Kisah Diego Maradona Diremehkan Inggris di Piala Dunia: Si Gendut Berkaki Satu

25 November 2022 16:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bintang Argentina Diego Maradona berselebrasi setelah mencetak gol kemenangan permainannya melawan Inggris di semifinal Piala Dunia di Meksiko, 22 Juni 1986. Foto: REUTERS/Ted Blackbrow/Pool
zoom-in-whitePerbesar
Bintang Argentina Diego Maradona berselebrasi setelah mencetak gol kemenangan permainannya melawan Inggris di semifinal Piala Dunia di Meksiko, 22 Juni 1986. Foto: REUTERS/Ted Blackbrow/Pool
ADVERTISEMENT
Diego Maradona menjadi mimpi buruk Inggris dalam laga perempat final Piala Dunia 1986 yang digelar di Meksiko. Namun rupanya, ada kisah legenda Timnas Argentina itu lebih dahulu diremehkan oleh kubu The Three Lions.
ADVERTISEMENT
Sejarah mencatat, Argentina mengalahkan Inggris 2-1 dalam pertandingan yang berlangsung di Estadio Azteca, Mexico City, pada 22 Juni 1986. Maradona membobol Inggris dua kali.
Di menit 51, Maradona mencetak gol bersejarah yang hingga kini dikenal dengan istilah 'Gol Tangan Tuhan'. Ia dengan cerdik mengelabui wasit saat membobol gawang Peter Shilton dengan tangannya. Gol itu pun disahkan dan melegenda sampai era sekarang.
Lalu di menit 55, Maradona mencetak gol yang disebut sebagai 'Gol Terbaik Abad 20 (Goal of the Century)'. Dari area permainan Argentina, dia menggiring bola sendirian, mengelabui 5 pemain Inggris, termasuk kiper, lalu melepaskan sepakan yang membuat bola bersarang di gawang.
Diego Maradona (kostum biru) saat melawan Inggris di Piala Dunia 1986. Foto: STAFF / AFP
"Dengan kualitas umpan yang saya berikan kepadanya, jika dia melewatkannya, saya akan membunuhnya," kata pemain Argentina yang mengoper bola ke Maradona untuk 'Gol Terbaik Abad 20', Hector Enrique.
ADVERTISEMENT
Diego Maradona memang pemain yang dianugerahi bakat ciamik dalam hal menggocek pemain lawan dan menendang bola. Di sisi lain, keberhasilannya membuat malu Inggris boleh jadi terbantu oleh sikap kubu Timnas Inggris yang meremehkannya sejak awal.
Berdasarkan kisah yang dipaparkan BBC, kala itu, Inggris tidak memiliki rencana khusus untuk mengawal Maradona. Mereka memiliki bek bernama Terry Fenwick, yang 'rajin' mengumpulkan kartu kuning di Piala Dunia.
Namun, dia tak ditegaskan untuk serius mengawal pemain kelahiran Lanus tersebut. Manajer Inggris, Bobby Robson, dilaporkan mengatakan hal-hal yang meremehkan Maradona kepada anak buahnya itu.
Para penggemar Argentina memegang patung legenda sepak bola Diego Maradona seukuran manusia saat mereka berkumpul dalam acara "Banderazo", di promenade Corniche Doha di Doha, pada 21 November 2022. Foto: Pablo Porciuncula/AFP
Sisanya adalah sejarah. Namun kabarnya, Shilton masih tidak akan pernah memaafkan Diego Maradona. Bukan karena melakukan handball, tetapi karena Maradona tidak meminta maaf untuk aksi itu. Dia kemudian menolak untuk mengundang Maradona ke laga testimonialnya pada 1990.
ADVERTISEMENT
"Dia tidak mengundang saya, benar, oh, hati saya terluka! Berapa banyak orang yang pergi ke testimonial seorang penjaga gawang? Seorang penjaga gawang?!" ucap Maradona menanggapi dirinya tak diundang Shilton.
Bertahun-tahun kemudian, Chris Waddle bersuara. Gelandang yang termasuk dalam skuad Inggris pada Piala Dunia 1986 itu menyampaikan pandangannya soal 'Gol Tangan Tuhan' Diego Maradona.
"Banyak fan Inggris tidak akan pernah memaafkan Maradona atas apa yang dia lakukan. Namun, jika Gary Lineker [striker andalan Inggris apda masanya] melakukannya di ujung lain, dia masih akan dipuji sebagai seorang pahlawan," tuturnya.
Penggemar Argentina memegang bendera legenda sepak bola Diego Maradona saat mereka berkumpul di acara "Banderazo" mendukung tim mereka, di promenade Corniche Doha di Doha, pada 21 November 2022. Foto: Pablo Porciuncula/AFP
Menariknya, pada Juni lalu, Terry Fenwick menyampaikan penyesalan karena tak bertukar jersi dengan Diego Maradona. Ia mengaku saat itu dirinya penuh dengan emosi.
ADVERTISEMENT
"Jelas, saat itu suasana hati saya sedang tidak baik-baik saja. Saya begitu emosional karena gol 'Tangan Tuhan' disahkan oleh wasit," kata Fenwick dalam buku The Story of the Seven Milion Pound Shirt yang baru terbit.
"Alhasil, ketika Maradona menoleh ke arah saya dan meminta bertukar jersi, saya menolaknya. Saya sangat kesal, kecewa, dan kehilangan semangat saat itu. Sebab, kami [Timnas Inggris] tersingkir dari perempat final karena gol handball," lanjutnya.
Pria yang kini berusia 62 tahun itu menyaksikan dengan jelas bagaimana peristiwa gol 'Tangan Tuhan' terjadi. Ia melihat secara langsung dengan mata kepalanya sendiri saat Maradona menceploskan bola ke jala Inggris menggunakan tangannya.
"Saya adalah satu-satunya pemain yang mengejar wasit usai gol disahkan. Saya berlari menuju garis tengah untuk memperdebatkan gol tersebut karena saya tahu itu tidak sah," jelas Fenwick.
Diego Maradona mengangkat Piala Dunia yang dimenangkan oleh timnya setelah kemenangan 3-2 atas Jerman Barat di stadion Azteca di Mexico City, 29 Juni 1986. Foto: AFP
Pada Mei lalu, jersi bersejarah milik Diego Maradona saat melawan Inggris di Piala Dunia 1986 akhirnya terjual dalam pelelangan. Harganya fantastis.
ADVERTISEMENT
"Jersi yang dikenakan Diego Maradona saat mencetak 'Gol Tangan Tuhan' ke gawang Inggris di Piala Dunia 1986 telah terjual dengan harga rekor dunia sebesar 7,142,500 juta poundsterling [Rp 128 miliar] dalam sebuah lelang di Sotheby's di London," tulis laporan Sky Sports.
Terlepas dari pro dan kontra, Diego Maradona telah mengukir sejarah besar di Piala Dunia. Bukan cuma karena kontroversinya, tetapi juga fakta dia akhirnya bisa berkontribusi besar untuk Argentina hingga jadi juara di edisi 1986.
Setelahnya, setiap Piala Dunia akan dihelat, meski kini ia sudah meninggal, Maradona akan selalu dibicarakan. Sebab, pria yang tutup usia di umur 60 tahun itu telah dicap sebagai legenda.