Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada final Liga Champions itu, 1 Juni waktu setempat, Liverpool ingin menebus kegagalan pada final Liga Champions tahun sebelumnya, yang berakhir kekalahan 1-3 dari Real Madrid di Kiev.
Sementara, Spurs tampil dengan keinginan untuk menyudahi dahaga juara sejak 2008, sekaligus merasakan gelar pertama mereka bersama sang juru taktik, Mauricio Pochettino.
Meski beda misi, ada sejumlah kesamaan antara Liverpool dan Spurs kala itu. Jika Spurs punya Pochettino, ada Juergen Klopp sebagai pelatih Liverpool. Klopp dan Pochettino adalah pelatih muda, dan memiliki pengetahuan yang sangat baik soal taktik.
Selain itu, skuat Liverpool dan Spurs sama-sama kaya dengan para pemain muda yang menjanjikan. Di kubu Liverpool ada Mohamed Salah, sementara Spurs punya Harry Kane. Liverpool punya Virgil van Dijk, dan Spurs miliki Jan Vertonghen.
ADVERTISEMENT
Karena situasi ini, laga final Liga Champions 2019 itu diprediksi bakal seru. Namun, skenario ini tidak terjadi. Liverpool terlihat lebih siap, sementara Spurs lebih sering kehilangan akal dalam pertandingan tersebut. Semua jadi mudah terprediksi.
Laga belum berjalan 2 menit, Liverpool sudah unggul 1-0 berkat eksekusi penalti Mohamed Salah yang berhasil menjadi gol. Pada menit ke-87, Divock Origi menambah keunggulan Liverpool usai memanfaatkan kemelut di kotak penalti Spurs.
Pertandingan ini usai dengan skor 2-0 bagi Liverpool. Liverpool pun akhirnya merasakan titel Liga Champions keenam mereka. Sementara, Pochettino mulanya tak begitu kecewa dengan hasil akhir ini. Pikirnya, ini bisa menjadi awalan yang baru.
Tapi, tidak.
Tottenham Hotspur yang Karam
Pochettino menuntut manajemen Spurs melakukan yang dilakukan Liverpool usai gagal di final Liga Champions 2018, yakni lebih aktif di bursa transfer.
ADVERTISEMENT
Nah, pada musim panas 2018 itu, Liverpool memang sangat aktif di bursa transfer. Alisson Becker, sang Lionel Messi versi kiper datang dari AS Roma dengan nilai transfer 72,5 juta euro. Dia melengkapi Virgil van Dijk, dan membuat pertahanan Liverpool tangguh.
Kemudian Fabinho Tavares direkrut demi membuat lini tengah Liverpool solid, baik saat menyerang maupun diserang. Terakhir, Xherdan Shaqiri yang membuat Klopp tak begitu pening lagi kala harus melakukan rotasi di lini serang.
Transfer-transfer inilah yang membuat Liverpool menjadi tim yang digdaya selama 2018/19. Selain di Liga Champions, The Reds juga terlihat mengerikan di Premier League. Meski, yah... pada akhirnya mereka gagal juara karena tertinggal 1 poin dari Manchester City.
ADVERTISEMENT
Pochettino mendambakan perubahan macam ini. Sayangnya, itu tak terjadi. Spurs memang mendatangkan Tanguy Ndombele dan Giovani Lo Celso pada bursa transfer musim panas 2019. Namun, itu hanya untuk menyelesaikan masalah di lini tengah saja.
Padahal, masalah tim berjuluk The Lilywhites itu ada pula di lini belakang. Pada musim panas 2019, Kontrak Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen hanya tersisa satu musim. Kalau keduanya pindah, berarti hanya Davinson Sanchez saja bek tengah andalan Spurs .
Masalah lainnya, jumlah penyerang Spurs yang bisa diandalkan sungguh sedikit. Hanya Harry Kane, Son Heung-min, dan Lucas Moura yang boleh dikatakan masuk dalam kategori ini.
Ini tentu belum mengikutsertakan pemain-pemain yang sudah jelas ingin pindah macam Christian Eriksen. Eriksen ialah gelandang playmaker andalan Spurs, dan masalah ini tentu berdampak terhadap daya serangan Spurs.
ADVERTISEMENT
Spurs pun terombang-ambing pada musim 2019/20. Sejumlah pilar melempem, hasil-hasil negatif terus menghantam, terparah ialah skor 2-7 dari Bayern Muenchen pada Oktober 2019.
Pada akhirnya, Spurs memecat Pochettino di akhir November 2019. Jose Mourinho ditunjuk sebagai sang pengganti, dan hingga kini Spurs belum keluar dari krisis.
Mereka masih jauh dari zona empat besar Premier League. Spurs juga telah digulung RB Leipzig dengan agregat skor 0-4 dalam dua leg babak 16 Liga Champions.
Meski begitu, mereka masih bisa menjuarai Piala FA musim ini. Berita baiknya, kini seluruh pemain Spurs telah sembuh dari cedera. Ini termasuk Harry Kane dan Son Heung-min, yang sebelumnya sempat menepi cukup lama.
Liverpool? Tetap Digdaya Meski Tanpa Belanja
Keputusan Liverpool tak membeli satu pemain pun dalam bursa transfer musim panas 2019 sempat menimbulkan tanda tanya. Namun, keraguan ini memudar seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
Mentalitas skuat Liverpool kian kokoh, sehingga mereka pun bisa menang sekalipun tak dalam kondisi terbaik. Menariknya, sudah ada 16 pemain berbeda dari skuat Liverpool yang berhasil mencetak gol sejauh musim ini bergulir.
Yah, mereka gagal di Liga Champions, Piala FA, dan Piala Liga, sih. Tapi, Liverpool juga telah sukses menjuarai Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub. Target berikutnya buat tim asal Merseyside itu ialah Premier League.
Musim ini, Liverpool berjaya dengan koleksi 82 poin. Sehingga, mereka pun berada di puncak klasemen dan unggul 25 poin atas Manchester City. Mereka hanya perlu dua kemenangan lagi buat menyabet titel Liga Inggris perdana mereka dalam 30 tahun.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!
ADVERTISEMENT
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .