Pemain Persija Riko Simanjuntak berusaha merebut bola dari pemain Kalteng Putra saat pertandingan Persija Jakarta vs Kalteng Putra dalam lanjutan pekan ke-15 Liga 1 2019. Foto: Dok. Media Persija
“BOPI menghimbau semua yang terlibat di industri olahraga profesional Indonesia agar menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, baik itu bidang ketenagakerjaan, keimigrasian, perpajakan, dan hukum. BOPI mendapat laporan tentang beberapa kasus tunggakan gaji pesepakbola Liga 1 dan 2. Klub yang terlibat harus segera menyelesaikan kewajiban kepada pemain.”
Peristiwa sengketa bukan yang pertama. BOPI prihatin kasus sengketa pemain terus berulang.
BOPI meminta pertanggungjawaban operator kompetisi (PT Liga Indonesia Baru) dan PSSI. Badan bentukan Kemenpora itu juga mendorong NDRC (National Dispute Resolution Chamber) atau Badan Penyelesaian Sengketa Nasional PSSI untuk menyelesaikan kasus sengketa pemain dan klub.
Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal BOPI, Sandi Suwardi Hasan, mengatakan akan membawa catatan buruk musim kompetisi 2019 saat evaluasi liga.
ADVERTISEMENT
“Kami masih mengkaji. Ini berkaitan dengan komitmen PT LIB dan PSSI. Pelanggaran ini memalukan karena FIFA yang turun langsung. Kami sudah membawa ke internal BOPI dan menjadi bahan evaluasi saat rapat dengan Kemenpora. Sekaligus, evaluasi musim ini akan memengaruhi sikap BOPI untuk kompetisi 2020,” tutur Sandi saat dihubungi kumparanBOLA, Rabu (4/12/2019).
Ilustrasi duel pertandingan sepak bola. Foto: Unsplash
Ultimatum dilayangkan BOPI. Untuk musim depan, BOPI tak ingin kecolongan lagi.
Kemungkinan mencoret klub "bandel" yang akan berkompetisi pada musim 2020 sangat besar. Bahkan, ancaman tak menerbitkan rekomendasi kompetisi juga keluar.
Pasalnya, BOPI merasa kecolongan saat memberikan rekomendasi Liga 1 dan 2 sebelum kompetisi dimulai. BOPI sejatinya sudah mendapat komitmen dari PT LIB bahwa semua klub akan mematuhi peraturan yang sudah ada.
ADVERTISEMENT
Lalu, BOPI juga menerima jaminan tidak ada klub yang pailit di tengah jalan. PT LIB juga berjanji menuntaskan mekanisme kontrak pemain.
Terakhir, operator kompetisi memberi kepastian jadwal pertandingan. Namun, nyatanya janji margin error cuma lima persen meleset.
“Kami punya catatan dari berbagai temuan di lapangan. Musim depan, klub yang memang secara finansial meragukan, mending dipustukan tidak ikut serta di liga. Indonesia sedang dimonitor FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Jangan sampai pelanggaran ini membuat penunjukan tuan rumah itu dicabut. Kami meminta pertanggungjawaban. Kami juga sudah sering mengimbau jangan sampai ada manipulasi data,” kata Sandi.
Sebagai informasi, sebelum Liga 1 dan 2 2019 bergulir, BOPI disibukkan kasus sengketa yang dialami beberapa klub. Peristiwa tersebut sempat membuat BOPI enggan mengeluarkan rekomendasi kompetisi. PSMS Medan, PSPS Riau, dan Persiraja Banda Aceh menjadi pantauan BOPI kala itu.
ADVERTISEMENT
PT LIB dibantu Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) lalu menghadap BOPI dan mengabarkan kasus kelalaian pembayaran gaji selesai. Rekomendasi pun keluar.
Alih-alih tak ada lagi peristiwa penunggakan gaji, musim 2019 masih saja dipenuhi kasus serupa. PSSI yang ditekan BOPI untuk segera menuntaskan masalah tersebut memberi tenggat waktu dua minggu sejak surat sanksi datang kepada klub bersangkutan.
“Kami sudah menegur. Semen Padang dan PS Tira-Persikabo sudah dijatuhkan sanksi maksimal (pemblokiran aktivitas perpindahan dan pendaftaran pemain). Kami sudah menyampaikan hal itu. Kalau tidak disampaikan, PSSI yang kena sanksi FIFA. Tenggat waktu dua minggu. Bila tidak, PSSI akan memberikan sanksi maksimal,” kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.