Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Presiden UEFA Ingin Pembatasan Gaji Diterapkan
2 Juli 2017 3:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB

ADVERTISEMENT
Ada kabar baik yang juga bisa berarti kabar buruk, tergantung perspektif Anda, dari presiden Persatuan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA), Aleksander Ceferin. Ini memang baru sebatas opini, tetapi Ceferin telah mengungkapkan sebuah keinginan untuk menerapkan pembatasan gaji (salary cap) di negara-negara anggota UEFA.
ADVERTISEMENT
Kepada majalah Slovenia, Mladina, Ceferin menyebut bahwa jurang antara si kaya dan si miskin di sepak bola semakin lebar saja. Dia mengaku bahwa hal ini membuatnya takut dan pria Slovenia ini berencana untuk membuat perubahan yang bersejarah.
Sebelumnya, seperti dilansir ESPNFC, Ceferin sudah mengatakan bahwa UEFA harus siap untuk mengatasi semakin tidak kompetitifnya persaingan antarklub baik itu di kancah kontinental maupun domestik.
"Di masa depan," kata Ceferin kepada Mladina. "Kami harus benar-benar memikirkan soal pembatasan gaji pemain. Jika berhasil, itu akan menjadi sesuatu yang bersejarah."
Lebih dari itu, dia juga mengkritisi klub-klub besar yang doyan menumpuk pemain hanya karena takut pemain-pemain tersebut pindah ke rivalnya. Pembatasan gaji ini, kata Ceferin, bakal membuat klub-klub tersebut berpikir ulang untuk melakukan hal itu.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Ceferin pun mafhum jika nantinya, UEFA bakal menghadapi tentangan hebat, khususnya dari klub-klub kaya itu tadi. "Mereka yang punya banyak uang adalah mereka yang terkuat dan yang paling punya banyak koneksi di media," katanya.

Apa yang dikatakan Ceferin tersebut memang benar. Kesenjangan sosial antarklub di Eropa memang sudah dalam taraf mengkhawatirkan. Bagi mereka yang setuju dengan Ceferin, usulan itu bakal terdengar sangat merdu.
Namun, pembatasan gaji itu tentunya bakal menyimpan potensi masalah tersendiri, terutama dari segi kualitas sepak bola yang disajikan itu sendiri. Hal ini sebenarnya tak ubahnya matematika sederhana: semakin banyak bintang, semakin tinggi kualitas sebuah pertandingan. Jika hal itu nantinya dihilangkan atau diminimalisasi, bakal ada kerugian finansial yang di kemudian hari tentunya bakal menjadi masalah lagi.
ADVERTISEMENT
Jadi, bagaimana? Apakah Anda setuju jika ada pembatasan gaji di persepakbolaan Eropa?