Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Salah yang Tak Bisa Dihentikan secara Sederhana
2 Mei 2018 15:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
"Kami tidak akan mengubah permainan tim hanya demi menjaga seorang pemain. Saya mendengar pendapat dari orang-orang, seperti memainkan lima pemain di belakang ketika bertahan dan tiga ketika menyerang, tapi intinya bukan seperti itu."
ADVERTISEMENT
Kutipan di atas adalah ucapan dari Eusebio Di Francesco, pelatih AS Roma, menyoal apakah Roma akan menerapkan strategi tertentu untuk menghentikan Mohamed Salah . Jawaban dari Di Francesco mencerminkan bahwa Roma tidak akan terlalu fokus kepada sosok Salah semata, dan akan berfokus pada hal-hal lain juga terkait pertandingan tersebut.
Tentang Mohamed Salah , pemain yang satu ini memang menjadi buah bibir pada musim 2017/2018 ini. Tidak hanya di ajang Premier League, Salah juga tampil luar biasa di ajang Liga Champions. Pemain asal Mesir ini sudah mencatatkan 43 gol dari 48 laga yang sudah dia jalani bersama Liverpool di semua kompetisi. Beberapa gelar individu juga sudah dia raih di musim ini.
Ciamiknya permainan Salah ini tidak lepas dari sistem permainan yang diterapkan Liverpool musim ini. Ditopang oleh Roberto Firmino dan Sadio Mane di lini serang, serta para pengumpan apik di lini tengah macam Jordan Henderson maupun James Milner, permainan Salah yang sebenarnya terbilang sederhana menjadi tampak memukau. Selalu ada ruang berkreasi untuk Salah di lini depan.
ADVERTISEMENT
Namun, meski permainan Salah tampak sederhana, tercermin dari gol-gol yang sejauh sudah dia cetak, menghentikan Salah tidak boleh dengan cara yang sederhana. Menghentikan pemain asal Mesir itu, sesuai dengan kata Di Francesco, tidak cukup hanya dengan menempelnya dengan tiga orang pemain atau lebih.
Karena, pada dasarnya, permainan Salah ini sudah terintegrasi dengan permainan Liverpool itu sendiri. Kedatangannya, yang pada awalnya sempat diragukan karena rekor buruknya di Inggris, menjadi berkah bagi Liverpool, sampai saat ini.
***
Sudah banyak tim yang mencoba menghentikan Salah, tapi tak semuanya berhasil. Selalu ada cara bagi Salah untuk menemukan ruang, mencetak gol, dan pada akhirnya membawa kemenangan bagi Liverpool. Namun, ada satu model menghentikan Salah yang bisa ditiru oleh tim lain: model yang diterapkan Manchester United .
ADVERTISEMENT
Pada pekan ke-30 Premier League musim 2017/2018, 10 Maret 2018, Liverpool bertandang ke Stadion Old Trafford untuk bersua Manchester United. Liverpool diprediksi akan meraih kemenangan dengan mudah, apalagi jika melihat tren dari trio lini serang Liverpool yang kala itu sedang menanjak.
Pertandingan dimulai. Pada awalnya, agresivitas Liverpool begitu terlihat. Tekanan demi tekanan mereka lepaskan ke lini pertahanan United. Tapi seiring jalannya pertandingan, serangan-serangan Liverpool justru dengan mudah dihentikan oleh para pemain United. Hebatnya lagi, United mampu mencetak dua gol sehingga di akhir laga, mereka keluar sebagai pemenang.
Lalu, apa yang membuat serangan Liverpool menjadi buntu dalam laga tersebut? Mohamed Salah sukses dimatikan United.
Pergerakan Salah benar-benar dikunci oleh para pemain United. Sepanjang laga, Salah sama sekali tidak diberikan ruang untuk berkreasi bebas. Memang Mou memasang tiga pemain untuk menjaga Salah dalam laga ini, yaitu Ashley Young, Nemanja Matic, dan Marcus Rashford. Tapi, sesuai dengan yang diujarkan Di Francesco, intinya bukan di situ. Ada cara lain yang juga diterapkan United untuk menghentikan Salah.
ADVERTISEMENT
Pada pertandingan tersebut, United sukses mengacaukan sistem permainan Liverpool. Untuk menghentikan Salah, sekaligus menghentikan lini serang Liverpool, United memotong aliran bola ke lini depan dan tidak membiarkan dua bek sayap, terutama bek sayap yang sejajar dengan Salah, maju membantu serangan. Hasilnya, ruang gerak makin sempit dan aliran bola menjadi kacau.
Dengan ruang yang dipersempit dan distribusi bola yang dikacaukan, hal ini berbuntut kepada sistem permainan Liverpool yang menjadi kacau. Sistem permainan yang kacau berbuah kesulitan mencetak gol bagi Liverpool (pada laga itu, gol bagi Liverpool tercipta lewat skema bunuh diri).
Jadi, menghentikan lini serang Liverpool bukan hanya menghentikan Salah saja. Ada sebuah sistem yang harus dihentikan, sehingga pada akhirnya malah membuat Salah juga menjadi tidak efektif. Ada integrasi permainan yang harus dikacaukan oleh Roma.
ADVERTISEMENT
***
Selain United, ada beberapa tim yang juga berhasil membuat Liverpool tak berkutik dalam sebuah pertandingan. Everton, Stoke City, bahkan West Bromwich Albion sukses menyulitkan Liverpool. Terkhusus Everton dan Stoke, mereka bahkan membuat Liverpool gagal mencetak gol, meski di dua laga tersebut, Liverpool tidak menurunkan pemain terbaiknya.
Namun terlepas dari itu, tampak fakta bahwa Liverpool bukanlah tim yang semenyeramkan itu. Mereka masih bisa dihentikan, asal tim yang melawan Liverpool mau menempuh cara tidak sederhana, seperti mengacaukan sistem permainan Liverpool.
Sebab, menghentikan Mohamed Salah saja tidaklah cukup.