Coach Timo soal Liga 1 Putri: Idealnya 8 Tim & Dihubungkan dengan Universitas

6 Mei 2025 15:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timo Scheunemann. Foto: Dok Timo Scheunemann
zoom-in-whitePerbesar
Timo Scheunemann. Foto: Dok Timo Scheunemann
ADVERTISEMENT
Timo Scheunemann, Kepala Pelatih MilkLife Soccer Challenge dan Eks-Pelatih Timnas Wanita Indonesia, menyarankan agar Liga 1 Putri tak diikuti terlalu banyak tim. Timo bilang, idealnya hanya delapan tim saja.
ADVERTISEMENT
Menurut Timo, klub-klub yang berkompetisi di Liga 1 Putri juga bisa dihubungkan dengan perguruan tinggi di Indonesia. Jadi, nantinya ia berharap para atlet tidak hanya fokus olahraga saja, tapi juga bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
Pelatih yang mengantongi Lisensi UEFA A Pro itu menilai atlet akan mendapat dukungan lebih dari orang tua juga ada jaminan pendidikan di dalamnya.
"Saya justru melihat kalau idealnya liga pro itu tidak usah banyak tim, misalnya delapan kota saja, dan dihubungkan dengan universitas. Jadi mereka main pro sekaligus main di tim universitas. Jadi ada liga universitasnya, tapi juga ada liga pro-nya dengan pemain yang kira-kira hampir sama gitu," kata Timo Scheunemann di Kingkong Soccer Arena, Minggu (4/5), dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
"Orang tua lebih mungkin mendukung anaknya jika ada jaminan pendidikan. Jadi mereka bisa melihat sepak bola sebagai jalur ke universitas," ujar pelatih yang sempat menangani Timnas Wanita Indonesia di 2008 tersebut.
PS Tira melawan PSIS Semarang di Liga 1 Putri 2019. Foto: PSSI
Dengan jumlah peserta yang tidak terlalu banyak, maka jalannya Liga 1 Putri tidak terlalu panjang. Menurut Timo, hal tersebut realistis diterapkan di Indonesia mengingat pesepak bola putri di Indonesia kerap menemui sejumlah hambatan, seperti dihadapkan dengan usia tertentu yang mengharuskan sudah menikah dan lain sebagainya.
"Kalau perempuan tidak realistis seperti itu (liga rutin bergulir setiap pekan), karena kita juga harus lihat semuanya itu ada faktor ekonomi kan. Dan kalau putri biasanya juga, apalagi di Asia, umur 25 udah menikah dan sebagainya," lanjut Timo.
ADVERTISEMENT
Liga 1 Putri edisi pertama pada 2019 diikuti oleh 10 tim. Kala itu, 10 tim tersebut dibagi ke dalam dua grup, dengan masing-masing lima klub.
Nantinya, dua tim terbaik di tiap grup berhak melaju ke semifinal. Kala itu, semifinal dan final menggunakan format home and away.
Persib Putri keluar menjadi juara Liga 1 Putri 2019 usai mengalahkan Tira Persikabo Kartini dalam dua leg. Leg pertama 3-0 dan leg kedua 3-1.
Persib Bandung saat melawan PS Tira di Liga 1 Putri 2019. Foto: PSSI

Digelar 2027, Diprioritaskan Jawa-Bali

PSSI merencanakan untuk menggelar kembali Liga 1 Putri pada 2027 mendatang. Ketum PSSI, Erick Thohir, berkilah bahwa kompetisi ini terus diundur agar matang dalam penyelenggaraannya.
Nantinya, PSSI akan memprioritaskan pesertanya yang bermarkas di Pulau Jawa dan Bali saja pada 2027. Itu dilakukan untuk menekan anggaran transportasi. Nantinya tiap tim disebut bakal menempuh jalur darat baik bus atau kereta untuk melakoni pertandingan di Liga 1 Putri.
ADVERTISEMENT
“Nah makanya kita melihat sepertinya tahun 2027 ketika tadi program dari MilkLife sudah berjalan empat tahun lebih, program tim nasional yang senior ada, yang usia di bawah 18 ada, sudah mulai tebel, nah baru liganya bisa dilahirkan dengan kualitas yang baik,” sambung Erick di Jakarta, Selasa (29/4).
“Itu pun kita memprioritaskan hanya di Jawa dan Bali untuk sementara. Kenapa? Kita untuk memastikan biaya transportasi klub-klub ini bisa ter-cover,” tandasnya.