FIFPro: Sepak Bola Wanita Masih Sangat Memprihatinkan

30 November 2023 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain timnas wanita Zambia pada laga semifinal Piala Afrika Wanita 2022 melawan Afrika Selatan di Stadion Mohammed V di Casablanca pada 18 Juli 2022. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemain timnas wanita Zambia pada laga semifinal Piala Afrika Wanita 2022 melawan Afrika Selatan di Stadion Mohammed V di Casablanca pada 18 Juli 2022. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Asosiasi Pesepak Bola Profesional Internasional, FIFPro, melakukan survei terhadap 260 pesepak bola yang terdiri dari 26 tim peserta di Piala Dunia Wanita. Di sana, FIFPro menemukan adanya kekhawatiran mengenai stabilitas keuangan.
ADVERTISEMENT
Satu dari tiga pemain dilaporkan mendapat penghasilan kurang dari USD30 ribu (Rp464 juta) per tahunnya dari sepak bola. Satu dari lima pemain bahkan memilih untuk bekerja sambilan demi menambah cuan mereka.
FIFPro juga menemukan adanya kekhawatiran lain. Sebanyak 10 persen pemain tidak menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum turnamen dan 22 persen tidak menjalani elektrokardiogram (EKG). Padahal, menurut FIFA, itu adalah hal yang wajib dilakukan oleh setiap pemain.
Di kualifikasi Piala Dunia kemarin, ditemukan sebanyak 54 persen pemain tidak menjalankan tes media; 70 persen juga dilaporkan tidak menjalani EKG. Sedangkan di Piala Dunia Wanita, 60 persen pemain berkata bahwa mereka tidak mendapat dukungan kesehatan mental.
“Sangat, sangat mengecewakan bahwa statistik tersebut tidak mencapai 100 persen,” kata Dr. Alex Culvin, Kepala Strategi dan Penelitian FIFPro untuk sepak bola wanita, menyadur The Athletic pada Kamis (30/11).
ADVERTISEMENT
Dr. Culvin mengatakan bahwa apa pun yang berada di bawah 100 persen dalam hal EKG ataupun pemeriksaan medis pra-turnamen, tidak dapat diterima. Ia menegaskan bahwa setiap pemain wajib menyelesaikan pemeriksaan penting tersebut sebelum bertanding. Peraturan harus diterapkan dan dipatuhi sepenuhnya, katanya.
“Para pemain membutuhkan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mereka secara menyeluruh, mulai dari kesehatan hingga kondisi selama turnamen. Sehingga, mereka memiliki wadah untuk menjadi yang terbaik dalam kompetisi,” kata Dr. Culvin.
Survei juga melaporkan bahwa 53 persen pemain menganggap waktu istirahat yang diberikan sebelum dan sesudah Piala Dunia Wanita tidaklah cukup. Sementara itu, 2/3 pemain merasa bahwa fisik mereka tidak optimal saat awal turnamen Piala Dunia. Mereka juga menekankan masalah kalender pertandingan internasional dan kurangnya persiapan pemain.
ADVERTISEMENT
“Tentu saja tidak ada waktu cukup di akhir Piala Dunia tahun ini untuk beristirahat dan kemudian harus berlatih kembali untuk bersiap-siap menghadapi beberapa musim tradisional di Eropa, misalnya,” kata Gregorius.
“Masih ada beberapa celah penting yang harus diatasi. Kami akan berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan para pemangku kepentingan dan menyelesaikannya sesegera mungkin,” pungkasnya.