Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
ADVERTISEMENT

"Persib nu aing, Persib nu aing..." kata-kata itu kerap terdengar. Apalagi kalau Persib bermain di Kota Bandung atau dimanapun. Teriakan itu selalu membahana. Tak hanya di stadion, tetapi juga di media sosial bersanding dengan Persib day.
ADVERTISEMENT
Persib nu aing itu bahasa Sunda yang artinya Persib punya gue. Kalimat nu aing ini begitu melekat, demikian juga bagi Prayogo, pria berusia 33 tahun yang lahir di Magelang, Jawa Tengah ini, menganggap Persib adalah segalanya.
Menjadi tanda tanya, Prayogo yang lahir di Magelang tetapi mengidolakan Persib klub sepakbola kebanggaan masyarakat Jawa Barat.

"Itu dimulai tahun 1994, ayah saya ini suka sepakbola, dia mengajak saya nonton Persib di Stadion Siliwangi (markas Persib saat itu di Bandung). Waktu itu lawannya PSMS itu masih piala perserikatan, masih zamannya Robby Darwis," kata Prayogo saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Rabu (5/4).
ADVERTISEMENT
Pertandingan itu membawa Prayogo mencintai Persib. Setiap Persib bermain di Bandung, dia selalu menonton, tentu karena masih kecil ditemani ayahnya.
Hingga pada 2001, dia bergabung dengan Viking, perkumpulan pendukung fanatik Persib. Dari sini, kegilaan Prayogo menonton pertandingan persib semakin menjadi-jadi. Di manapun kapanpun Persib main, dia selalu menonton.

"Di Padang, di Manahan Solo, di Palembang, di mana saja saya nonton," jelas dia.
Dahulu, Prayogo bahkan sampai bolos ngantor. Dia terbang dengan pesawat apabila Persib main ke luar kota. Kecintaannya pada Persib tak tergantikan.
Bahkan saat sudah menikahpun dia tetap pergi mengejar Persib. "Ya kadang istri suka ngambek juga, tapi akhirnya dia ngerti," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Apa yang dialami Prayogo tentang kecintaannya pada klub sepakbola juga dialami jutaan orang lainnya. Rela menempuh perjalanan berkilo-kilometer demi klub kesayangan. Para tifosi, ultras, penggila bola atau apapun namanya punya rasa yang sama saat berbicara tentang klub kesayangan.

"Ada kepuasaan batin kalau menonton Persib langsung di stadion," imbuh dia.
Selama mencintai Persib, ada momen yang tidak bisa dia lupakan. Saat naik bus bersama teman-temannya dari Bandung ke Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta menonton Persib tahun 2015 lalu.
Perjalanan menegangkan karena ada insiden dengan pendukung Persija saat di jalan. Persib dan Persija memang masih ada konflik di antara pendukungnya.
"Dan saat itu Persib juara piala presiden," tuturnya. Persib saat itu mengalahkan Sriwijaya FC.
ADVERTISEMENT
Menutup pembicaraan, kumparan menanyakan perihal suporter Persib dan Persija. Apakah bisa akur?
"Pasti bisa, asal saling menghargai dan respect. Kita hilangkan ego masing-masing," tutup Prayogo yang optimistis dengan skuad baru Persib yang diperkuat Michael Essien dan Carlton Cole.
