Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, mengatakan pihaknya patuh pada hukuman yang dijatuhkan FIFA. Menurut Arya, hukuman ini bisa jadi bahan pembelajaran untuk semua.
“Kita patuh saja ya terhadap denda yang diberikan oleh FIFA, apalagi memang kita perlu evaluasi dan perbaiki diri apa yang memang menjadi kesalahan-kesalahan kita seperti yang telat kick off dan sebagainya,” ucap Arya dalam keterangan resminya kepada wartawan.
“Kalau ada ofisial kita seperti pak Sumaardji itu kita terima karena memang kondisi pada saat itu pak Sumardji kan berusaha untuk menjaga supaya jangan sampai pelatih yang terkena hukuman. Gitu makanya kita terima hukuman dari FIFA ini,” tambahnya.
FIFA menjatuhkan sanksi kepada Timnas Indonesia usai melanggar kode etik di dua laga Ronde Ketiga saat bersua Australia dan China. Timnas Indonesia dianggap sengaja mengulur waktu kick off saat menjadi tuan rumah kontra Australia pada laga matchday kedua Ronde Ketiga di GBK, Selasa (10/9) lalu. Indonesia diberi peringatan akibat tindakan tersebut.
Hal serupa kembali terulang saat Timnas Indonesia melawat ke markas China dalam matchday keempat Ronde Ketiga di Qingdao Youth Football Stadium, Selasa (15/10). Kini FIFA jatuhkan hukuman keras berupa sanksi denda sebesar 10.000 Swiss Franc atau sekitar Rp 179 juta.
ADVERTISEMENT
Tak hanya pihak tim, FIFA juga berikan sanksi keras kepada dua staf skuad 'Garuda' ialah, Sumardji (Manajer Timnas Indonesia) dan Kim Jong-jin (asisten pelatih). Keduanya dianggap melakukan indisipliner.
Teruntuk Sumardji, ia dikenakan denda 5.000 Franc Swiss atau sekitar Rp 90 juta, juga larangan berada di bench selama satu pertandingan. Sementara bagi Kim Jong-jin, ia dapat hukuman denda yang sama, juga larangan ikut serta di bench pada 4 pertandingan Timnas Indonesia.