Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Erick Thohir: Kalau Orang Kembangin Grassroot Dulu, Saya Mau Timnas Dulu!
13 Mei 2024 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Penampilan Timnas Indonesia di Piala Asia Wanita U-17 jauh dari kata memuaskan. Zaira Kusuma dkk kalah tiga kali berturut-turut dalam fase grup; yang pertama 1-6 dari Filipina, kemudian 0-12 dari Korea Selatan, dan yang terakhir 0-9 dari Korea Utara. Indonesia ada di posisi buncit Grup A, tanpa poin, hanya dengan sebiji gol, dan kemasukan 27 gol.
ADVERTISEMENT
Hampir semua yang menonton pertandingan-pertandingan tersebut sepakat, bahwa para pemain yang diturunkan Coach Satoru Mochizuki tampak masih hijau dan tak berpengalaman. Pendapat tersebut diamini Heidi Scheunemann, pelatih sekaligus aktivis sepak bola wanita yang fokus pada perkembangan sepak bola wanita Papua, pemain Indonesia kurang jam terbang.
Karenanya, tuntutan agar PSSI segera menggelar kembali Liga 1 Putri di Indonesia terus berkumandang. Tak cuma dari pegiat-pegiat sepak bola, fan sepak bola Indonesia pun tahu bahwa kompetisi yang konsisten dan berjenjang adalah harga mati kalau Indonesia tak mau terus-terusan jadi bulan-bulanan di kompetisi internasional.
Tapi, Ketum PSSI, Erick Thohir, rupanya percaya pada school of thought lain dalam mengembangkan sepak bola wanita di Indonesia. Ia bilang, untuk kasus Indonesia, PSSI perlu mengembangkan timnasnya dulu.
ADVERTISEMENT
“Saya perlu membangun tim nasionalnya dulu. Mungkin kalau orang di balik dari grassroots, kalau saya tim nasionalnya dulu kita bangun,” ujar Erick Thohir kepada wartawan usai menonton Indonesia vs Korea Utara di Piala Asia Wanita U-17, Bali, Minggu (12/5) sore kemarin.
Kehadiran tim nasional tersebut, menurut Erick, akan membangun harapan di benak pemain-pemain di grassroot.
“Karena kan selama ini tim nasional putri nggak pernah terlihat. Bagaimana kita membangunkan masyarakat dari tidur, kalau dia ngelihat nggak ada harapan? ‘Orang nggak pernah ditandingin, nggak pernah ada apa-apa, nggak ada komitmen dari PSSI-nya?’ Gitu kan?” tanya Erick, retoris.
Tak Mau Percepat Kembalinya Liga 1 Putri
Sebelumnya, Souraiya Farina, sekjen ASBWI, lebih dulu membocorkan bahwa Liga 1 Putri akan kembali pada 2026. Itu berarti, kompetisi yang terakhir digelar pada 2019 itu baru akan kembali dua tahun lagi.
ADVERTISEMENT
Keputusan PSSI itu disayangkan banyak pihak. Bagi mereka, dua tahun adalah waktu yang lama, sementara sepak bola wanita Indonesia sudah terlalu lama tidur.
Ditundanya Liga 1 Putri sampai 2026 ini punya banyak kelemahan, terutama buat pemain. Bagi pemain yang sudah berusia di atas 25, menunggu dua tahun tentu saja hampir menutup kesempatan mereka berkompetisi di level tertinggi.
Belum lagi, pemain-pemain di atas umur 21 tahun, berada di level menengah, dan tak tergabung dalam TC-TC timnas, kompetisi akan kesulitan menemukan menit bermain kecuali mengandalkan tarkam.
Ditanya apakah tak ada rencana memajukan kembalinya Liga 1 Putri itu, Erick tegas menolak. “Nggak. Belom. Sabar. Ya kita ini ibarat lagi baru melek. Jangan diburu lari, jatuh nanti,” kata Erick.
ADVERTISEMENT