Mumpung Lagi Euforia Timnas Wanita, Liga 1 Nggak Mau Dipercepat Aja?

29 Mei 2024 19:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Wanita Indonesia bentangkan spanduk "Liga Putri?". Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Wanita Indonesia bentangkan spanduk "Liga Putri?". Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penampilan apik Timnas Wanita Indonesia saat menggulung Singapura 5-1 di Stadion Madya, Jakarta, Selasa (28/5) kemarin membawa euforia bagi pencinta sepak bola Indonesia. Masyarakat Indonesia akhirnya bisa menjadi saksi, bagaimana timnas wanita juga membawakan kebanggaan yang sama apabila meraih hasil positif.
ADVERTISEMENT
Namun, kebanggaan tersebut terasa belum sempurna di benak para fans, pelatih dan pemain di akar rumput, bahkan pemain-pemain timnas itu sendiri. Mereka merindukan kembalinya Liga 1 Putri, kompetisi sepak bola wanita Indonesia yang sudah lima tahun hilang dan tak kunjung pulang.
Bahkan, usai laga vs Singapura, pesepak bola wanita Indonesia beramai-ramai bersama suporter mendendangkan lagu menuntut agar Liga 1 Putri segera kembali. Mereka mengibar-ngibarkan spanduk “Liga Putri?” yang sempat dipasang di pagar tribun saat pertandingan berlangsung, namun dicopot oleh petugas.
Mana, mana, Liga Putrinya?
Liga Putrinya sekarang juga.
Namun agaknya tuntutan itu mental di atas rencana PSSI. Sebelumnya mereka, lewat Ketua Umum Erick Thohir, telah menyampaikan bahwa Liga 1 Putri baru akan kembali 2026. Keukeuhnya PSSI terhadap keputusan itu diulangi oleh exco-PSSI, Arya Sinulingga.
ADVERTISEMENT
“Masalah Liga Putri ini kan enggak gampang karena kita enggak mau bikin liga habis itu mati. Enggak mau seperti itu kan? Bikin liga itu harus sustain, berkelanjutan, bukan hanya seadanya, makanya kita harus siapkan jauh-jauh hari. Makanya, butuh waktu agak lama persiapannya,” ujar Arya, Rabu (29/5).
Arya melanjutkan, bahwa masyarakat mesti bersabar terkait Liga 1 Putri ini.
“Terus apakah setahun ini nggak ada sesuatu? Ya ada, kami akan bikin kompetisi di daerah sekalian menyiapkan terbentuknya Liga Putri nanti. Sabar, semua harus sabar nih, kita tahu semua pengin dikerjain, enggak bisa, harus ada prioritas. Kalau semua dikerjain nanti enggak beres, makanya bertahap, Pak Erick tuh seperti itu,” ujar Arya.
Timnas Wanita Indonesia melawan Singapura di Stadion Madya, GBK, Jakarta, Selasa (28/5/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Galih Dimuntur Kartasasmita, manajer Timnas Wanita Indonesia saat ini, juga memberikan komentar soal tuntutan masyarakat ini. Menurutnya, euforia yang ada di masyarakat dan kondisi riil persepakbolaan Tanah Air tak bisa disatukan.
ADVERTISEMENT
"Hal pertama adalah euforia masyarakat, yang kedua adalah kesiapan liga. Nggak bisa digabung, memang euforianya tinggi, betul. Tapi kan liga itu tidak bisa lahir besok, harus ada timnya, harus ada operatornya, harus ada semuanya. Jadi dengan arah kita sekarang, kita bisa pelan-pelan mengorganisir suatu liga yang sangat baik,” ujar Galih.
“Daripada diburu-buru, hasilnya kurang efisien. Mendingan kita bangun pelan-pelan,” tutupnya.