Liga 1 Setop akibat Corona, Ada Waktu Berbenah soal Siaran Langsung

10 April 2020 20:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerang Madura United, Alberto Goncalves. Foto: Dok. LIB
zoom-in-whitePerbesar
Penyerang Madura United, Alberto Goncalves. Foto: Dok. LIB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wabah virus corona bisa disikapi positif. Berhentinya roda kompetisi tak melulu berkutat soal permasalahan pendapatan dan gaji.
ADVERTISEMENT
Pemangku kepentingan liga bisa berbenah diri untuk memperbaiki kualitas kompetisi. Masih ingat bagaimana Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, protes soal siaran langsung.
Ia misuh-misuh lantaran dua partai kandang Laskar Sape Kerap cuma memakai dua kamera. Dua laga yang dimaksud ialah ketika menjamu Barito Putera (29/2/2020) dan Persiraja Banda Aceh (9/3/2020) di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan.
Slamet Nurcahyo meminta masyarakat tak panik di tengah pandemi corona. Foto: dok. Madura United
“Lain kali PSSI harus selektif memilih televisi. Kok menyiarkan Liga 1 cuma pakai dua kamera. Produksi asal-asalan. Seandainya klub bisa menolak,” tutur Achsanul.
Keluh kesah Achsanul layak menjadi bahan evaluasi, khususnya buat operator PT Liga Indonesia Baru (LIB). Presiden Madura United itu ingin begitu kompetisi dilanjutkan produksi siaran langsung tidak sembarangan.
“Sekelas Liga 1 seperti itu. Bukan hanya delapan (kamera), kalau perlu 15. Harus mengover semuanya. Sisi belakang gawang, samping sana-sini, dan lain-lain,” kata Achsanul saat dihubungi kumparanBOLA.
ADVERTISEMENT
Achsanul punya dasar atas permintaannya. Semakin banyaknya kamera yang dipakai, kejadian detail pun terekam.
Dampak positifnya banyak. Perilaku pemain terlihat semua, yang berguna buat Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dalam menentukan hukuman.
Presiden Madura United, Achsanul Qosasi. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Belum lagi persoalan sensitif seperti terjadinya gol atau pelanggaran. Publik juga bisa disuguhkan tayangan kreativitas pemain di lapangan yang tak luput dari kamera.
“Ini ‘kan liga mahal makanya saya marah. Liga 1 ini serius. Ketika tempo cepat terus kamera cuma dua, yang ada bolak-balik kanan-kiri. Sakit yang nonton.”
“Saya ingin semua tindakan pemain kelihatan. Semua sudut lapangan terekam. Ada kejadian indah seperti skill pemain, pelanggaran, dan gol bisa terekam. Sekarang tidak bisa. Gol saja susah ngeliatnya karena kamera kadang telat mengambil. Bolanya gol, kamera masih di tengah,” ujar Achsanul.
ADVERTISEMENT
Well, pencinta sepak bola Indonesia menantikan suguhan yang menarik di televisi. Semoga tiga pekan pertama Liga 1 bisa menjadi pembelajaran.
---
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!