Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Casey Stoney: Dipecat San Diego Wave Bikin Saya Kehilangan Tempat Tinggal
3 Maret 2025 14:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Hari itu datang lebih cepat dari yang ia bayangkan. 2 Juni 2024, Casey Stoney resmi didepak dari kursi pelatih San Diego Wave, klub liga sepak bola wanita Amerika Serikat (NWSL).
ADVERTISEMENT
Cerita bermula pada saat ia terbang dari AS ke Inggris untuk menghadiri pemakaman. Namun, sesampainya di sana, mantan kapten Timnas Wanita Inggris itu mendapat kabar dari San Diego Wave bahwa ia telah dipecat sebagai pelatih kepala.
Hal itu sungguh disayangkan, mengingat Stoney sudah memperpanjang kontrak dengan klub tersebut hingga 2027. Ia bahkan sudah memboyong seluruh anggota keluarganya untuk menetap di AS.
Pemecatan itu berdampak besar pada hidup Stoney. Karena visanya bergantung pada pekerjaannya di Amerika Serikat, Stoney dan keluarga pun kehilangan hak untuk tinggal di California.
"Saat saya dipecat, visa kami langsung dicabut saat saya berada di Inggris. Saya, pasangan saya, beserta tiga anak saya mendadak tak punya tempat tinggal," ujar Stoney kepada BBC Sport, Minggu (2/3).
ADVERTISEMENT
Perjalanan Stoney di San Diego Wave
Stoney, yang mencatatkan 130 caps bersama Timnas Wanita Inggris, melatih San Diego Wave sejak 2021 setelah meninggalkan Manchester United Women.
Klub ini masih baru ketika ia datang, tetapi Stoney berhasil membawa San Diego Wave finis di peringkat tiga pada musim pertama, lalu menjadi pemuncak klasemen di musim kedua. Tak cuma itu, mereka juga berhasil dua kali mencapai semifinal play-off sebelum meraih gelar NWSL reguler pada 2023.
Namun, di musim ketiga Stoney melatih, klub mulai mengalami penurunan performa. Mereka hanya meraih tiga kemenangan dari 14 pertandingan. Hasil kurang memuaskan itu membuat posisinya sebagai pelatih terancam hingga akhirnya dipecat pada 2 Juni 2024.
Stoney merasa keputusan tersebut tidak adil. Menurutnya, timnya hanya mengalami sedikit penurunan performa, dan itu bukan masalah besar.
ADVERTISEMENT
"Sejujurnya, saya tidak merasa pantas kehilangan pekerjaan. Setelah semua yang telah saya lakukan dan korbankan, rasanya sulit diterima. Tapi yang lebih menyakitkan adalah dampaknya terhadap keluarga saya," ucap pelatih berkebangsaan Inggris itu.
“Saya punya tiga anak kecil. Mereka berusia sembilan dan enam tahun saat itu. Mereka tidak punya rumah. Jadi, bagi saya, itu tidak bisa dimaafkan,” sambung Stoney.
Anak-anak Stoney seharusnya kembali ke sekolah di San Diego setelah liburan musim panas, tetapi rencana itu berantakan. Stoney pun mengambil peran sebagai guru di rumah untuk mereka selama periode sulit tersebut.
Butuh Waktu untuk Bangkit
Empat bulan setelah pemecatannya, Stoney akhirnya mendapatkan visa baru berkat pekerjaan konsultasi yang memungkinkannya kembali ke AS.
ADVERTISEMENT
Selama masa sulit itu, mereka harus mengandalkan bantuan dari kerabatnya di Inggris untuk tempat tinggal. Ia pun memanfaatkan waktu tersebut untuk refleksi diri dan mengunjungi berbagai klub guna mencari arah baru dalam kariernya.
"Saya sempat berpikir untuk meninggalkan sepak bola. Saya mendapatkan beberapa tawaran setelah dipecat, tetapi saya menolak semuanya. Saya butuh waktu untuk memastikan kehidupan kami kembali stabil," ungkap Stoney.
Kesempatan Baru di Timnas Wanita Kanada
Saat Arsenal dan beberapa klub Liga Inggris Wanita mencari pelatih baru, nama Stoney masuk dalam radar mereka. Namun, tawaran yang akhirnya menarik perhatiannya datang dari Timnas Wanita Kanada.
Awalnya, ia ragu untuk melatih tim nasional karena terbiasa bekerja langsung dengan pemain setiap hari. Namun, setelah menjalani proses seleksi yang berlangsung tiga hingga empat bulan, ia semakin tertarik.
ADVERTISEMENT
"Saya menyukai proses seleksi mereka yang sangat mendalam. Saya juga mendapat kesempatan untuk mewawancarai mereka sebanyak mereka mewawancarai saya,” ujar Stoney.
Selain itu, pekerjaan di Kanada memungkinkannya tetap tinggal di California, yang menjadi faktor penting dalam keputusannya.
"Saya punya anak-anak yang tidak mengerti apa yang terjadi saat saya dipecat. Banyak air mata dan kesedihan. Jadi, tawaran ini sangat membantu kami sebagai keluarga," lanjutnya.
Masa Depan Bersama Kanada
Timnas Wanita Kanada, yang saat ini berada di peringkat keenam dunia, tengah dalam masa transisi setelah berbagai kontroversi, termasuk skandal penggunaan drone oleh staf pelatih mereka saat Olimpiade Paris 2024.
Meski begitu, Stoney melihat ada potensi besar dalam tim ini.
Turnamen pertamanya sebagai pelatih Kanada langsung berbuah manis. Ia berhasil membawa timnya menjuarai Pinatar Cup 2025 di Spanyol setelah menang telak 7-0 atas Chinese Taipei, menang 2-0 melawan Meksiko, dan imbang 1-1 melawan Tiongkok.
ADVERTISEMENT
"Tim ini sangat menarik. Mereka sudah menunjukkan kemampuan hebat dalam kondisi sulit tahun lalu, tapi saya yakin masih banyak yang bisa dikembangkan," kata Stoney penuh optimisme.
Setelah melalui masa tergelap dalam hidupnya, Casey Stoney kini kembali ke jalur yang ia cintai: sepak bola.