Rodri ke Man City, Llorente ke Atletico: Sudah Tepatkah Transfer Ini?

21 Juni 2019 16:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rodri & Marcos Llorente Foto: AFP/Composite/Gabriel Bouys
zoom-in-whitePerbesar
Rodri & Marcos Llorente Foto: AFP/Composite/Gabriel Bouys
ADVERTISEMENT
Ada Manchester United, ada pula Atletico Madrid. Kedua klub itu tentunya memiliki banyak sekali perbedaan, mulai dari di mana mereka bermain sampai berapa duit yang mereka miliki. Akan tetapi, dalam bursa transfer musim panas 2019 kali ini, ada perbedaan mencolok lain yang mencuat di antara mereka. Yakni, soal kemampuan dalam merekrut pemain.
ADVERTISEMENT
Bahwa Manchester United telah merekrut Daniel James dari Swansea City, itu memang benar. Transfer itu, awalnya, menunjukkan bahwa United memang serius berburu pemain secepat mungkin supaya aktivitas transfer bisa rampung sebelum pramusim digelar.
Akan tetapi, setelah pembelian James itu, belum ada lagi aktivitas yang dilakukan oleh Manchester United. Mereka dikabarkan tertarik pada Aaron Wan-Bissaka tetapi sampai saat ini 'Iblis Merah' belum juga mampu merampungkan transfer tersebut karena enggan memenuhi permintaan Crystal Palace.
Bagi United, uang 65 juta poundsterling untuk mendapatkan salah satu bek paling berbakat di Inggris semestinya bukan hal sulit. Namun, ya, begitulah faktanya. Nasib Wan-Bissaka pun sampai sekarang masih menggantung sampai-sampai dia membuat blunder di ajang Piala Eropa U-21.
ADVERTISEMENT
Lain Manchester United, lain pula Atletico Madrid. Di saat United kesulitan mendapatkan pemain yang semestinya bisa dapatkan dengan mudah, Atletico menunjukkan kebolehan mereka bermanuver di bursa transfer dengan merekrut Marcos Llorente dari Real Madrid.
Rodri merayakan gol ke gawang Levante. Foto: AFP/Jose Jordan
Transfer Llorente ini menarik. Pasalnya, pemain 24 tahun tersebut diproyeksikan untuk menjadi pengganti Rodri. Padahal, Rodri sendiri belum benar-benar resmi pindah ke Manchester City. The Citizens dikabarkan telah setuju membayar klausul rilis Rodri senilai 70 juta euro, tetapi transfer ini belum resmi terjadi.
Llorente sudah sah jadi pemain Atletico di saat pendahulunya belum benar-benar pindah. Ini artinya, Los Colchoneros punya kemampuan antisipasi yang baik dalam menjaga kekuatan skuatnya. Rodri memang sudah dikabarkan bakal hengkang sejak akhir musim 2018/19 dan cepatnya proses transfer Llorente menunjukkan bahwa sejak itu pun pihak Atletico sudah bersiap-siap.
ADVERTISEMENT
Dalam tulisan ini, kumparanBOLA sebenarnya tidak berniat untuk membahas keburukan Manchester United. Niat awal kami adalah membahas transfer Rodri dan Llorente itu. Namun, kami tidak tahan untuk tidak mengkritik inkompetensi orang-orang yang bekerja di 'Iblis Merah'. Nah, karena sindiran itu sudah tersampaikan, mari kita bicara soal Rodri dan Llorente.
Tepatkah Memilih Llorente sebagai Suksesor Rodri?
Llorente adalah pemain berkualitas dan hal itu sudah dia tunjukkan ketika dipinjamkan Real Madrid ke Deportivo Alaves pada musim 2016/17. Ketika itu Llorente baru saja lulus dari Real Madrid Castilla dan disekolahkan ke klub lain untuk menimba pengalaman.
Semusim di Alaves, Llorente bermain dalam 32 pertandingan La Liga dengan catatan 3,8 tekel, 2,7 intersep, 1,6 sapuan, serta 54,7 umpan dengan akurasi 87% per pertandingan. Ketangguhan Llorente di tengah itu membantu Alaves, yang kala itu berstatus sebagai tim promosi, finis di posisi sembilan. Selain itu, satu tempat di final Copa del Rey juga berhasil diraih.
ADVERTISEMENT
Penampilan cemerlang itu membawa Llorente kembali ke Real Madrid. Sayangnya, selama dua musim, pemain 24 tahun itu cuma mendapat 23 kesempatan bermain di La Liga dan Liga Champions. Llorente kalah bersaing dengan Casemiro yang memang sulit digantikan.
Walau demikian, Llorente tetap mampu menampilkan permainan terbaiknya kala dipercaya turun. Bahkan, dia sempat menjadi pemain penting saat Real Madrid ditangani Santiago Solari. Dalam dua pertandingan, melawan Roma di Liga Champions dan Valencia di La Liga, Llorente menjelma jadi sosok dominan di lapangan tengah.
Sayangnya, kesempatan Llorente memang tak banyak di Real Madrid. Maka, ketika ada tawaran untuk mendapat menit bermain lebih banyak di Atletico, Llorente tak berpikir dua kali. Malah, pemain satu ini menolak keinginan Real menyertakan klausul pembelian kembali dalam kontrak penjualannya sebagai wujud respek pada Atletico.
