Komdis PSSI soal Hukuman Setahun Todd Ferre: Dia Brutal, Pukul & Maki Wasit

24 November 2021 16:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Jakarta, Kamis (18/11)
 Foto: Soni Insan Bagus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Jakarta, Kamis (18/11) Foto: Soni Insan Bagus/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memberi penjelasan soal hukuman berat yang dijatuhkan kepada pemain Persipura, Todd Rivaldo Ferre. Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, menerangkan pihaknya sudah bergerak sesuai aturan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
Todd Ferre dijatuhkan larangan bermain selama satu tahun. Hal itu usai ia dinilai melakukan tingkah laku buruk terhadap perangkat pertandingan dalam laga Persipura vs Bali United di Liga 1 2021/22 pada 5 November 2021.
Pada pertandingan itu, Todd Ferre turun sebagai pemain pengganti di menit 77. Insiden tiba jelang pertandingan berakhir, tepatnya di menit ke-90+7. Ia diganjar kartu merah oleh pengadil pertandingan karena dinilai protes berlebihan.
Erwin Tobing menerangkan bahwa hukuman larangan bermain satu tahun pantas dijatuhkan kepada Todd Ferre. Sebab, perilaku buruk Ferre sudah kelewat batas, yakni memukul serta memaki-maki perangkat pertandingan.
''Todd Rivaldo, dia tidak fair play. Dia melakukan protes yang tidak pantas, protes berlebihan dengan kata-kata tidak pantas yang disertai pemukulan terhadap perangkat pertandingan. Ketika dia memukul, dia masih berupaya mengejar lagi,'' kata Erwin kepada kumparan, Rabu (24/11).
ADVERTISEMENT
Pemain Persipura Jayapura Rivaldo Ferre saat melawan Barito Putera. Foto: Dok. Liga Indonesia
Erwin juga menjelaskan bahwa pihaknya memiliki bukti kuat dalam menjatuhkan hukuman tersebut. Ia sudah melihat rekaman insiden dan laporan-laporan dari pihak terkait.
''[Bukti video] Ada semua. Kami memutuskan berdasarkan yang dikirim PT LIB. PT LIB mengirim ke kami dengan semua laporan dari perangkat pertandingan, semua ada, video ada,'' kata Erwin.
''Jadi, berdasarkan itu kami putuskan. Kami punya data laporan dari LIB, LIB itu kumpulkan semuanya, dari laporan wasit, dari laporan pertandingan,'' tambahnya.
Protes terhadap perangkat pertandingan sebenarnya sah-sah saja dilakukan oleh pemain. Namun, menurut Erwin, hal itu tetap ada batasannya: Tidak dengan kekerasan.
''Kami pelajari, ternyata memang orangnya brutal, ngomongnya enggak pantas, memukul, jadi tak bisa menahan emosi. Memang protes [diperbolehkan], tetap protes 'kan ada caranya,'' jelas Erwin.
ADVERTISEMENT