Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dipuja di Inggris, Terlunta di Prancis: Cerita Mary Earps Jadi Cadangan di PSG
9 Oktober 2024 9:21 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Seperti roda, hidup terus berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang kamu ketiban apes: saat berada di bawah, mobil terparkir dan kamu terempas di tanah dalam waktu yang lama.
ADVERTISEMENT
Nasib Mary Earps mungkin tidak segawat itu. Tapi apabila tak ada perubahan, bisa jadi masa depannya sesuram analogi di atas.
Mantan kiper Manchester United Women itu baru pindah ke PSG musim panas kemarin. Dengan United yang hanya finis di posisi lima, Liga Champions Wanita (UWCL) jelas akan mereka lewatkan. Seiring dengan habis kontraknya, Earps memutuskan pindah ke PSG, semifinalis UWCL musim lalu.
“Aku merasa kepindahan ke PSG ini akan membawaku keluar dari zona nyaman. Ini akan memberikanku banyak hal, baik sebagai pemain maupun sebagai manusia. Aku merasa tim ini adalah salah satu yang terbaik di Eropa,” ujar Earps, dikutip dari Goal.
Earps datang ke Paris dengan status kiper utama Timnas Wanita Inggris, dua kali predikat kiper terbaik FIFA, juga BBC Sports Personality of the Year. Tentu, yang ia harapkan adalah posisi utama di PSG, penampilan di UWCL yang tak bisa diberikan oleh United, posisi utama di Timnas Wanita Inggris, dan masa depan yang penuh trofi dan gilang-gemilang.
ADVERTISEMENT
Namun, di beberapa pekan awal Earps di Paris, apa yang diharapkannya jadi abu-abu. Ia mulai terpinggirkan dalam dua laga terakhir dan hanya menghangatkan bangku cadangan. Ia juga bikin kesalahan dalam salah satu laga kualifikasi UWCL melawan Juventus, yang pada akhirnya memupus harapan PSG untuk tampil di kompetisi terbesar Eropa itu untuk semusim ke depan.
Musim PSG dimulai saat kualifikasi UWCL melawan Juventus di Italia pada 19 September lalu. Di pertandingan itu, Earps jadi starter namun justru melakukan kesalahan yang berujung pada gol kedua Juventus. Di laga itu, PSG ditekuk 3-1 oleh tuan rumah.
Tiga hari kemudian, perjalanan PSG di Liga Prancis Wanita dimulai. Earps kembali dipercaya menjadi starter dan membawa PSG menang 1-3 dari tuan rumah Montpellier.
ADVERTISEMENT
Namun, pada 26 September, PSG harus kalah lagi saat menjamu Juventus di leg kedua fase kualifikasi UWCL. Meski kali ini tak melakukan kesalahan, Earps juga tak bisa berbuat banyak dalam kekalahan 1-2 dari Juventus. Akhirnya, PSG pun tersingkir dan tak bisa tampil di UWCL musim ini.
Duka buat PSG, luka buat Earps—yang datang ke Paris untuk bisa berlaga di Eropa. Dan sejak saat itu, setidaknya dua pekan setelahnya, buat Earps, Paris tak sama lagi.
Tiga hari setelah melawan Juventus, PSG kembali berlaga di Liga Prancis Wanita melawan tim kecil Guingamp. PSG menang meyakinkan dengan skor 4-0. Tak ada hambatan berarti di sepanjang laga—Guingamp bahkan tak mencatatkan tembakan ke gawang sama sekali.
ADVERTISEMENT
Tapi itu semua tak berarti buat Earps. Pemain berusia 31 tahun itu cuma duduk di bangku cadangan. Tempatnya tergantikan oleh Katarzyna Kiedrzynek, kiper 33 tahun yang tahun lalu ganti-gantian dengan Constance Picaud mengisi pos kiper PSG. Saat Picaud pindah ke Fleury, Kiedrzynek awalnya dilihat banyak orang akan menjadi pelapis Earps. Tapi hal itu kini jadi tidak pasti.
Ditambah lagi, di pertandingan terakhir melawan Le Havre, Earps kembali cadangan. Dan PSG kembali menang.
Tentu musim masih panjang, dan rotasi adalah sesuatu yang muskil untuk dihindari. Namun, Earps tidak muda lagi dan rotasi adalah hal terakhir yang mungkin ia butuhkan. Dengan namanya yang begitu besar di sepak bola wanita dunia, menjadi pelapis buat kiper gaek dari Polandia jelas mencoreng muka.
ADVERTISEMENT
Apalagi, dengan tersingkirnya PSG di UWCL, kompetisi yang diperebutkan oleh Earps dan Kiedrzynek makin sempit. Apabila tren berlanjut, yaitu Kiedrzynek bermain di Liga, Earps hanya akan kebagian Coupe de France Féminine. Sungguh panggung yang terlalu kecil buat pemain sekelas Earps.
Ditambah lagi, belakangan ini, tempatnya di Timnas Wanita Inggris mulai terancam oleh kiper berusia 23 tahun yang belakangan tampil moncer bersama Chelsea, yaitu Hannah Hampton. Apabila ingin memastikan tempatnya di Euro 2025, Earps mesti mendapatkan kembali “mojo”-nya sebagai kiper top dunia.