Mau Sampai Kapan Sepak Bola Wanita Dipandang Sebelah Mata?

8 Juli 2019 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Megan Rapinoe mencetak gol Timnas AS ke gawang Prancis di perempat final Piala Dunia Wanita 2019. Foto: Benoit Tessier/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Megan Rapinoe mencetak gol Timnas AS ke gawang Prancis di perempat final Piala Dunia Wanita 2019. Foto: Benoit Tessier/Reuters
ADVERTISEMENT
Dunia gulat kini berbeda dengan dua dekade lalu. Pada masa lampau, pegulat-pegulat wanita tak dikagumi karena kemampuannya di atas ring -- melainkan karena paras cantik dan keelokan tubuh yang dapat memuaskan pandangan laki-laki cabul.
ADVERTISEMENT
Namun, kini Becky Lynch (nama panggung Rebecca Quin) menjadi tajuk utama WrestleMania --event gulat sekelas final Liga Champions milik WWE-- 34 yang digelar pada awal April silam. Di sisi lain, AEW, yang kini menjadi kompetitor utama WWE, berani melakukan self-claimed sebagai perusahaan gulat pertama yang berani mengupah atlet wanita dan pria setara dan tanpa bias gender.
Lantas, bagaimana dengan olahraga lain... Semisal, sepak bola? Dalam beberapa tahun terakhir, memang terjadi perkembangan positif menyoal nasib atlet-atlet wanita di olahraga terpopuler di dunia ini. Akan tetapi, bukan berarti kondisi sepak bola wanita saat ini baik-baik saja.
Megan Rapinoe menjadi sosok yang paling lantang bersuara terkait dengan masalah ini. Sebelum final Piala Dunia Wanita digelar, kapten Timnas Wanita Amerika Serikat ini sempat mengeluhkan perihal jadwal. Rapinoe kecewa karena laga final Piala Dunia Wanita tak mendapatkan perlakuan yang sama spesialnya dengan final Piala Dunia (Pria).
ADVERTISEMENT
Megan Rapinoe merayakan gol ke gawang Prancis. Foto: Reuters/Benoit Tissier
Final Piala Dunia Wanita 2019 (AS vs Belanda), yang telah berlangsung pada Minggu (7/7/2019) malam pukul 22:00 WIB, berbarengan dengan digelarnya final Copa America (Brasil vs Peru), Senin (8/7) dini hari pukul 03:00 WIB, dan Piala Emas (Meksiko vs AS), Senin (8/7) pagi pukul 08:00 WIB.
Jelas berbeda dengan final Piala Dunia 2018 yang mempertemukan Prancis dengan Kroasia, yang menjadi satu-satunya pertandingan sepak bola pada 15 Juli 2018.
"Menempatkan seluruh pertandingan pada hari yang sama adalah ide buruk. Ini adalah final Piala Dunia, hari di mana agenda-agenda lain dibatalkan. Padahal jadwal final Piala Dunia sudah ditentukan duluan," keluh Rapinoe sebelum final seperti dilansir BBC.
Memang pada akhirnya AS berhasil merengkuh gelar juara dunia keempatnya usai mengandaskan Belanda 2-0 di Parc OL Stadium. Namun, situasi ini tak membuat Rapinoe lengah bahwa ada masalah lain yang tak kalah pentingnya untuk dibahas.
ADVERTISEMENT
Usai menerima medali juara, wanita berusia 34 tahun ini megeluhkan porsi bonus sepak bola wanita yang lebih kecil daripada pria. Sebagai informasi, Tim wanita AS hanya menerima 30 juta dollar di Piala Dunia 2019. Bandingkan dengan Timnas (Pria) Prancis, yang menerima 400 juta dollar dari FIFA akibat menjuarai Piala Dunia 2018.
Benar adanya bahwa Presiden FIFA, Gianni Infantino telah menjanjikan hadiah untuk juara Piala Dunia Wanita akan naik menjadi 60 juta dolar AS pada 2023. Namun, perlu diingat bahwa hadiah juara Piala Dunia 2022 nanti juga naik 40 juta dolar AS.
Gaya Rapinoe saat penyerahan trofi Piala Dunia Wanita 2019. Foto: REUTERS/Denis Balibouse
Namun, FIFA dan Infantino bukan satu-satunya yang disasar Rapinoe. Wanita kelahiran California ini juga menyerang USSF (Federasi sepak bola Amerika Serikat), karena sampai saat ini mereka hanya mendapatkan bayaran 38% dari jumlah yang diterima para pemain Timnas Putra.
ADVERTISEMENT
"Semua orang bertanya apa selanjutnya setelah kami menjuarai Piala Dunia dan kami sepakat dengan satu kesimpulan. Tolong, hentikan segala perdebatan mengenai kesetaraan pendapatan karena sudah jelas kami pantas untuk itu. Berinvestasilah kepada kami. Ayolah, Gianni? Ayo, Carlos (Cordeiro, presiden USSF)? Bisa, kan?" ucap Rapinoe.
Tidak tepat rasanya jika menggunakan popularitas sebagai akar permasalahan perbedaan upah wanita dan pria. Pasalnya, jika megacu pada laporan NBC, Piala Dunia Wanita tahun ini disaksikan sekitar 1 miliar penonton di seluruh dunia. Sebagai perbandingan, 'hanya' 750 juta pasang mata yang menyaksikan Piala Dunia Wanita edisi 2015.
Plus, diingat pula bahwa menurut Wall Street Journal, sejak 2016, Timnas Wanita AS selalu menghasilkan 1,87 juta dolar AS lebih banyak dibanding Timnas Putra. Terlihat jelas 'kan, Rapinoe memiliki poin yang kuat di balik argumentasinya?
ADVERTISEMENT