Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Paqueta belum terlalu lama jadi pemain Milan. Dia tiba pada awal tahun ini setelah dibeli dengan harga 35 juta euro dari Flamengo. Selama setengah musim dia berhasil menyegel satu tempat mutlak di sebelas awal (starting XI) Milan sebagai seorang mezzala di lini tengah.
Sudah 13 kali Paqueta tampil untuk Milan yang mana masing-masing satu gol 1 dan assist-nya jadi sumbangsihnya yang paling kentara sejauh ini. Capaian itu membuat dirinya dipanggil ke Timnas Brasil untuk mengikuti Copa America 2019 di kandang sendiri. Pada turnamen tersebut Brasil pun keluar sebagai kampiun.
Keberhasilan di Timnas Brasil itu tak membuat Paqueta puas. Pemain 21 tahun tersebut juga ingin merasakan kesukesan serupa di level klub.
ADVERTISEMENT
"Tim ini punya banyak pemain hebat dan sejauh ini sudah mendapatkan hasil cukup memuaskan. Kami pantas bermain di Liga Champions dan maka dari itu kami harus memainkan sepak bola yang bagus untuk kembali ke sana," kata Paqueta kepada Sky Italia.
"Kami harus mencanangkan target setinggi-tingginya. Kami tidak boleh puas hanya dengan finis di urutan empat atau dua. Tujuan utama kami harus mencapai posisi pertama," tambahnya.
Musim lalu Milan finis di posisi kelima dan semestinya bisa lolos ke Liga Europa. Akan tetapi, demi restrukturisasi finansial, mereka memohon pada UEFA untuk tidak berlaga di kompetisi tersebut. Dengan begitu, tempat Milan kemudian diambil oleh Torino.
Restrukturisasi yang dilakukan Milan tak cuma sampai ke sana. Di jajaran manajemen mereka mendepak direktur olahraga Leonardo Nascimento dan menggantikannya dengan Paolo Maldini. Selain itu, Zvonimir Boban juga mereka bajak dari FIFA untuk dijadikan direktur operasional.
ADVERTISEMENT
Dari sana kemudian muncullah nama Giampaolo sebagai pelatih. Pria kelahiran Swiss itu dianggap sukses memberi identitas bermain kepada Sampdoria dan atas alasan itulah dia direkrut untuk menggantikan Gennaro Gattuso di kursi kepelatihan.
Kedatangan Giampaolo ini disambut begitu antusias oleh Paqueta. Tak segan-segan, dia menyebut pelatihnya itu 'profesor'.
"Gattuso mengajarkan banyak hal padaku. Dia sangat sukses sebagai pemain. Sebagai pelatih, dia membantuku beradaptasi dan mengajarkan banyak hal. Tetapi, bagiku Giampaolo adalah seorang profesor. Dia punya banyak ide baru dan tahu persis bagaimana menyampaikannya," ucap Paqueta .
"Dia mengubah cara kami bermain, baik saat menyerang maupun bertahan. Dia selalu memperhatikan semua detail dan itu membuat kami bisa bermain bagus," lanjut pemain kidal itu.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari keberadaan pelatih anyar dengan sistem anyar, Paqueta punya target pribadi. Dia ingin semakin meningkatkan permainannya untuk mengembalikan Milan ke era kejayaan.
"Semua pemain Milan adalah pekerja keras. Aku berharap bisa terus ikut ambil bagian untuk menjadi juara dengan kostum ini," tutur Paqueta .
"Milan merupakan klub besar yang terkenal di seluruh dunia. Di Brasil mereka adalah patokan. Siapa pun yang bermain di Milan adalah seorang juara. Buktinya bisa dilihat dari tujuh gelar Liga Champions."
"Aku sadar bahwa aku masih punya kesulitan di sini terutama dari segi bahasa. Namun, pelan-pelan aku mulai memahaminya dan terus belajar agar bisa fasih berbicara. Yang jelas, kepada semua penggemar Milan, aku berjanji akan memberi kalian musim yang menyenangkan," tandasnya.
ADVERTISEMENT