Mengapa Klub Liga 1 Harus Mengejar Lisensi AFC?

28 Juni 2019 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Parade jersey liga 1 2019 di Tower SCTV, Jakarta, Senin (13/5/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Parade jersey liga 1 2019 di Tower SCTV, Jakarta, Senin (13/5/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Kompetisi Indonesia pernah mengenyam masa-masa emasnya. Setidaknya, di atas kertas, Indonesia Super League (ISL) pernah berada di peringkat liga terbaik kedelapan se-Asia dan ranking pertama di Asia Tenggara. Sebelum terjun bebas ke posisi ke-27 Asia pada musim ini.
ADVERTISEMENT
Pada masa ISL pula, yang dimulai sejak 2008, klub-klub Tanah Air dilabeli dengan sebutan profesional. Atas dasar profesionalisme itu pula, peserta Liga 1 kini disarankan untuk mengejar lisensi klub AFC.
Memang, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi, melakukan verifikasi terhadap 18 klub Liga 1 pada setiap musimnya. Akan tetapi, verifikasi yang dijalani PT LIB tak cukup. Jika klub-klub Indonesia ingin tampil di kancah Asia--Liga Champions Asia dan AFC Cup--mereka wajib meraih lisensi klub dari AFC yang dirilis setiap musimnya.
Standar AFC tentu berbeda dengan milik PT LIB. Apalagi, variabel untuk mendapatkan lisensi klub AFC itu begitu banyak. Nah, untuk mengetahui perihal lisensi klub AFC lebih jauh, kumparanBOLA mencoba menjelaskannya kepada Anda. Berikut penjabarannya.
ADVERTISEMENT
Jadi, Apa sebenarnya Lisensi Klub AFC?
Persoalan lisensi klub AFC diatur melalui regulasi yang mengatur mengenai syarat-syarat yang mesti dijalankan dan dipenuhi oleh klub-klub yang tergabung dalam Member Associations (anggota) dari AFC.
Lisensi klub AFC mulai diterapkan pada 2010 silam, mengikuti pedoman lisensi klub yang sudah dijalankan oleh FIFA sejak 2008. Nah, adaptasi dari regulasi lisensi klub AFC inilah yang digunakan oleh LIB untuk memverifikasi klub di Indonesia jelang bergulirnya kompetisi, meski variabel yang digunakan cenderung lebih longgar.
Apa saja syarat untuk memenuhi Lisensi Klub AFC?
Regulasi lisensi klub AFC ini memiliki tiga kriteria umum di dalamnya, yaitu kriteria A, B, dan C. Nah, dari tiga kriteria itu, kriteria A-lah yang mesti dipenuhi oleh klub. Kriteria B dan C juga sebenarnya wajib dipenuhi, tapi tidak sewajib kriteria A.
ADVERTISEMENT
Karena, ketika kriteria A tidak dipenuhi, maka akan ada dampak tersendiri bagi klub.
Lantas, apa dampaknya?
Klub tidak akan bisa mentas di kompetisi yang mempertemukan antar klub Asia, semisal Liga Champions Asia, AFC Cup, dan tentu saja Piala Dunia Antarklub.
Pemain PSM Makassar Zulham Zamrun (kiri) berusaha melewati pemain Becamex Binh Duong pada pertandingan leg kedua semi final piala AFC zona ASEAN di Stadion Pakansari, Bogor. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Oke, Jadi Kriteria A Itu Isinya Apa Saja?
Kriteria A itu terbagi dalam lima kriteria khusus, yang tiap kriteria memiliki cabang-cabangnya sendiri. Pertama, soal aspek sporting atau pembinaan usia dini. Untuk aspek ini, setiap klub wajib menjadi tempat produksi sekaligus pengembangan pemain-pemain muda.
Oleh karena itu, klub wajib memiliki tim muda (minimal U-15 dan U-18), memiliki struktur pembinaan pemain serta program pembinaan pemain yang jelas. Bukan cuma itu, pemain yang sudah dikontrak juga perlu dukungan medis.
ADVERTISEMENT
Kedua, soal aspek infrastruktur. Klub mesti memiliki stadion yang sesuai dengan standar AFC Stadium Regulations. Singkatnya begini, stadion yang dimiliki klub minimal harus memenuhi syarat seperti: sertifikasi keamanan, jalur evakuasi, serta fasilitas latihan. Untuk penerangan, minimal stadion harus memenuhi kapasitas 1.200 lux.
Untuk kapasitas tribune sendiri, minimal stadion harus berkapasitas 5.000 orang, dengan kursi single-seated plus jarak yang lebar antara satu deret kursi dengan deret kursi yang lainnya. Tribune VVIP, tribune media, dan tempat untuk fotografer juga mesti ada, dengan koneksi Wi-Fi yang memadai.