ADVERTISEMENT
Dari situ saja sudah bisa dilihat bahwa Llorente memang memiliki tekad untuk memberi yang terbaik bagi tim barunya. Namun, tekad saja tentu tidak cukup. Selain tekad, Llorente juga memiliki atribut yang sesuai dengan kebutuhan Los Rojiblancos. Gaya bermainnya sama persis dengan Rodri dan ini bisa terlihat dari miripnya catatan statistik kedua pemain.
Selama musim 2018/19, Rodri mampu menorehkan rata-rata 2,6 tekel, 1,2 intersep, dan 1,8 sapuan di setiap laganya. Selain itu, ada 3 gol dan 1 assist yang turut lahir darinya. Dari situ sepintas terlihat bahwa daya kreasi Rodri lebih hebat ketimbang Llorente, tetapi anggapan itu bisa ditepis dengan menyertakan jumlah penampilan Rodri.
Total, Rodri bermain sebanyak 45 kali musim lalu untuk Atletico, sementara Llorente cuma turun gelanggang 12 kali. Dengan jumlah penampilan yang nyaris empat kali lebih banyak, Rodri punya kesempatan lebih besar untuk menorehkan nama di daftar pencetak gol dan assist. Llorente pun tak perlu berkecil hati karena di Copa del Rey musim lalu dia mampu menyumbangkan 1 gol.
ADVERTISEMENT
Kala Marcos Llorente (kiri) berebut bola dengan Alessandro Florenzi. Foto: REUTERS/Alessandro Bianchi
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa Llorente adalah pengganti yang pas untuk Rodri. Kendati begitu, kelebihan utama Rodri sebenarnya ada pada kecerdasan bermain yang dia miliki. Llorente, tentunya, masih butuh waktu untuk membuktikan bahwa dia pun memiliki kelebihan serupa.
Lalu, Bagaimana dengan Rodri di Manchester City?
Rodri didatangkan oleh City dengan tugas menjadi suksesor Fernandinho. Itu sudah jelas. Fernandinho sudah semakin tua dan kian rentan terkena cedera. Sudah waktunya Pep Guardiola mencari pengganti dan pilihannya jatuh pada Rodri.
Sebenarnya, menyebut Rodri sebagai pengganti Fernandinho tidaklah terlalu tepat. Memang benar bahwa nantinya, ketika Fernandinho pensiun atau pergi dari City, Rodri-lah yang akan mengisi posisinya. Namun, Rodri sendiri bukan pemain yang benar-benar setipe dengan Fernandinho. Rodri lebih pas disebut sebagai Sergio Busquets baru.
ADVERTISEMENT
Fernandinho, sebelum City dilatih oleh Guardiola, adalah 'gelandang bertahan biasa'. Dia lebih banyak menggunakan fisik dan determinasi untuk menghentikan serangan lawan. Pada 2015/16, misalnya, Fernandinho menorehkan 2,9 tekel dan 1,8 intersep per laga Premier League untuk City.
Catatan itu berubah semenjak dia ditangani oleh Guardiola. Aksi defensif Fernandinho semakin ke sini semakin berkurang karena kini dia lebih menggunakan kecerdasan dalam menunaikan tugas. Pada musim 2018/19, Fernandinho 'hanya' mencatatkan 2 tekel dan 1,4 intersep per laga di Premier League.
Kemampuan Fernandinho dalam membaca permainan meningkat dengan melejitnya jumlah sapuan yang dia bukukan. Jika di musim 2015/16 dia rata-rata hanya membukukan 1,3 sapuan per laga, musim lalu dia punya catatan 2,4 sapuan di setiap pertandingan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jumlah rata-rata umpannya pun meningkat drastis. Sebelum dilatih Guardiola, Fernandinho cuma melepas 56,7 umpan per laga. Musim lalu, dalam satu laga, pemain 34 tahun itu bisa mengirim sampai 87,5 umpan. Dari sini terlihat bahwa Fernandinho adalah pemain yang sesuai dengan skema Guardiola, tetapi memang usianya sudah tidak muda lagi.
Maka dari itu, masuklah Rodri. Sisi positif dari pembelian Rodri ini adalah bahwa Guardiola tidak perlu sulit-sulit mendidiknya untuk jadi pemain yang sesuai dengan skema permainan. Rodri adalah pemain yang sudah jadi dan kebetulan gaya bermainnya cocok dengan filosofi Guardiola. Itulah mengapa City tak keberatan menggelontorkan uang 70 juta euro.
Kesimpulan
Dengan demikian, transfer Rodri dan Llorente pada dasarnya adalah win-win solution bagi semua pihak yang terlibat. Well, kecuali Real Madrid yang tidak bisa memasukkan klausul pembelian kembali dalam transfer Llorente.
ADVERTISEMENT
Rodri punya kemampuan yang pas dengan keinginan Guardiola dan dia datang di saat yang tepat ke Manchester City. Sementara, Llorente butuh menit bermain dan dia pun memiliki kemampuan serupa dengan Rodri sehingga bakal memberi keuntungan bagi Atletico Madrid.