Ranieri Dipecat karena Gagal Selamatkan Fulham dari Zona Degradasi

1 Maret 2019 5:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ciao, Ranieri. Foto: John Sibley/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ciao, Ranieri. Foto: John Sibley/Reuters
ADVERTISEMENT
Wajah-wajah marah penggemar Fulham terlihat jelas di kamera ketika tim kesayangan mereka takluk 0-2 dari Southampton, Kamis (28/2/2019) dini hari WIB. Tak hanya itu, penggemar The Cottagers juga berteriak dengan lantang, “Kamu tak tahu apa yang kamu lakukan,” di Saint Mary’s Stadium.
ADVERTISEMENT
Kemarahan juga bisa dilihat dari spanduk yang dibentangkan mereka. “Bebas risiko? Apa Anda melihat semua ini, Tony Khan?” Well, Tony Khan merupakan Wakil Presiden Fulham, dan dia pernah mengatakan Claudio Ranieri merupakan manajer yang tepat untuk timnya pada November 2018.
Ranieri datang tak lama setelah Slavisa Jokanovic mundur dari jabatannya sebagai manajer. Ketika ditinggalkan Jokanovic, Fulham tengah berjuang lepas dari zona degradasi Premier League.
Karena sempat mengejutkan publik sepak bola dengan mengantarkan Leicester City menjuarai Premier League 2015/15, Ranieri dipandang cocok untuk Fulham. Sayangnya, ekspektasi itu tak pernah menjadi kenyataan.
Setelah 16 pertandingan Premier League dilakoni Fulham di era Ranieri, mereka hanya memetik tiga kemenangan dan tiga hasil imbang. Kondisi ini membuat Fulham berada di posisi ke-19 klasemen sementara liga, dengan ketertinggalan 8 poin dari Cardiff City yang berada di posisi ke-18.
ADVERTISEMENT
Mitrovic dan Kamara berebut penalti. Foto: Reuters/Matthew Childs
Jelas, ancaman tim asal London itu untuk degradasi di musim pertamanya di Premier League sejak 2013/14 terbuka lebar. Maka, manajemen Fulham bertindak. Melalui media resmi klub pada Jumat (1/3/2019) dini hari WIB, pihak tim yang bermarkas di Craven Cottage itu umumkan telah memecat Ranieri.
Menurut penuturan Khan, keputusan ini disikapi Ranieri dengan istimewa.
“Tidak ada kejutan untuk saya, seperti biasa Claudio (Ranieri) menunjukkan bahwa dia merupakan pria yang sempurna. Kisah Ranieri di Fulham tak seindah harapan kami ketika menunjuknya sebagai manajer pada November lalu, tapi semua ini bukan kesalahannya,” kata Khan.
Sementara, Ranieri merasakan kecewa karena tak bisa berbuat banyak untuk Fulham. Padahal, Fulham berhasil meraup 9 poin dalam 8 laga awalnya di bawah binaan Ranieri. Sebagai gambaran, sebelum Ranieri datang, Fulham hanya mendapatkan satu poin.
ADVERTISEMENT
“Saya kecewa, karena hasil ini menandakan bahwa kami tak bisa melanjutkan awal baik yang telah tercipta. Tapi, ya, sudahlah. Pada akhirnya, saya ingin berterima kasih kepada klub, para pemain, dan fans atas dukungan yang telah mereka berikan kepada saya,” kata sosok yang dijuluki The Tinkerman itu.