Soal Hoki Filippo Inzaghi sebagai Juru Latih

10 Desember 2018 19:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Inzaghi saat masih membesut Milan. (Foto: AFP/Marcello Paternostro)
zoom-in-whitePerbesar
Inzaghi saat masih membesut Milan. (Foto: AFP/Marcello Paternostro)
ADVERTISEMENT
Ada suatu masa ketika Milan betul-betul berada di titik nadir. Musim 2013/14, seiring dengan dipecatnya Massimiliano Allegri, Milan kemudian kesulitan mencari pengganti.
ADVERTISEMENT
Allegri pada musim itu hanya bertahan sampai 13 Januari 2014. Setelah pada musim 2012/13 berhasil membawa Milan finis urutan ketiga, di musim 2013/14 Allegri cuma bisa mempersembahkan empat kemenangan dari 19 pertandingan Serie A. Kekalahan 3-4 dari Sassuolo menjadi paku terakhir di peti mati era kepelatihan Allegri.
Allegri dipecat, Clarence Seedorf ditunjuk. Kala itu, Seedorf baru saja mengakhiri karier profesional sebagai pemain bersama klub Brasil, Botafogo. Seedorf pun langsung sukses mempersembahkan kemenangana pada laga perdananya menghadapi Hellas Verona. Gol penalti Mario Balotelli jadi penentu kemenangan Rossoneri di pertandingan tersebut.
Pada akhirnya, Seedorf sukses mengangkat prestasi Milan. Dari yang tadinya ada di peringkat 11, Milan berhasil finis di peringkat 8 klasemen. Sebelas kemenangan dari 18 pertandingan jadi catatan apik Seedorf meski pada Maret 2014 Milan pernah kalah tiga kali beruntun menghadapi Juventus, Udinese, dan Parma.
ADVERTISEMENT
Seedorf merayakan gol bersama Nigel de Jong dan Philippe Mexes. (Foto: AFP/Giuseppe Cacace)
zoom-in-whitePerbesar
Seedorf merayakan gol bersama Nigel de Jong dan Philippe Mexes. (Foto: AFP/Giuseppe Cacace)
Nyatanya, prestasi lumayan itu tak membuat Silvio dan Barbara Berlusconi serta Adriano Galliani terkesan. Pada akhir musim 2013/14 Seedorf diberhentikan dan Milan menunjuk pelatih anyar dalam diri Filippo Inzaghi. Saat itu Inzaghi dipromosikan dari tim junior untuk menangani tim senior.
Di sinilah masalahnya. Di bawah kepemimpinan Inzaghi, prestasi Milan justru lebih buruk. Menurut data dari Transfermarkt, Seedorf mampu mengumpulkan 1,59 poin per pertandingannya, sementara Inzaghi cuma 1,33.
Milan yang mengoleksi 13 kemenangan, 13 hasil imbang, dan 12 kekalahan akhirnya cuma bisa finis di peringkat sepuluh. Namun, Inzaghi saat itu betul-betul diberi kepercayaan sampai musim berakhir.
Seedorf tidak terima. Dalam sebuah wawancara dengan Mediaset, sosok yang sekarang melatih Timnas Kamerun itu berkata bahwa dia sebetulnya ingin bertahan untuk menjalani musim 2014/15. "Namun, klub membuat keputusan lain," tutur Seedorf. "Aku juga pengin punya 'keberuntungan' Inzaghi yang kalah terus tapi tetap dipertahankan."
ADVERTISEMENT
Clarence Seedorf saat melatih Deportivo La Coruna. (Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Clarence Seedorf saat melatih Deportivo La Coruna. (Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP)
Anyway, Inzaghi pada akhirnya tetap dipecat untuk digantikan oleh Sinisa Mihajlovic. Seedorf sendiri kemudian menjajal peruntungan di Liga China dan La Liga --bersama Deportivo La Coruna-- sebelum menerima pinangan Kamerun.
Sejauh ini, catatan Seedorf sama sekali tak mengesankan. Selama menangani Shenzhen FC, Deportivo, dan Kamerun, Seedorf lebih kerap merasakan kekalahan. Total, dari 34 pertandingan tim-tim asuhan Seedorf kalah 16 kali dan cuma menang 6 kali. Per laganya, Seedorf cuma mampu meraup 0,92 poin.
Seedorf punya rekor buruk, Inzaghi pun rupanya setali tiga uang. Oke, pria berjuluk Super Pippo itu memang bisa mengantarkan Venezia menjadi penantang serius di Serie B. Namun, setelah kembali ke Serie A bersama Bologna, rekor kakak Simone Inzaghi ini kembali memburuk. Dari 17 laga, Bologna sudah kalah 8 kali dan cuma menang 4 kali.
ADVERTISEMENT
Teranyar, Bologna kudu menelan kekalahan dari klub promosi Empoli dengan skor 1-2 pada Minggu (9/12/2018). Setelah kekalahan itu, sempat muncul kabar bahwa Inzaghi bakal segera dipecat. Di Serie A sendiri, pemecatan pelatih sama sekali bukan hal langka. Genoa, misalnya, sudah dua kali mengganti pelatih pada musim ini.
Dengan kekalahan tadi Bologna kini berada di zona degradasi dengan koleksi 11 poin saja. Namun, dari kabar yang dilansir Sky Italia, para pejabat teras klub memutuskan untuk tidak memecat Inzaghi. Penyebabnya, kata mereka, adalah karena para pemain Bologna mampu menunjukkan semangat juang tinggi terutama di babak kedua.
Saat ini Inzaghi punya catatan 1 poin per pertandingan bersama Bologna. Pria 45 tahun tersebut sadar bahwa itu adalah catatan buruk. Maka, dirinya pun siap jika disuruh mundur.
ADVERTISEMENT
"Aku belum bicara dengan para direktur. Besok (hari ini, red) aku akan melakukannya tetapi merekalah yang bakal mengambil keputusan. Jika mereka tidak merasa puas, aku siap mengambil langkah mundur. Ini adalah situasi sulit karena apa yang kami lakukan sejauh ini tidaklah cukup," tutur Inzaghi kepada Sky Italia.
Well, sampai saat ini keputusan belum dibuat manajemen Bologna. Namun, jika Inzaghi nanti sampai dipertahankan Rossoblu, artinya 'keberuntungan' yang disebut Seedorf tadi memang benar-benar berpihak kepada Inzaghi.