Lakukan Restrukturisasi, Milan Tunjuk CEO Baru

22 Juli 2018 12:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo AC Milan di sebuah vandel. (Foto: Reuters/Stefano Rellandini)
zoom-in-whitePerbesar
Logo AC Milan di sebuah vandel. (Foto: Reuters/Stefano Rellandini)
ADVERTISEMENT
Milan belum berhenti berbenah. Setelah diambil alih oleh Elliott Management yang berbasis di Amerika Serikat, juara Italia 18 kali ini melakukan restrukturisasi besar-besaran di jajaran manajemen. Di antara korban restrukturisasi itu ada Marco Fassone yang sebelumnya menjabat sebagai CEO.
ADVERTISEMENT
Kini, jabatan CEO Milan jadi milik Paolo Scaroni. Jika menilik rekam jejaknya, Scaroni sama sekali bukan orang sembarangan. Selain merupakan mantan CEO perusahaan minyak dan energi Italia, Eni, pria 71 tahun itu saat ini juga menjabat sebagai wakil chairman di Rothschild Group.
Meski demikian, ada kemungkinan bahwa Scaroni tidak akan seterusnya menjadi CEO klub. Sebab, dalam pengumuman resminya, Milan menyebutkan bahwa jabatan CEO milik Scaroni itu adalah jabatan interim.
Dalam pengumuman yang sama, Milan juga mengatakan bahwa jajaran manajemen yang baru akan segera mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan rencana bisnis baru. Selain itu, dalam pertemuan tersebut, strategi untuk kembali ke Liga Champions juga akan dibahas.
Elliott sendiri mengambil alih Milan dari tangan pengusaha China, Li Yonghong. Pengambilalihan itu dilakukan karena Li membeli Milan dari tangan Silvio Berlusconi dengan uang pinjaman dari Elliott.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, Li melakukan belanja besar-besaran. Musim panas 2017 lalu, mereka membeli banyak pemain dengan nilai transfer total mencapai lebih dari 200 juta euro. Li berharap, dengan investasi sekian, Milan bisa lolos ke Liga Champions. Akan tetapi, Milan gagal melakukan itu.
CEO baru Milan, Paolo Scaroni. (Foto: AFP/Rodger Bosch)
zoom-in-whitePerbesar
CEO baru Milan, Paolo Scaroni. (Foto: AFP/Rodger Bosch)
Gagalnya Milan lolos ke Liga Champions itu ditambah lagi dengan pelanggaran Financial Fair Play (FFP) yang mereka lakukan. Sanksi UEFA pun dijatuhkan. Milan sempat dilarang untuk berlaga di Liga Europa karena pelanggaran finansial itu. Tak lama setelah itu, Li dipastikan gagal membayar utangnya kepada Elliott dan Milan pun resmi diambil alih.
Usai diambil alih Elliott, masa depan Milan mulai terlihat cerah. UEFA yang awalnya tidak percaya pada rencana keuangan Milan bisa kembali diyakinkan, terutama setelah Elliott menginjeksi dana segar senilai 50 juta euro ke kas klub. Larangan berlaga di Liga Europa pun akhirnya dicabut.
ADVERTISEMENT
Kini, Milan telah melakukan pembenahan besar-besaran di sektor manajemen. Pertanyaannya, apakah ini semua bakal bisa membuat mereka jadi lebih kompetitif? Well, untuk itu, hanya waktu yang bisa menjawab.