Syarat-syarat di regulasi stadion standar AFC. Foto: Anggoro Fajar Purnomo
Ketiga, soal aspek manajemen klub. Klub diwajibkan memiliki alamat sekretariat, dengan nomor telepon, alamat email, dan kode pos yang jelas. Klub juga harus memiliki General Manager, Bendahara, Security Officer, serta Media Officer.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, jajaran staf kepelatihan di klub juga mesti jelas, dengan adanya pelatih kepala, asisten pelatih (terdiri dari pelatih fisik, pelatih kiper, dan asisten pelatih kepala), dokter klub, fisioterapis, pelatih tim muda, dan kepala akademi. Untuk pelatih kepala, minimal sudah punya lisensi A AFC. Jika punya lisensi AFC Pro, itu lebih bagus.
Lalu, Apalagi Kriterianya?
Oke, lanjut ke aspek keempat, ada soal aspek legalitas klub. Klub harus memiliki pernyataan kepatuhan ikut kompetisi AFC. Bukan cuma itu, klub juga harus memiliki badan hukum (lazimnya perseroan terbatas), ditopang oleh data kepemilikan klub yang jelas (siapa pemilik dan pemegang sahamnya).
Selain itu, format kontrak dari pemain juga mesti diperhatikan klub. Format kontrak ini harus manut aturan FIFA, juga manut terhadap aturan Departemen Ketenagakerjaan masing-masing negara. Di Indonesia, ada Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan International Transfer Ceritificate (ITC) bagi pemain asing.
ADVERTISEMENT
Lanjut ke kriteria terakhir adalah soal finansial. Setiap klub wajib memiliki laporan finansial tahunan yang teraudit serta pernyataan finansial untuk periode interim yang ditinjau ulang.
Klub juga harus memastikan mereka tidak memiliki tunggakan gaji kepada pemain atau tunggakan hasil dari aktivitas transfer, serta memenuhi kewajiban mereka membayar pajak.
Jangan lupa, rencana keuangan klub ke depan dan pernyataan tertulis soal finansial klub mesti ada. Oleh karena itu, keberadaan bendahara dan finance officer diperlukan di klub untuk memenuhi kriteria ini.
Jika ditotal, dari tiga kriteria yang ada (A, B, dan C), ada 48 kriteria yang mesti dipenuhi klub. Namun, untuk kriteria A yang jadi syarat wajib, ada 32 yang harus dipenuhi oleh klub agar mereka mendapat cap sebagai klub profesional dari AFC.
ADVERTISEMENT
Memangnya, Apa Sih Manfaat Punya Lisensi Klub AFC?
Tentunya banyak. Lisensi klub AFC ini bukan cuma sekadar jadi syarat agar bisa mentas di Liga Champions Asia ataupun AFC Cup. Lebih jauh, dengan terpenuhinya kriteria-kriteria dari lisensi klub AFC ini, maka manajemen klub akan jadi lebih baik.
Pertandingan perdana Grup A Piala Presiden Persib vs Tira Persikabo Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Selama ini kan, sudah lazim kita mendengar gaji ditunggak oleh klub, atau ada klub yang mengalami kerugian serta belum membayar pajak. Dengan memenuhi kriteria dari regulasi lisensi klub AFC ini, klub diharapkan akan lebih profesional dalam mengelola diri, disertai dengan adanya transparansi soal keuangan dan aspek legalitas klub itu sendiri.
Kriteria ini juga membuat klub tidak hanya jadi konsumen dari pemain, tapi juga produsen pemain. Ini karena adanya proses pembinaan pemain muda yang terstruktur, sehingga klub bisa menghasilkan pemain binaan mereka sendiri, yang kelak mungkin bisa mereka gunakan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma itu, ada juga manfaat yang bisa didapat suporter jika klub memenuhi kriteria lisensi klub AFC ini. Pertandingan akan berjalan lebih nyaman, karena aspek keamanan pertandingan serta aspek bangunan stadion yang mesti ramah bagi suporter juga ada di sini.
Apakah Klub-klub Indonesia Bisa Memenuhi Kriteria Ini?
Tenang saja. Sejauh ini ada beberapa klub yang sudah lolos verifikasi AFC. Beberapa di antaranya adalah klub-klub besar, seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, Arema FC, PSM Makassar, Bali United, Persipura Jayapura, Madura United, serta Barito Putera.
Total, per akhir 2018 kemarin, sudah ada 10 klub yang mendapat verifikasi dari AFC. Bagi mereka yang belum terverifikasi, tidak usah khawatir. Karena, setiap musimnya AFC akan melakukan proses ini, terutama menjelang Liga Champions Asia atau AFC Cup dimulai.
ADVERTISEMENT
Para pemain Persija merayakan gol. Foto: Dok. Media Persija