Polling kumparan: 58,01% Pembaca Nilai Enggak Perlu Ada Polisi Khusus Olahraga

Ketum PSSI Erick Thohir ditemui wartawan usai laga Timnas U-23 Indonesia vs Taiwan di laga Kualifikasi Piala Asia 2024 di Stadion Manahan Solo, Sabtu (9/9/2023). Foto: kumparan

Sebanyak 58,01 persen pembaca kumparan nilai enggak perlu ada polisi khusus olahraga seperti keinginan PSSI. Pernyataan tersebut diperoleh berdasarkan polling kumparan yang diedarkan pada 17-24 September 2023.

Total ada sebanyak 2.689 responden yang menjawab polling ini. Sebanyak 58,01 persen atau 1.560 orang di antaranya menyatakan enggak perlu ada polisi khusus olahraga seperti keinginan PSSI. Ini berarti, hanya ada 41,99 persen atau 1.129 orang yang menyatakan setuju dengan PSSI yang menginginkan adanya polisi khusus untuk olahraga.

Sebelumnya, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengatakan bahwa dirinya ingin pembentukan polisi khusus untuk olahraga. Wacana ini sudah dibicarakan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Selain bicara dengan Jokowi, Erick juga sudah menyampaikan gagasan tersebut kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Ia menilai bahwa polisi khusus olahraga ini akan menjadi faktor penting dalam kelangsungan pertandingan-pertandingan olahraga.

''Saya sudah bicara dengan Pak Presiden dan Pak Kapolri. Waktu itu, saya bilang kalau ada polisi pariwisata, ya saya rasa polisi olahraga penting juga,'' kata Erick, dikutip dari Antara.

''Saya akan mencoba dorong [wacana ini] terus,'' lanjutnya.

Polisi di pertandingan sepak bola. Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh

Erick Thohir juga menilai ada banyak dampak positif jika dibentuk polisi khusus untuk mengamankan olahraga. Namun, ia tak ingin wacana ini dibuat dengan anggapan bahwa suporter sepak bola kerap rusuh

''Saya mendorong polisi olahraga supaya aparat dekat dengan kita. Kalau polisinya ganti-ganti, dia tidak kenal kita. Tapi, kalau job desk dekat sama kita, artinya ada komunikasi yang lebih baik. Jangan anggap suporter ini mau bikin ribut,'' ujarnya.

''Saya akan mendorong terus, nanti ini ada turunannya bagaimana ada kepercayaan dari pihak aparat dan bisa bersinergi dengan isu-isu lain, misalnya ujaran kebencian di media sosial,'' dirinya menambahkan.