Rusia Bisa ke Zona Asia Tanpa Izin FIFA, Potensi Saingan Timnas Indonesia

30 Maret 2022 13:54 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain Timnas Rusia Aleksei Miranchuk usai mencetak gol ke gawang Timnas Finlandia pada pertandingan grup B Euro 2020 di Saint Petersburg Arena, Saint Petersburg, Rusia. Foto: Kirill Kudryavtsev/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain Timnas Rusia Aleksei Miranchuk usai mencetak gol ke gawang Timnas Finlandia pada pertandingan grup B Euro 2020 di Saint Petersburg Arena, Saint Petersburg, Rusia. Foto: Kirill Kudryavtsev/REUTERS
ADVERTISEMENT
Timnas Rusia kini sedang 'dimusuhi' FIFA dan UEFA sebagai imbas konflik politik negaranya dengan Ukraina. Situasi ini memunculkan wacana sepak bola Rusia pindah ke zona Asia, yang berarti bisa berpotensi jadi saingan Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Menyusul keputusan awal yang diadopsi Dewan FIFA dan Komite Eksekutif UEFA, yang mempertimbangkan penerapan tindakan tambahan, FIFA dan UEFA hari ini memutuskan bersama bahwa semua tim Rusia, baik timnas atau klub, akan ditangguhkan dari partisipasi kompetisi FIFA dan UEFA hingga pemberitahuan lebih lanjut," tulis UEFA pada 28 Februari 2022.
Media Rusia, Gol.Ru, menyebut bahwa pemboikotan ini bisa saja akan berlarut-larut selama bertahun-tahun. Bahkan, Rusia mungkin tidak akan kembali ke sepak bola Eropa. Jadi, solusi yang bisa dipakai adalah main di zona konfederasi lain.
Masalahnya, harus ada izin FIFA Executive Committee untuk sebuah timnas pindah konfederasi. Namun, kini tampak ada harapan bagi Timnas Rusia pindah ke zona Asia tanpa perlu restu FIFA.
Para pemain Rusia merayakan kelolosan mereka ke Piala Eropa 2020. Foto: REUTERS/Yiannis Kourtoglou
Hal ini diungkapkan pengacara olahraga bernama Anna Antseliovich. Menurutnya, Rusia tidak memerlukan izin FIFA untuk meninggalkan UEFA dan bergabung dengan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) karena sebagian wilayahnya berada di Asia.
ADVERTISEMENT
"Jika kami tidak berada di Asia, kami memerlukan persetujuan FIFA untuk bergabung dengan asosiasi regional di wilayah benua di mana federasi itu tidak berada," kata Anceliovich kepada Tass, seraya menambahkan bahwa FIFA dan federasi regional tidak akan mengizinkan sebuah transisi.
"Jadi karena Rusia ada di Asia, kami tidak memerlukan persetujuan FIFA untuk bergabung dengan Konfederasi Sepak Bola Asia," lanjutnya.
Rusia adalah negara luas yang berbatasan langsung dengan beberapa negara Asia, seperti Mongolia dan Korea Utara. Jadi, secara geografis, Rusia bisa saja dianggap memungkinkan masuk ke sepak bola Asia, meski pastinya akan banyak perdebatan.
Para pemain Rusia berlatih di St. Petersburg. Foto: Reuters/Carl Recine
Antseliovich mencontohkan Asosiasi Sepak Bola Israel, yang merupakan anggota AFC dari tahun 1954 hingga dikeluarkan 20 tahun kemudian karena penolakan anggota konfederasi negara Arab dan muslim untuk bermain melawan Israel. Akhirnya, mereka pindah konfederasi.
ADVERTISEMENT
Israel diterima di FIFA pada tahun 1992 dan menjadi anggota penuh pada tahun 1994. Timnas dan klub Israel lalu bermain di kompetisi klub UEFA dan turnamen-turnamen Eropa sejak saat itu.
Timnas sepak bola Israel. Foto: Getty Images
Namun, andaikan jadi pindah ke Asia, ini bisa menjadi sinyal buruk buat Timnas Indonesia. Sebab, bertambah lagi saingan baru kuat di ranah laga internasional dan klub. Ini bisa membuat 'Garuda' dan klub-klub Liga 1 kesulitan di kompetisi Asia.
Sebab, selama ini, Rusia sudah bisa menandingi timnas dan tim-tim dari negara Eropa. Perbedaan kualitas ini dapat membuat Rusia begitu dominan di Asia.
Sebagai pembanding, untuk ranking FIFA, Rusia sekarang ada di peringkat 35. Di sisi lain, Indonesia ada di urutan 160.
ADVERTISEMENT