Kisah Bos Newcastle yang Naksir Chelsea, Hampir Dicerai Usai Akuisisi Klub

4 Maret 2022 18:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amanda Staveley. Foto:  Ian MacNicol/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Amanda Staveley. Foto: Ian MacNicol/Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Amanda Staveley menjadi salah satu wanita paling eksis di dunia sepak bola Inggris. Namun, geliat sang bos Newcastle United, yang baru-baru ini mengaku pernah punya niat membeli Chelsea, rupanya sempat mendapat komplain dari suaminya, Mehrdad Ghodoussi.
ADVERTISEMENT
Staveley adalah pemilik 10 persen saham Newcastle melalui PCP Capital Partners. Ia punya peran kunci dalam pengambilalihan The Magpies oleh konsorsium Arab Saudi (PIF) dengan nilai 300 juta poundsterling (sekitar Rp 5,8 triliun) pada Oktober 2021.
Setelah itu, jabatannya di Newcastle United sempat dipertanyakan. Yang pasti, ia dan suaminya adalah pemegang saham klub dan juga sebagai CEO sementara. Ini adalah posisi yang membuat mereka memimpin sebagian besar perekrutan klub pada Januari 2022, serta perburuan pengganti permanen mereka di jabatan itu.
Namun, Staveley mengatakan bahwa jabatan ganda itu sempat membuat suaminya mungkin akan menceraikannya. Di sisi lain, ia juga menikmati pekerjaan tersebut di Newcastle United.
Calon bos baru Newcastle United, Amanda Staveley. Foto: AFP/Paul Ellis
"Saya pikir, suami saya mungkin akan menceraikan saya jika saya mengatakan ingin lanjut. Kami benar-benar menikmatinya, dia [suami] adalah rekan kerja yang hebat dan sangat bagus dalam pekerjaannya," kata Amanda Staveley kepada Arab News.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin memastikan bahwa kami melakukan pekerjaan dengan baik. Kami juga tahu bahwa kami bukan CEO yang tepat untuk Newcastle. Mengapa? Karena kami tidak memiliki pengalaman CEO lain. Kami adalah pemegang saham dan kami ingin klub ini menjadi yang terbesar di dunia," lanjutnya.
Staveley ingin bekerja setiap hari dengan siapa pun yang bergabung dengan Newcastle United dan mereka mengaku memiliki beberapa kandidat luar biasa yang telah diajak bicara. Staveley pun amat selektif.
"Pada akhirnya, klub ini dimiliki oleh para fan dan pemegang saham mayoritas adalah PIF. Bukan saya dan Mehrdad yang bekerja dengan tim eksekutif di Newcastle, kami berbicara dengan PIF 20-30 kali sehari. Kami adalah teman baik dan kolega dan mereka telah membuat keputusan besar,” tuturnya.
Patung Sir Bobby Robson bersanding dengan logo Newcastle United di St. James' Park. Foto: Reuters/Lee Smith
Amanda Staveley mengungkapkan keputusan tentang CEO baru sudah dekat. Ia berharap juga tetap bisa berkontribusi di Newcastle United.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap begitu. Kami adalah pemegang saham dan kami ingin menjadi pemegang saham selama 20 tahun, kita semua. Kami ingin melihat klub ini berkembang, kami tidak ingin melakukan divestasi atau semacamnya," tuturnya.
Kini, wanita asal Inggris itu turut buka suara soal apa yang menimpa Roman Abramovich dan Chelsea. Staveley bahkan dengan gamblang menyatakan minatnya kepada The Blues sebelum membeli Newcastle. Namun, ia menyatakan komitmennya pada Newcastle United.
"Satu hal hebat tentang proses empat tahun untuk membeli Newcastle adalah kami memiliki peluang besar untuk melihat setiap klub, termasuk Chelsea," kata Staveley soal niatan membeli Chelsea, dikutip dari BBC International.
"Chelsea adalah klub yang luar biasa, tetapi hanya ada satu klub untuk kami dan hanya akan menjadi satu klub untuk kami," imbuhnya soal kans mengakuisisi Chelsea.
ADVERTISEMENT