Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Aksi boikot media sosial klub-klub Liga Inggris mendapat dukungan dari sejumlah pemain. Salah satunya datang dari pemain sayap Crystal Palace , Andros Townsend.
ADVERTISEMENT
Menurut Townsend langkah ini akan memberikan sinyal teguran bagi perusahaan yang bergerak media sosial. Sebab, jika dalam, kurun tiga hingga empat hari tak ada aktivitas di media sosial, bukan tak mungkin sesuatu yang buruk terjadi.
''Ini adalah awal dari perlawanan. Saya bangga dengan para pemain yang mendukung gerakan ini. Akhirnya kami menemukan cara untuk berbicara,'' kata Townsend dalam wawancaranya bersama BBC .
Townsend menyadari bahwa langkah melakukan boikot ini memang tak akan berpengaruh banyak. Namun, satu pesan khusus kiranya bisa tersampaikan kepada para perusahaan media sosial.
''Ini menjadi peringatan kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak di media sosial. Jika Anda tidak mulai mengatur platform Anda, itu akan menjadi aksi boikot yang akan berlarut-larut,'' Townsend menambahkan.
ADVERTISEMENT
Aksi gerakan boikot media sosial ini dilakukan untuk membangkitkan kesadaran tentang serangan ujaran kebencian secara daring. Pasalnya, banyak pesepak bola di Inggris yang kerap mendapat ancaman rasialisme di media sosial.
Salah satunya adalah kompatriot Townsend di Crystal Palace, Wifried Zaha. Pemain Pantai Gading ini bahkan sudah muak dengan lontaran rasialis yang diterimanya.
Premier League sendiri mendukung aksi pemberantasan ujaran kebencian. Dalam kampanye mereka, sesaat sebelum pertandingan, seluruh elemen pertandingan melakukan aksi Black Lives Matter dengan berlutut sesaat sebelum pertandingan.
Namun, Zaha sudah tak lagi melakukan hal tersebut . Per Maret 2021, saat Palace bertemu West Brom, Zaha memilih tak melakukan kampanye terinspirasi dari kasus yang menimpa George Floyd yang menjadi korban rasialisme oleh kepolisian Amerika.
ADVERTISEMENT
''Orang-orang mulai gagal untuk melihat relevansi dari berlutut: 'Ini adalah sikap yang sembrono, tidak berarti apa-apa, tidak ada yang dilakukan','' kata Townsend.
''Tapi jika fan benar-benar kembali [ke stadion] musim depan dan kami mendengar ejekan kembali, itu akan menunjukkan pentingnya mengambil berlutut dan melakukan kampanye. Mudah-mudahan itu tidak terjadi dan akhirnya bisa menjadi aksi yang positif,'' dia menjelaskan.
Klub-klub Liga Inggris akan melakukan boikot media sosial. Rencananya, boikot itu akan dimulai pada Jumat (30/4) pukul 21:00 WIB hingga Selasa (4/5) pukul 05:59 WIB.
---