Lewat Surat Terbuka, Claudio Marchisio Ucapkan Selamat Tinggal

23 Agustus 2018 6:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelandang Juventus, Claudio Marchisio. (Foto: MARCO BERTORELLO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang Juventus, Claudio Marchisio. (Foto: MARCO BERTORELLO / AFP)
ADVERTISEMENT
Dua puluh lima tahun. Selama itulah Claudio Marchisio dan Juventus menjalin romansa. Marchisio datang sebagai bocah berusia tujuh tahun ke akademi milik 'Si Nyonya Tua'. Setelah 389 penampilan yang berhias 15 trofi, Marchisio memutuskan untuk mengucap selamat tinggal kepada klub yang begitu dia cintai tersebut.
ADVERTISEMENT
"Aku tidak bisa berhenti melihat foto ini. Ini adalah garis-garis yang kugunakan untuk menulis kisah hidupku, baik sebagai pesepak bola maupun manusia. Aku sangat mencintai seragam ini sampai pada titik di mana aku yakin bahwa kebaikan klub ada di atas segalanya," tulis Marchisio di akun media sosialnya beberapa saat setelah resmi memutus kontraknya sendiri bersama Juventus.
Kata-kata di atas merupakan pendamping untuk sebuah foto yang diunggah oleh pemain 32 tahun tersebut. Foto itu merupakan foto Marchisio kecil tengah bermain sepak bola dengan mengenakan kostum Juventus. Di saat yang bersamaan, Juventus juga merilis sebuah montase video yang menunjukkan momen-momen terbaik Il Principino -- julukan Marchisio -- selama berkostum hitam-putih.
Lima hari setelah pengumuman pemutusan kontrak itu, Marchisio akhirnya menuliskan sebuah surat terbuka. Surat tersebut diberi judul 'Menang itu tidak penting, tetapi ialah satu-satunya yang berarti'. Kata-kata itu sendiri merupakan kutipan terkenal dari mantan presiden Juventus, Gianni Agnelli.
ADVERTISEMENT
"Aku menghabiskan 25 tahun hidupku membayangkan diriku bakal menjadi seperti apa dan mimpi-mimpi apa saja yang aku ingin raih bersama Juventus. Akan tetapi, tak sekali pun aku pernah berpikir bakal menjalani momen seperti ini," buka Marchisio.
"Terlepas dari apa langkah berikut yang kuambil, baik itu dalam ranah profesional maupun pribadi, tidak akan ada gunanya menyembunyikan bahwa hati dan DNA-ku hanya akan selalu memiliki dua warna."
"Aku mengenakan seragam Juventus untuk pertama kalinya saat berusia tujuh tahun dan sejak itu, aku tak pernah menanggalkannya. Sama sekali tidak pernah. Aku tumbuh dengan filosofi klub dan aku berusaha untuk menyerapnya serta menjadi dutanya, baik di dalam maupun di luar lapangan."
"Banyak yang bilang bahwa di Juventus, menang itu tidak penting, tetapi ialah satu-satunya yang berarti. Ketika kamu merupakan seorang bocah dengan mimpi besar, kamu tahu bahwa untuk bisa mengenakan seragam Juventus, Anda harus jadi yang terbaik."
ADVERTISEMENT
"Menang itu tidak penting, tetapi ialah satu-satunya yang berarti. Ketika kamu tumbuh besar, ketika mimpimu hampir terwujud, kamu tak boleh lengah. Kamu harus terus bekerja keras di bawah bayang-bayang idolamu dan memberikan yang terbaik setiap harinya karena garis-garis itu, sekalinya terjahit dalam diriku, sama berartinya dengan kebanggaan, kebahagiaan, dan tanggung jawab."
"Menang itu tidak penting, tetapi ialah satu-satunya yang berarti. Ketika para idola itu akhirnya menjadi rekanmu, kamu harus lebih kuat dari kaki-kaki yang gemetar karena berbaris bersama mereka. Del Piero, Nedved, Buffon, Trezeguet, Camoranesi, dan yang lainnya. Karena semua orang tahu bahwa untuk menghormati seragam ini, kamu harus melakukan apa yang harus dilakukan."
"Hal ini tak cuma berlaku untuk para pemain, tetapi juga semua pendukung. Juventus menang karena mereka adalah yang terbaik di dalam dan di luar lapangan."
ADVERTISEMENT
"Menang itu tidak penting, tetapi ialah satu-satunya yang berarti. Ketika kamu berkomitmen untuk melakukan segalanya demi menghindari kekecewaan para suporter -- yang merupakan orang-orang paling loyal, paling tulus, dan terbaik di seluruh dunia."
"Ketika kamu sadar bahwa apa yang sudah jadi bagian hidupmu selama 25 tahun tiba-tiba akan menjadi masa lalumu, hanya ada satu cara untuk terus menjadi pemenang. Yakni, dengan mengetahui bahwa apa pun keadaannya, aku tidak akan pernah kehilangan ini karena aku tahu ini akan selalu jadi bagian diriku dan aku akan jadi bagian dari ini di mana pun aku berada."
"Dengan rasa cinta selamanya, Claudio," tutup Marchisio dalam surat terbukanya tersebut.
Saat ini, Marchisio dikabarkan menjadi incaran sejumlah klub, seperti Nice dan Paris Saint-Germain di Ligue 1. Akan tetapi, pemain yang pernah dipinjamkan semusim ke Empoli ini belum mau membocorkan ke mana dia akan berlabuh setelah ini.
ADVERTISEMENT
"Entahlah. Nanti akan kuberi tahu, tetapi aku pasti akan berada di Turin selama beberapa hari," tulisnya di Instagram Story. "Aku akan segera memilih klub berikut. Aku dan keluargaku akan memilih tempat yang kami pikir bakal jadi yang terbaik untuk kami."
"Aku akan kembali ke lapangan sesegera mungkin untuk bertemu rekan-rekanku untuk kali terakhir. Baru setelah itu aku akan menentukan klub baru," pungkas Marchisio.