Obituari Cheick Tiote: Yang Terbaik untuk Pria Baik

6 Juni 2017 12:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Tiote kala berseragam Newcastle. (Foto: Lee Smith/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Tiote kala berseragam Newcastle. (Foto: Lee Smith/Reuters)
Wajah pemain-pemain Newcastle United menunjukkan sinyal ketakutan. Joey Barton, si pengambil tendangan bebas, mengangkat kedua tangannya ke pinggang, bak orang terbebani. Kevin Nolan, Nile Ranger, dan Fabricio Coloccini tampak begitu buru-buru mencari ruang kosong di antara pemain-pemain Arsenal yang berada di dalam kotak penalti.
ADVERTISEMENT
Di luar kotak penalti, hal serupa nyaris terjadi. Danny Simpson dan Jonas Gutierrez berulang kali berbicara dengan mimik kecewa. Tak lupa, mereka kerap memutar wajah ke arah Barton yang berada di sisi kanan lapangan.
Barton pun mengarahkan bola ke kerumunan pemain yang berada di dalam kotak penalti. Meski menggunakan kaki terkuatnya —kaki kanan—, sepakan Barton tak bagus-bagus amat. Bola yang diarahkan ke penyundul terbaik justru tak sampai ke tujuan.
Gael Clichy yang berada di barisan terdepan berhasil menjauhkan bola dari gawang Wojciech Szczesny. Namun, tak ada yang tahu, jika apa yang dilakukan oleh Clichy justru jadi bencana bagi Arsenal.
ADVERTISEMENT
Maju dua langkah dari tempat dia berdiri saat tendangan bebas dilakukan oleh Barton, Cheick Tiote melepaskan sebuah tendangan yang begitu kencang. Menggunakan kaki luar, Tiote mengarahkan bola ke sudut gawang. Bola yang disepaknya keras-keras itu tidak mampu dihalau oleh Szczesny. Gol untuk Newcastle.
Arsenal 4, Newcastle United 4. Dan perlu diingat bahwa Arsenal sempat unggul 4-0 lebih dulu.
***
“Tumbuh di di Abidjan, aku harus berusaha keras untuk membuat semua hal yang aku inginkan terjadi. Aku bekerja, bekerja, dan bekerja, karena aku tahu kerja keras akan membuat semuanya berjalan seperti yang kita inginkan.”
Tiote bukan nama yang benar-benar tenar di antara pemain Pantai Gading lainnya. Dia bukan pemain yang benar-benar bersinar seperti halnya Didier Drogba. Dia juga bukan pemain yang pernah menyandang predikat wonderkid seperti Yaya Toure.
ADVERTISEMENT
Lahir di wilayah pinggiran Abidjan bernama Yamoussoukro, Tiote lahir dalam kondisi seperti anak tidak mampu Pantai Gading lainnya: memiliki banyak saudara, bekerja keras demi sesuap nasi setiap harinya, dan mencintai sepak bola.
Memiliki sembilan saudara kandung, Tiote harus merelakan masa kecilnya tak berjalan menyenangkan. Karena orang tuanya tak sanggup membiayai pendidikan semua anaknya, Tiote harus putus sekolah.
Sepak bola pada akhirnya menjadi pilihan Tiote ketimbang menghabiskan mayoritas waktunya di dunia yang tak karuan. Tes pertamanya di sebuah kesebelasan lokal bernama FC Bibo pun berhasil dia lakoni dengan sukses.
Selamat jalan, Tiote. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Selamat jalan, Tiote. (Foto: Reuters)
Dinamika hidup Tiote berjalan seperti yang dia inginkan. Di usia 19 tahun, Tiote dilirik oleh Anderlecht dan ditawari sebuah kontrak jangka panjang. Tanpa berpikir lama-lama, Tiote memutuskan untuk terbang ke Belgia dan melanjutkan hidupnya di sana.
ADVERTISEMENT
Kehidupan Tiote terus menanjak setelah dia diangkut oleh Newcastle, Agustus 2010. Dengan bayaran yang lumayan besar dan kehidupan jetset, Tiote jadi salah satu pria terkaya di kampungnya. Tetapi bukannya melakoni jalan hidup lain, Tiote memilih untuk tetap menginjak tanah.
Dalam sebuah wawancara dengan Chronicle Live, Tiote meminta saudara-saudara mudanya untuk tetap melanjutkan sekolah. Beberapa persen dari gaji bulanannya di Newcastle dikirim ke Abidjan untuk membayar biaya sekolah adik-adiknya.
Kedermawanan Tiote ditunjang dengan ketaatannya kepada Tuhan. Sebagai pria muslim, Tiote dikenal rajin beribadah. Dia juga dikenal sering mengingatkan istri serta anaknya untuk tak melupakan sedekah dan hubungan antar-sesama manusia.
***
Senin (5/6) malam WIB, Tiote meninggal saat sedang melakoni latihan dengan kesebelasannya sekarang, Beijing Enterprises. Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit dekat tempat latihan, Tiote diketahui mengalami gagal jantung. Penyebabnya adalah beban latihan yang terlalu tinggi.
ADVERTISEMENT
Meninggalnya Tiote membuat banyak pelaku sepak bola kaget. Ucapan belasungkawa diberikan oleh pemain-pemain sepak bola dunia setelah Tiote diketahui meninggal, sejam setelah diperiksa di rumah sakit.
“Saya terdiam dan begitu sedih. Cheick Tiote adalah salah satu pemain terbaik dan sosok yang kuat yang pernah bermain bersama saya. Semoga tenang, kawan,” kata mantan rekan Tiote di Anderlecht yang kini menjadi kapten Manchester City, Vincent Kompany.
“Begitu sedih mendengar berita tentang Cheick. Satu dari beberapa pemain terfavorit saya. Doa saya bersama keluarganya,” kata salah satu pemain yang dikenal dekat dengan Tiote, Tim Krul.
Selamat jalan, Tiote. Semoga tenang di surga.