Tentang Debut Pahit Ventura Bersama Chievo Verona

22 Oktober 2018 10:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ventura pada laga melawan Swedia. (Foto: Jonathan Nackstrand/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ventura pada laga melawan Swedia. (Foto: Jonathan Nackstrand/AFP)
ADVERTISEMENT
Setelah hampir satu tahun menganggur, Gian Piero Ventura akhirnya kembali ke dunia kepelatihan. Sialnya, pada pertandingan debut bersama Chievo Verona, Ventura harus melihat anak-anak asuhnya dihajar dengan skor 1-5. Menurut Ventura, kekalahan ini disebabkan oleh buruknya mental bertanding para pemain.
ADVERTISEMENT
Terakhir kali Ventura terlihat di tepi lapangan sebagai pelatih adalah kala mendampingi Timnas Italia di play-off Piala Dunia 2018, November tahun lalu. Dari dua laga play-off itu, Italia kalah sekali dan dipaksa bermain imbang sekali tanpa bisa mencetak satu gol pun. Hasilnya, Gli Azzurri gagal lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1958.
Sejak itulah Ventura menganggur. Akan tetapi, walaupun sempat tidak punya pekerjaan dalam jangka waktu sebelas bulan, bukan berarti sosok 70 tahun ini kekurangan peminat. Per 10 Oktober 2018 lalu, Ventura resmi ditunjuk menggantikan Lorenzo D'Anna sebagai allenatore Chievo.
Di Chievo, Ventura menghadapi tugas berat. Dari delapan pertandingan bersama D'Anna, Mussi Volanti sama sekali tidak pernah meraih kemenangan. Hasil terbaik yang didapat Emanuele Giaccherini dkk. adalah kala menahan imbang Empoli dan Roma di giornata tiga dan empat. Selebihnya, mereka selalu kalah.
ADVERTISEMENT
Dua hasil imbang itu tidak mampu mengangkat Chievo dari dasar klasemen Serie A. Apalagi, pada awal musim rival sekota Hellas Verona ini mendapat pengurangan tiga poin karena dianggap bersalah dalam kasus pemalsuan biaya transfer. Itu artinya, sampai saat ini poin Chievo masih mentok di angka -1. Ya, negatif satu.
Ventura sendiri menjalani laga debut sebagai pelatih Chievo dengn menjamu Atalanta di Stadio Marc'Antonio Bentegodi pada Minggu (21/10/2018). Sejatinya, Atalanta pun tengah dalam masa suram karena klub asuhan Gian Piero Gasperini itu sebelumnya selalu gagal menang dalam lima pertandingan terakhir dan terdampar di urutan 17 klasemen, atau hanya satu setrip di atas zona degradasi.
Namun, pertandingan yang semestinya berjalan sengit itu akhirnya jadi milik Atalanta sepenuhnya. Pada babak pertama, mereka mencetak dua gol lewat Marten de Roon dan Josip Ilicic. Usai jeda, Ilicic mencetak dua gol lagi untuk menggenapi hat-trick sebelum akhirnya Robin Gosens mencetak gol kelima La Dea. Chievo baru bisa mencetak gol hiburan lewat sepakan penalti Valter Birsa di menit-menit akhir.
ADVERTISEMENT
Pada laga itu, Chievo memang kalah segalanya. Penguasaan bola mereka cuma 38 persen. Mereka juga cuma sanggup melepaskan 3 tembakan, di mana hanya 1 yang tepat sasaran. Sebaliknya, Atalanta mampu melancarkan 17 upaya mencetak gol dengan 7 di antaranya tepat sasaran. Hal-hal inilah yang kemudian membuat Ventura menuding mental bertanding sebagai biang keladi.
"Ini adalah pertandingan yang betul-betul tidak bisa kami komentari karena sudah jelas setelah lima menit bahwa kami tidak akan meraih apa-apa darinya," kata eks pelatih Torino itu kepada Sky Italia.
"Kami ingin bermain, tetapi buruknya karakter dan kurangnya ketenangan membuat para pemain jadi seperti lupa caranya melakukan hal-hal dasar seperti mengumpan. Selama enam hari terakhir aku menggenjot persiapan dengan menekankan pada gaya bermain, taktik, pergerakan pemain, tetapi sekarang aku sadar bahwa itu merupakan sebuah kesalahan."
ADVERTISEMENT
"Tim ini sama sekali tidak bisa fokus pada hal-hal seperti itu untuk saat ini. Kami harus kembali lagi ke dasar dan memperbaiki determinsi, konsentrasi, dan komitmen. Belum lagi kondisi fisik pemain yang sangat buruk. Aku lihat tadi ada pemain yang sudah capek padahal laga baru berjalan setengah jam."
"Singkat kata, ada banyak perubahan yang harus kami wujudkan dan kami akan segera memulainya besok (hari ini, red)," tutup Ventura.