Kenangan Buruk Luke Shaw dan Rasa Terima Kasihnya pada Mourinho

5 September 2018 7:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luke Shaw dalam sesi latihan Timnas Inggris. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Luke Shaw dalam sesi latihan Timnas Inggris. (Foto: Reuters/Carl Recine)
ADVERTISEMENT
Bagi Luke Shaw, musim 2018/19 adalah musim penebusan dosa. Sejauh ini, upaya Shaw itu sudah membuahkan hasil manis. Salah satu buktinya adalah pemanggilan kembali dirinya ke Tim Nasional Inggris untuk menghadapi Spanyol di UEFA Nations League dan Swiss di laga uji tanding.
ADVERTISEMENT
Premier League musim 2018/19 sudah berjalan empat pekan dan Shaw telah bermain di semua pekannya. Bek kiri berusia 23 tahun itu berhasil menyingkirkan Ashley Young, baik di Manchester United maupun Timnas Inggris. Atas keberhasilan ini, Shaw mengatakan bahwa Jose Mourinho adalah sosok yang paling berjasa.
"Kupikir dia sempat merasa frustrasi denganku karena dia tahu aku bisa berbuat lebih. Kalau dipikir-pikir lagi, mungkin dia benar," kata Shaw seperti dilansir Reuters.
"Beberapa musim terakhir memang begitu berat untukku, tetapi itu semua membuat mentalku jadi lebih kuat. Aku ingin membuktikan kepadanya bahwa aku bisa. Aku sudah berbicara dengan sang manajer sebelum musim dimulai dan dia mengatakan bahwa dia ingin aku bertahan."
"Aku sekarang sudah lebih dewasa. Kalian boleh bilang aku sekarang sudah bukan anak kecil lagi dan aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku ingin bermain untuk Manchester United, bertahan di sana, dan membuktikan bahwa aku adalah bagian berharga dari tim," imbuh Shaw.
ADVERTISEMENT
Ketika dibeli United dari Southampton pada 2014, Shaw menjadi salah satu remaja termahal sepanjang sejarah sepak bola. Di usia 18 tahun, harganya kala itu sudah mencapai 27 juta poundsterling. Salah satu yang membuat harganya melambung adalah status sebagai pemain Timnas Inggris yang dia raih empat bulan sebelum transfer itu terjadi.
Masa-masa awalnya bersama United sebenarnya menyenangkan. Akan tetapi, cedera patah kaki yang dia alami saat menghadapi PSV Eindhoven di Liga Champions musim 2015/16 membuat karier Shaw terhambat. Ketika dipercaya tampil pun, Shaw seringkali hanya bisa membuat kecewa. Inilah yang membuatnya kerap dikritik secara terbuka oleh Mourinho musim lalu.
Namun, Shaw kini sudah berbeda. Sebelum musim berjalan, Shaw bahkan rela menjalani latihan ekstra di Dubai untuk kembali ke bentuk fisik terbaik. Hasilnya pun nyata.
ADVERTISEMENT
Empat penampilan bersama United dilaluinya dengan sumbangsih satu gol. Secara defensif, Shaw pun kini lebih aktif dengan catatan 6,6 aksi defensif per laga. Sebagai perbandingan, musim lalu catatan aksi defensifnya hanya mencapai angka 3,7 per pertandingan.
"Aku sempat berkonsultasi dengan seorang psikolog. Patah kaki yang kualami itu benar-benar sebuah pukulan telak. Aku hampir saja kehilangan kakiku, tetapi aku tidak mengetahui itu sampai enam bulan kemudian ketika dokter memberitahuku," ungkap pemain berpostur 185 cm ini.
Kini, Shaw bertekad untuk jadi lebih baik. Kegagalannya tampil di Piala Dunia 2018 dijadikannya cambuk pribadi. "Aku ingin membuktikan bahwa orang-orang salah telah meragukanku. Aku butuh bermain secara konsisten untuk bisa kembali ke bentuk dan motivasi terbaik. Sekarang, aku sudah merasa seperti dulu lagi," tandasnya.
ADVERTISEMENT