Beda dengan Inggris, Federasi Skotlandia Larang Transgender di Sepak Bola Wanita

30 April 2025 11:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain timnas Skotlandia saat pertandingan Kualifikasi Zona Eropa Piala Dunia Wanita 2023 di stadion Hampden Park, di Glasgow, pada 6 Oktober 2022. Foto: Lesley Martin / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain timnas Skotlandia saat pertandingan Kualifikasi Zona Eropa Piala Dunia Wanita 2023 di stadion Hampden Park, di Glasgow, pada 6 Oktober 2022. Foto: Lesley Martin / AFP
ADVERTISEMENT
Federasi Sepak Bola Skotlandia (SFA) memutuskan melarang perempuan transgender bermain di kompetisi sepak bola wanita. Kebijakan ini mulai berlaku pada musim depan.
ADVERTISEMENT
Dalam aturan baru tersebut, hanya perempuan yang secara biologis lahir sebagai perempuan yang boleh ikut bertanding. Kebijakan ini berlaku untuk seluruh laga kompetitif dari kelompok usia U-13 ke atas.
Sebelumnya, Skotlandia masih mengizinkan pemain transgender ikut serta jika memenuhi syarat tertentu, tergantung kadar testosteron mereka. Namun, kebijakan itu kini resmi diubah setelah rapat dewan SFA pada Kamis (24/4) pekan lalu.
Perubahan aturan ini muncul setelah Mahkamah Agung Inggris menyatakan bahwa kata "perempuan" dalam Undang-Undang Kesetaraan hanya merujuk pada perempuan secara biologis. Putusan itu menjadi respons atas kebijakan pemerintah Skotlandia yang sebelumnya ingin memperluas definisi tersebut agar mencakup perempuan transgender.
Perdana Menteri Skotlandia, John Swinney, telah mengimbau organisasi olahraga untuk menunggu arahan resmi dari Komisi Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia sebelum mengubah kebijakan tentang inklusivitas. Namun, SFA memilih untuk melangkah lebih dulu dengan kebijakan barunya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, tidak ada pemain transgender yang terdaftar di kompetisi sepak bola wanita Skotlandia. Meski begitu, SFA dikabarkan sedang menyusun strategi baru untuk meningkatkan partisipasi dari komunitas LGBTQ+ dalam dunia sepak bola.
Timnas Wanita Inggris (Lionesses) ketika menjuarai UEFA Women's Euro 2022. Foto: Lindsey Parnaby / AFP
Sementara itu, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) masih mempertahankan aturan yang memperbolehkan perempuan transgender bermain, asalkan kadar testosteron mereka tetap rendah selama 12 bulan. Kebijakan itu berdampak pada sekitar 20 pemain transgender yang saat ini terdaftar di Inggris.
Jika muncul kekhawatiran soal kelayakan, FA menyatakan bisa melibatkan komite khusus yang menangani pemain transgender dan non-biner.
“Kami sedang mengkaji ulang kebijakan kami dengan cermat dan mencari saran hukum,” ucap seorang juru bicara FA pada Selasa (29/4) kemarin, dikutip dari The Guardian.
ADVERTISEMENT